MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT
CONTOH DAN PENERAPAN MASALAH PENGHITUNGAN
Disusun Oleh:
1.
FAKHRUR RAZI (170311861614)
2.
RIRIN NOVIA
ASTUTI (170311861527)
3.
NURSIDRATI (170311861597)
Dosen
Pengampu: Prof. Drs. Purwanto, P.hd.
UNIVESITAS
NEGERI MALANG
PASCASARJANA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
OKTOBER 2017
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................... ii
A.
Pendahuluan....................................................................................................... 1
B.
Contoh
dan Penerapan Masalah Penghitungan ................................................. 2
1.
Permainan
Kartu...................................................................................... 2
2.
Koefisien Multinomial............................................................................. 3
3.
Strategi Penyususunan............................................................................. 5
4.
Penyelesaian Bilangan Bulat
pada Persamaan......................................... 6
5.
Pengontrolan Kualitas............................................................................. 7
6.
Paradoks De Mere................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................. 8
A. PENDAHULUAN
Banyak masalah penghitungan dapat diatasi dengan menemukan sejumlah cara
terpilih yang ditentukan jumlah elemen yang berbeda dari satu set ukuran
tertentu, dimana urutan elemen ini diperhatikan. Banyak masalah penghitungan
lainnya dapat dipecahkan dengan menemukan sejumlah cara untuk memilih sejumlah
elemen tertentu dari satu set ukuran tertentu, di mana urutan elemen dipilih
tidak diperhatikan. Misalnya, dalam berapa banyak cara kita bisa memilih dua
siswa dari lima siswa untuk bermain bulu tangkis berpasangan? Berapa banyak
panitia tiga orang siswa bisa dibentuk dari kelompok empat siswa? Pada bagian
ini kita akan menjelaskan tentang contoh dan aplikasi tentang masalah penghitungan.
B. CONTOH
DAN PENERAPAN MASALAH PENGHITUNGAN
1.
Contoh 2.4.1
Permainan Kartu
Soal:
Berapa
peluang
pengambilan secara
acak dari 5
kartu full house (3 kartu senilai dan 2 kartu senilai dengan nilai yang
lain) dari
seperangkat kartu bridge?
Penyelesaian:
Ada
52 kartu diambil 5 sehingga ada C(52, 5) cara pengambilan. Kita menguraikannya menjadi 4 langkah:
·
Pertama
menentukan kartu
kembar sehingga ada C(13,1) cara yakni 13 pasang diambil 1 pasang.
·
Kemudian ada C(4,3) cara pada
pengambilan 3 kartu
yang sama pada tiap pasangannya.
·
Untuk
menentukan sepasang yang sama maka tinggal 12 pasang kartu di ambil 1 pasang
sehingga ada C(12,1) cara.
·
Karena
akan diambil 2 kartu, maka setiap pasang mempunyai C(4,2) sehingga
diperoleh peluang secara
acak yaitu
Jadi,
peluang
pengambilan secara
acak dari 5
kartu full house (3 kartu senilai dan 2 kartu senilai dengan nilai yang
lain) dari
seperangkat kartu bridge
adalah 0,0014
Soal:
Di
New York LOTTO 48TM ,
seorang
pemain memilih 6
angka berbeda dari angka 1- 48. Pada suatu malam akan diadakan undian dengan
pengambilan 6 bola angka. Jika 6 angka dipilih, kemudian pemain itu menang pada
putaran pertama. Jika tepat
5 angka dipilih dari 6 angka terpilih
sebelumnya maka pemain akan menang pada putran kedua. Berapa
peluang pemain itu menang di putaran pertama? putaran kedua?
Penyelesaian:
·
Pengundian
Pertama
Ada C(48,6) = 12.271.512 cara untuk memilih 6 angka yang
berbeda. Pada pengundian pertama peluang seorang pemain menang/beruntung adalah
.
·
Pengundian
Kedua
Pada pengundian kedua 5 angka
dipilih dari 6 angka tepilih sebelumnya maka masih ada C(6,5) dan 1 angka lagi
dipih dari sisa 42 angka maka ada C(42, 1) cara setelah sebelumnya telah
diambil 6 angka. Sehingga diperoleh peluang pemain menang pada putaran kedua adalah
Jadi, peluang pemain itu menang di putaran pertama adalah
dan putaran kedua adalah
2.
Contoh
2.4.2 Koefisien Multinomial
Soal:
Berapa
cara yang dapat digunakan untuk mengubah kata “BOOK-KEEPER”?
Penyelesaian:
Untuk membentuk sebuah susunan, kita
mempunyai 10 huruf yaitu 2 huruf O, 2 huruf K, 3 huruf E yang sama, 1 huruf B,
1 huruf P, dan 1 huruf R. Ada 6 langkah penyelesaian masalh ini:
·
Pertama pilih huruf O pada awal susunan
sehingga ada C(10,2) cara,
·
Kita
pilih K sehingga ada C(8,2) cara,
·
Pilih
E sehingga ada C(6,3) cara.
·
Kemudian kita pilih B sehingga C(3,1)cara,
·
Lalu,
pilih
P ada C(2,1) cara dan,
·
Terakhir
pilih P sehingga ada C(1,1)cara, sehingga diperoleh:
Bentuk akhir faktorial tidak memperhatikan
dan mengetahui dimana letak huruf pada suatu susunan. Semuanya merupakan jumlah
dari huruf yang tersusun pada setiap pemodelan/tipe. Misalkan pada bentuk yang lain
(seperti huruf K diletakkan di awal) maka akan menghasilkan jawaban yang sama.
Ini mengajak kita pada proposisi berikut:
Proposisi
2-10
Diberikan suatu n objek, r1
objek kesatu, r2 objek
kedua, …, dan rk objek ke-k, sehingga banyaknya cara untuk
menyusun n objek adalah
Hal yang seperti ini dinamakan koefisien multinominal dan dinotasikan
sebagai
, C(n;
r1, r2, …, rk), atau P(n; r1, r2, …, rk). Kita akan mendiskusikan koefisien binomial dan
multinomial yang lebih jelas pada bagian berikutnya nanti.
Bukti.
Kita mempunyai n tempat yang dapat
digunakan untuk meletakkan semua objek. Kita akan membentuk susunan dengan k langkah. Pertama kita pilih tempat
pertama untuk objek kesatu sehingga ada C(n,r1)
cara, kemudian tempat kedua (susunan kedua)kita pilih untuk objek kedua
sehingga ada C(n - r1, r2)
cara, dan seterusnya. Sehingga didapat persamaan:
Berdasarkan masalah di atas, koefisien
multinominal juga muncul pada
permasalahan distribusi (penyusunan).
Masalah:
Pada
tumpukan kartu bridge terdapat 52 kartu yang dibagikan sama rata kepada 4 pemain. Berapa banyak cara yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini?
Penyelesaian: Ambil
13 kartu pada pemain pertama sehingga ada C(52,13)
cara, pemain kedua juga mengambil 13 kartu sehingga ada C(39, 13) cara, dan begitu juga untuk
pemain ketiga dan keempat. Sehingga diperoleh C(52,13) C(39, 13) C(26, 13) C(13, 13) =
~
5.36 x 1028.
Dengan
keterangan ini, berapa peluang “perfect
deal” yakni setiap pemain menerima semua warna dari jenis kartu.
Berdasarkan gambaran kita, kejadian ini akan terjadi hanya sekali dari 5.36 x
1028 cara yang ada. Jika terdapat 2 juta permainan bridge 4 pemain
bermain bersama setiap detik maka perfect
deal akan terjadi sekali pada setiap 8.5 milyar permainan.
3. Contoh 2.4.3 Strategi Penyusunan
Permasalahan-permasalahan berikut
dituliskan dengan menggambarkan beberapa ide:
Permasalahan:
(a) Berapa
banyak cara yang dapat digunakan untuk menyusun kata dari kata GARDEN dengan huruf
vokal disusun susuai urutan alfabetis?
(b) Berapa
banyak cara yang dapat digunakan untuk menyusun kata dari kata GARDEN dengan huruf
vokal disusun bersama?
Penyelesaian:
(a) Ada
6 huruf yang akan menempati tempat yang berbeda. Kita akan membentuk sebagai
sebuah penyusunan dengan 3 langkah.
·
Pertama kita pilih tempat untuk huruf
vokal sehingga ada C(6,2) cara.
·
Kemudian kita masukan huruf vokal
berdasarkan urutan alfabetisnya,ini berarti A berada di kiri dan E berada di
kanannya.sehingga
·
Kita
tambahkan semua huruf konsonan yaitu ada 4! cara. Berdasarkan hasil tersebut
maka jawabannya adalah C(6,2) 4! =
360 cara
(b) Kita
akan membentuk susunan dengan 2 langkah.
·
Pertama kita membuat semua kata yang
huruf vokalnya digunakan bersamaan/berdekatan yaitu EA atau AE.
·
Kemudian kita susun 1 dari EA atau AE dengan 4 huruf lainnya
sehingga ada 5! bara. Berdasarkan langkah penyelesaian tersebut maka diperoleh
2 x 5! = 240 cara.
Permasalahan:
Berapa
banyak cara yang dapat digunakan untuk menyusun huruf BANDANAS dengan syarat tidak ada huruf vokal yang berurutan?
Penyelesaian:
Terkadang kita berfikir akan menjumlahkan
semua cara sebelum kita menyusunnya.
Strategi: Kita mempunyai 3 huruf vokal dan 5 huruf
konsonan. Kita namai 3 V dan 5 C. Pertama
kita perhatikan bahwa susunan kata yang akan disusun tidak ada huruf
vokal yang berurutan. Kemudian kitasusun V dan C pada suatu kata.
Bentuk: Pada langkah pertama kita akan menyusun V dan C
dengan tidak ada V yang berurutan. Sehingga didaapat bentuk V … V … V dengan C
selalu dan harusberada diantara huruf V,maka susunan tersebut menjadi V C V C V.
Selanjutnya kita
letakkan 3 huruf C lainnya pada 4 tempat yang mungkin: berada di kiri dari V
yang pertama, berada diantara huruf V
pertama dan kedua, berada diantara huruf V yang kedua dan ketiga, dan berada
disebelah kanan huruf V yang ketiga. Ini sama artinya dengan meletakkan 3 huruf
konsonan lainnya pada 4 tempat. Oleh karena itu langkah pertamayang kita
kerjakan ada C(4-1 +3, 3) = 20 cara. Pada langkah kedua kita mengganti V dengan
huruf vokal sehingga kitamemiliki 3 huruf A yang sama, dan tanpa memperhatikan
mana A yang terlebih dahulu diletakkan sehingga ini hanya ada 1 cara. Akhirnya,
kita mengganti C dengan huruf konsonan. Seperti contoh terakhir ini dapat
diselesaikan dengan 5!/2! = 60 cara. dari hasil di atas maka penyelesaiannya
adalah 20 x 60 = 1200 cara penyusunan.
4.
Contoh
2.4.4 Masalah Penyelesaian Bilangan Bulat pada Persamaan
Permasalahan:
Berapa banyak cara penyelesaian bilangan
bulat dari X1 + X2
+ X3 = 10 dengan Xi
≥ 0?
Penyelesaian:
Misalkan X1 = X2 = 0 maka X3 = 10
Misalkan X1 = X2 = 0 maka X3 = 10
Kita mempunyai 3 tempat, setiap tempat sebagai variabel dan
kita susun kesepuluh angka yang mungkin yang dapat menentukan nilai dari
variabel. Kemudian masalah ini sama dengan cara penyusunan 10 angka yang
identik ke dalam 3 tempat yang berbeda setiap selnya / tempatnya dapat
dinotasikan C(3-1+10,10) = 66.
Berikut
3 masalah yang ekuivalen:
1.
Jumlah
cara yang dapat dipilih untuk memilih r
objek dari n objek dengan cara
pengulangan
2.
Jumlah
cara untuk menyusun r objek pilihan yang identik ke dalam n tempat dengan
berbeda setiap selnya
3. Jumlah cara penyelesaian bilangan bulat dari X1 + X2 + X3
= 10 dengan Xi ≥ 0
.
.
5.
Contoh
2.4.5 Pengontrolan Kualitas
Permasalahan:
Sebuah perusahaan menghasilkan 10000
kepingan computer. Dari pengambilan sampel 100 ditemukan 5 kepingan rusak.
Berapa kemungkinan cara pengambilan jika terdapat k kepingan yang rusak?
Penyelesaian:
Ada C(10000,100)
cara untuk memilih 100 kepingan dari kumpulan 10000 kepingan. Kemudian kita temukan banyak cara untuk
pengambilan 5 kepingan yang rusak. Kita dapat menyusun itu sebagai sampel ke
dalam 2 langkah. Pertama kita pilih 5 kepingan yang rusak sehingga ada C(k, 5) cara. Selanjutnya kita pilih 95
kepingan yang baik sehingga ada C(10000 –
k,95). Oleh karena itu, jumlah dari sampelnya adalah C(k, 5) C(10000 – k,95), dan kemungkinannya C(k, 5) C(10000 – k,95) / C(10000,100).
Jika sampel kita benar-benar acak, maka kita dapat memperkirakan ada 500
kepingan yang rusak pada 10000 kepingan yang tersedia. k = 500 merupakan
kemungkinan kerusakan terbanyak yang mungkin.
6.
Contoh
2.4.6 Paradoks De Mere
Permasalahan:
(a) Berapa
peluang dari 4 kali lemparan dadu paling sedikit muncul sekali dadu bermata 6?
(b) Berapa
peluang dari 24 kali lemparan dari sepasang dadu yang menghasilkan paling
sedikit muncul 1 kali yang keduanya bermata 6?
Penyelesaian:
(a) Banyak
cara dari pelemparan sebuah dadu sebanyak 4 kali adalah 64, misalkan
M adalah banyak cara pelemparan dadu paling sedikit muncul sekali dadu bermata
6. Misalkan N banyak cara pelemparan dan O adalah dadu yang munculbukan angka
6, maka N = M + O sehingga M = N – O. jadi O = 54 sehingga M = 64
– 54. Sehingga peluangnya (64 – 54)/ 64
= 0.5177…
(b) Dengan
cara yang sama, peluang dari 24 kali lemparan dari sepasang dadu yang
menghasilkan paling sedikit muncul 1 kali yang keduanya bermata 6 adalah (3624
– 3524)/3624 = 0.4914
DAFTAR PUSTAKA
Townsend, R. 1987. Discrete
Mathematics: Applied Combinatorics and Graph Theory. California: The
Benjamin/Cummings Publishing Company
Rosen, H.K. 2007. Discrete
Mathematics and Its Application. New York. The McGraw-Hill Companies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar