BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kata biologi berasal
dari bahasa Yunani yaitu bios yang
artinya hidup dan logos artinya ilmu.
Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang hidup serta
masalah-masalah yang menyangkut hidupnya.
Biologi mempelajari
semua makhluk hidup, tidak saja tumbuhan atau hewan-hewan yang hidup di bumi
sekarang ini, tetapi juga tumbuhan dan hewan yang hidup pada masa lampau.
Seperti yang telah kita
ketahui bahwa pengertian biologi adalah ilmu tentang makhluk atau organisme,
maka berdasarkan jenis organisme yang di pelajarinya, secara umum biologi dapat
di bagi menjadi dua yaitu botani dan zoology. Sedangkan berdasarkan segi-segi
tertentu dari organisme yang dipelajarinya, biologi dapat di bagi dalam
beberapa cabang diantaranya antanomi, ekologi, histology, taksonomi, morfologi
dan lain-lain.
Konteks
yang kita pelajari hanyalah bagian-bagian morfologi dari makhluk hidup
tersebut, namun apakah bagian, susunan, dan kandungan yang mengisi
fisiologinya. Untuk itu pembuktian secara langsung (praktikum) merupakan
landasan atau wadah yang sangat cepat untuk menyikapi keseluruhan dari hal-hal
atau fenomena yang ada di sekiar kita. Konteks yang diharapkan adalah
terciptanya mahasiswa dan mahasiswi yang cerdas mampu menyikapi , mengkaji
serta menyimpulkan hasil pembuktiannya, terlebih mampu mengeksposisikan apa
yang telah di siapkan sebelumnya
Biologi
merupakan ilmu tentang kehidupan yang sudah berakar dari dalam tubuh manusia.orang
melihat hewan,dan membudidayakan tanaman hias,mengundang burung-burung dengan
menyediakan tanaman belakang rumah
mereka,mengunjungi kebun binatang dan cegar alam/taman nasional.
Biologi
adalah pengerjawataban ilmiah dari kecenderungan manusia yang merasa mempunyai
hubungan dan tertarik pada semua bentuk
kehidupan.Biologi adalah ilmu yang di peruntukkan orang-orangdengan pemikiran
yang selalu bertualang.biologi membawa kita sendiri maupun melalui orang
lain,memasuki hutan,gurun,lautan dan lingkungan lainnya,dimana berbagai
kehidupan beserta lingkungan fisikknya berpadu membentuk jaringan-jaringan
kompleks yang di sebut ekosistem.
Dengan
mempelajari kehidupan maka kita akan terdorong masuk kedalam laboratorium guna
mengamati lebih dekat lagi berbagai bentuk-bentuk kehidupan yang disebut
organisme,melakukan kerja.biologi juga mengajak kita memasuki dunia mikroskopik
yang di huni oleh unit-unit dasar dari organisme yang di kenal sebagai
sel,serta memasuki kerajaan submikroskopik,yang lebih kecil lagi,yang di huni
oleh molekul-molekul yang menyusun sel-sel tersebut. Perjalanan intelektual
kita mengajak kita mundur ke masa lalu karna biologi tidak hanya membahas
tentang kehiduoan masa kini tetapi juga membahas sejarah bentuk purba kala yang
sudah berumur hampir 4 miliar tahun,ruang lingkup biologi sangatlah luas bahkan
meliputi seluruh alam jagat raya ini.
Lewat
kegiatan pratikum dilakukan yaitu untuk melengkapi materi Biologi Umum dan
merupakan tindak lanjut dari
pembelajaran yang diadakan di dalam kelas. Kegiatan ini dibimbing oleh para co.
Ass yang telah ditunjuk dan dilaksanakan di Laboratorium IAIN Mataram dan juga
dilapangan.
Dalam
melakukan praktikum, mahasiswa dituntut untuk dapat mengamati dan menyimpulkan
secara langsung apa yang dapat dilihat dan diamati dalam pelaksanaan Praktikum.
Dengan
demikian mahasiswa dapat mengetahui secara pasti materi-materi Praktikum. Dalam
praktikum biologi ini akan membahas beberapa materi, yaitu jaringan tumbuhan
dan hewan, organ-organ pada tumbuhan, difusi dan osmosis, fotosintesis, dan
fermentasi nata de coco.
Kehidupan
di bumi ini di gerakkan oleh energi matahari.kloroplas tumbuhan menangkapenergi
cahaya yang telah menempuh jarak 160 juta kilometer dan mengubahnya menjadi
energi kimia yang di simpan di dalam guladan molekul lainnya,proses seperti ini
di sebut fotosintesis.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
saja jaringan penyusun tumbuh tumbuhan dan hewan?
2.
Organ
apa saja yang ada pada tumbuhan?
3.
Bagaimana
proses terjadinya difusi dan osmosis?
4.
Apa
yang menyebabkan proses plasmolisis dan deplamolisis terjadi?
5.
Bagaimana
proses terjadinya fotosintesis?
6.
Faktor
apakah yang mempengaruhi berlangsungnya fotosintesis?
7.
Bagaimana
cara membuat Nata de Coco?
8.
Apa
yang berperan dalam proses pembuatan Nata de Coco?
C.
TUJUAN
1.
Untuk menyebutkan dan menjelaskan jaringan
penyusun tumbuh tumbuhan dan hewan.
2.
Untuk
Menyebutkan organ-organ yang ada pada tumbuhan.
3.
Untuk Mengetahui terjadinya proses difusi dan
osmosis pada organisme hidup.
4.
Untuk Mengetahiu proses plasmolisis dan
deplamolisis pada sel-sel tumbuhan.
5.
Untuk Mengetahui proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi
fotosintesis
6.
Untuk
mengetahui bagaimana proses dari fotosintesis.
7.
Untuk
mengetahui cara pembuatan nata de coco
8.
Untuk
mengetahui cara dalam pembuatan minyak kelapa melalui fermentasi.
ACARA I
ORGAN-ORGAN PADA
TUMBUHAN
1.
Pelaksanaan
a.
Hari
/ tanggal : Ahad, 21 Oktober 2012
b.
Waktu : 10.56 – 11.23 WITA
c.
Tempat : Gedung B Fakultas Tarbiyah IAIN
Mataram
d.
Tujuan :
1)
Menyebutkan
3 pokok organ penyusun tubuh tumbuhan
2)
Menyebutkan
derivat-derivat dari organ pokok tumbuhan
3)
Membedakan
bagian – bagian akar secara umum
4)
Menyubutkan
perbedaan antara akar serabut dan akar tunggang
5)
Menyebutkan
bagian – bagian batang dan daun
6)
Membedakan
daun lengkap dan daun tidak lengkap
7)
Menyebutkan bagian dari alat
reproduksi tumbuhan
2.
Landasan Teori
Histologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan
peran sel penyusunnya sedangkan Sitologi adalah ilmu yang mempelajari struktur
dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel,
serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
a.
Akar
Akar
tersusun dari jaringan-jaringan Epidermis, Parenkim, Endodermis, Kayu, Pembuluh
(pembuluh kayu dan pembuluh tapis) dan Kambium pada tumbuhan dikotil. Permukaan
akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar memiliki
jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan
mirip lendir yang disebut misel (mycel) yang berperan penting dalam pertukaran
hara serta interaksi dengan organisme (mikroba) lain[2].
Adapun fungsi akar adalah Untuk
menguatkan tegaknya tumbuhan, Untuk menyerap air dan garam mineral, Tempat
menyimpan cadangan makanan, dan Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif
b.
Batang.
Susunan batang tidak banyak berbeda dengan akar. Batang
tersusun dari jaringan Epidermis, Parenkim, Endodermis, Kayu , Jaringan
pembuluh, dan Kambium pada tumbuhan dikotil. Struktur ini tidak banyak berubah,
baik di batang utama, cabang, maupun ranting. Permukaan batang berkayu atau
tumbuhan berupa pohon seringkali dilindungi oleh lapisan gabus (suber) dan/atau
kutikula yang berminyak (hidrofobik). Jaringan kayu pada batang dikotil atau
monokotil tertentu dapat mengalami proses lignifikasi yang sangat lanjut
sehingga kayu menjadi sangat keras. Adapun fungsi
batang adalah Menyalurkan air dan garam mineral dari akar menuju daun,
Menegakkan tubuh tumbuhan, Menghubungkan akar dan daun, dan Penimbunan cadangan
makanan.
- Daun.
Daun lengkap
terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun sendiri
memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun
batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis[3]. Helai daun sendiri tersusun dari jaringan-jaringan
dasar seperti Epidermis, Jaringan tiang, Jaringan bunga karang dan Jaringan
pembuluh. Permukaan
epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus) untuk
melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur, ataupun tetesan air hujan.
- Bunga.
Bunga merupakan organ tumbuhan yang
berfungsi sebagai organ h bagian-bagian kuncup sebelum bagian-bagian itu mekar.
Mahkota, berfungsi menarik serangga agar membantu proses penyerbukan Benang
sari, terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Fungsi benang sari merupakan
organ kelamin jantan pada tumbuhan. Dan Putik, terdiri dari kepala putik,
tangkai putik, dan bakal buah. Fungsi putik sebagai organ kelamin betina pada
tumbuhan.
3.
Alat dan Bahan
a.
Alat
1)
Cuter
b.
Bahan
1)
Akar
dan batang bayam berduri (Amarantus spinosus)
2)
Akar
padi (Oriza sativa L.)
3)
Batang
bunga mawar (Rosa hibrida)
4)
Batang
jagung (Zea mays)
5)
Batang
dan daun ubi kayu (Manihot utilisima)
6)
Daun
pisang (Musa paradisiaca L. )
7)
Bunga
kertas
8)
Bunga
sepatu
4.
Langkah Kerja
a.
Akar
1)
Menyiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
2)
Menuliskan
spesies dan famili dari preparat yang akan di praktikkan.
3)
Menyebutkan
sistem perakarannya apakah akar serabut atau akar tunggang
4)
Menggambar
skematis dan memberikan keterangan bagian – bagian dari preparat tersebut
a.
Batang
1)
Menyiapan
alat dan bahan yang dibutuhkan
2)
Menuliskan
spesies dan famili dari preparat yang akan di praktikkan
3)
Menggambar
skematis dan memberikan keterangan bagian – bagian dari preparat tersebut
b.
Daun
1)
Menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan
2)
Menuliskan
spesies dan famili dari preparat yang akan di praktikkan
3)
Menyebutkan
apakah daun tersebut termasuk daun lengkap ataukah daun tak lengkap
4)
Menggambar
skematis dan memberikan keterangan bagian – bagian dari preparat tersebut
c.
Bunga
1)
Menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan
2)
Menuliskan
spesies dan famili dari preparat yang akan di praktikkan
3)
Menyebutkan
apakah daun tersebut termasuk daun lengkap ataukah daun tak lengkap
4)
Menggambar
skematis dan memberikan keterangan bagian – bagian dari preparat tersebut
5.
Hasil Pengamatan
a.
Gambar
1)
Akar
a)
Akar
padi
Spesies : Oriza Sativa L.
Famili :
Poaceae (rumput-rumputan)
Gambar 1.1
Akar Padi (Aryza sativa)
|
Keterangan
:
1.
Akar Primer (radiks primarius)
2.
Leher akar (kolum radisi
3.
Batang akar (korpus radisi)
4.
Cabang – cabang akar (radiks
lateralis)
5.
Ujung akar (apeks radisi)
|
|
2).Akar
bayam berduri
Spesies: Amarantus Spinosus
Famili :
Amaranthaceae
Gambar 1.2
Akar bayam B. (Amarantus spinosus)
|
Keterangan
1.
Akar
Primer (radiks primarius)
2.
Leher
akar (kolum radisi
3.
Batang
akar (korpus radisi)
4.
Cabang
– cabang akar (radiks lateralis)
5.
Ujung
akar (apeks radisi)
|
||||||||||||||||||||||||
|
2).Batang
a).Batang jagung
Spesies :
Zea Mays
Famili :
Poaceae
Gambar 1.3
Batang jagung (Zea mays)
|
Keterangan :
1.
Buku
– buku batang (nodus)
2.
Ruas
batang (internodus)
3.
Daun
penumpu (stipula)
|
2).Batang
ubi kayu
Spesies :
Manihot Utilisima
Famili :
Euphorbiaceae
Gambar 1.4
Batang ubi kayu (Maniot uttilisima)
|
Keterangan :
1.
Buku
– buku batang (nodus)
2.
Ruas
batang (internodus)
3.
Daun
penumpu (stipula)
|
3). Batang bayam berduri
Spesies :
Amarantus Spinosus
Famili :
Amaranthaceae
Gambar 1.5
Batang
bayam B. (Amarantus spinosus)
1
|
Keterangan :
1.
Buku
– buku batang (nodus)
2.
Ruas
batang (internodus)
3.
Daun
penumpu (stipula)
|
4).Batang mawar
Spesies :
Rosa Hibrida
Famili : Rosaceae
Gambar 1.6
Batang bunga mawar (Rosa hibrida)
1 2
3
|
Katerangan :
1.
Buku
– buku batang (nodus)
2.
Ruas
batang (internodus)
3.
Daun
penumpu (stipula)
|
3).Bunga
1).Bunga sepatu
Spesies :
Hibiscus Tiliaceaus
Famili :
Malvaceae
Gambar 1.7
Bunga kembang Sepatu (Hibiscus tiliaceaus)
|
Keterangan :
1.
Putik
2.
Benang
sari
3.
Tangkai
benang sari dan putik
4.
Kelopak
5.
Daun
kelopak
6.
Tangkai
bunga
|
2)bunga
kertas
Spesies : Bougenvillea
Famili : Nictaginaceae
Gambar
1.8 bunga kertas.
|
|
|
|
|
Keterangan:
1.mahkota
2.putik
3.Tangkai bunga
4. Duri bunga
5. Daun.
4).
Daun
a)
Daun
pisang
Spesies :
Musa Paradisiaca
Famili :
Musaceae
|
|
|
|
Keterangan
|
1. Ibu tulang daun
2. Tepi daun
3. Pertualang daun
4. Ujung daun
5. Pangkal daun
|
b). Daun ubi kayu
Spesies :
Manihot Utilisima
Famili :
Euphorbiaceae
Daun ubi kayu (Maniot uttilisima)
|
Keterangan :
1.
Pangkal
daun (basis)
2.
Ujung
daun (apeks)
3.
Tepi
daun (morgo)
4.
Pertulangan
daun (nervasi)
5.
Ibu
tulang daun
|
b.Deskripsi
Dari keseluruhan pengamatan yang kami lakukan pada
tumbuhan-tumbuhan tersebut yakni meneliti akar,batang ,daun dan bunga dengan
mencari letak perbedaan antara tiga organ pokok atau organ pelengkap yakni
bunga yang boleh tidak ada di tumbuhan lain.
Dan kita ketahui dan dapat membedakan dengan jelas
bahwa antara akar tunggang dan akar serabut
yakni akar tunggang memiliki seluruh ciri-ciri akar,dan akar serabut
sebaliknya.dan seterusnya telah terlihat jelas di gambar-gambar
sebelumnyaperbedaan derivate.derivat dari organ pokok tumbuhan tersebut dari dikotil dan monokotil,dari duri sejati
dan semu,,daunsempurna dan tak sempurna/lengkap dan antara bunga sempurna dan
lengkap.
Pada bunga akan berbeda antara sempurna dan lengkap yakni bunga yang
sempurna memiliki keseluruhan ciri-ciri bunga,sedangkan bunga yang lengkp hanya
memiliki kedua alat reproduksi yakni kepala putik dan benang sari dan mungkin
hanya memiliki salah satu kelopak/mahkota.
1).Akar
dan batang bayam berduri (Amarantus spinosus)
Dari hasil pengamatan yang telah
kami lakukan kami bisa mendeskripsikan bahwa batang bayam berwarna hijau,
bercabang banyak, dan berduri, bertangkai panjang, bunder telur memanjang
sampai lanset, ujung tumpul, pangkal runcing, tulang daun dipunggung menonjol,
berwarna hijau. Pada ketiak daun terdapat sepasang duri keras yang mudah lepas.
Bunga berkelamin tunggal, bunga betina berkumpul dalam tukal yang rapat
berbentuk bola di ketiak dan bunga jantan berbentuk bulir yang dapat bercabang
pada pangkalnya, keluar diketiak daun atau ujung batang, warnanya hijau
keputihan, buah bulat panjang, hijau. Bijih bulat, kecil berwarna hitam. Adapun
Taksonomi tanaman bayam berduri adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas :
Caryophylales
Famili :
Amaranthaceae
Genus :
Amaranthus.
Spesies : Amaranthus spinosus
a).Akar Padi
(Aryza sativa)
Dari hasil
pengamatan yang telah kami lakukan kami bisa mendeskripsikan bahwa padi berakar
berserabut, batang tegak, tersusun dari deretan buku-buku dan ruas,
masing-masing buku dengan daun tunggal, ruas biasanya pendek pada pangkal
tanaman, pelepah saling menutupi satu
sama lain membentuk batang semu, terakhir membungkus ruas; helaian daun memita,
berisi bunga biseksual tunggal, buah bervariasi dalam ukuran, bentuk dan warna,
membulat telur, menjorong atau menyilinder, seringkali berwarna kuning
keputihan atau coklat. Adapun klasifikasi ilmiah (Taksonomi) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Aryzales
Familia : Aryzaceae
Genus : Aryza
Spesies : Ariza sativa
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Aryzales
Familia : Aryzaceae
Genus : Aryza
Spesies : Ariza sativa
2).Batang bunga mawar (Rosa hibrida)
Dari hasil pengamatan
yang telah kami lakukan kami bisa mendeskripsikan bahwa daun panjangnya antara 5-15 cm, daun penumpu
(stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit,
meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Bunga
terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian, bunga biasanya putih dan
merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Dalam sistematika
tumbuhan (Taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa hibrida
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa hibrida
a).Batang jagung (Zea mays)
Dari hasil pengamatan
yang telah kami lakukan kami bisa mendeskripsikan bahwa jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3
m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. merupakan tumbuhan yang
berkembangbiak dengan biji, terdapat ruas – ruas batang, dan biji jagung kaya
akan karbohidrat, dan berakar serabut.
Taksonomi
tanaman jagung (Zea mays) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
b).Batang dan daun ubi kayu (Maniot uttilisima)
Dari hasil
pengamatan yang telah kami lakukan kami bisa mendeskripsikan bahwa ubi
kayu merupakan tanaman yang bersifat rizomatik. Karena cadangan makanan
disimpan dalam akar berbentuk rizoma. Ubi kayu biasanya dituai antara sembilan
hingga 12 bulan. Tanaman ini
merupakan tanaman vegetatif dan termasuk dalam kelas dikotil.
Klasifikasi ilmiah (Taksonomi) tanaman Ubi kayu adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Manihoteae
Genus : Manihot
Spesies :
Maniot uttilisima
3)Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
Bunga sepatu atau kembang sepatu
adalah tanaman semak yang termasuk ke dalam suku kapas-kapasan dengan tinggi
pohon sekitar 2 sampai 5 meter. Kembang sepatu mempunyai nama ilmiah Hibiscus
rosa- L. Daun berbentuk bulat sinensis telur dengan ujung daun yang meruncing.
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak dan 5 lembar atau lebih mahkota bunga.
Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk
oval yang bertaburan serbuk sari. Bunganya ada yang berwarna merah, putih,
orange, merah mudah dan masìh banyak lagi. Karena bunganya yang cantik, kini kembang sepatu
dijadikan tanaman hias.
Klasifikasi kembang sepatu/ bunga sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
Kingdom :
Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.
Superdivisi : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.
Pada dasarnya tumbuhan tersusun atas 3
organ pokok yaitu akar (radiks), batang ( kaulus ) dan daun ( folium ).tumbuhan
yang mempunyai etiga unsur pokok tersebut digolongkan sebagai kormofita.
Akar merupakan organ tumbuhan yang
berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara serta menopang tegaknya tubuh
tumbuhan.
Batang merupakan hasil perkembangan
bakal batang (kaulikula) pada lembaga. Batang berfungsi untuk mendukung bagian
daun, bunga, biji, dan buah.
Ada 3 cara daun yang penting yaitu tipis
melebar, berwarna hijau, dan duduk pada batang dengan posisi menghadap sinar
matahari. Sifat – sifat tersebut sesuai dengan fungsi daun sebagai tempat
asimilasi, respirasi, transpirasi, dan butasi. Bunga merupakan alat reproduksi
seksual yang akan menghasilkan buah berbiji, dan berasal dari modifikasi tunas,
batang, dan daun .
6.
Pembahasan
Pada
praktikum ini kami memperoleh data dan informasi tentang beberapa organ tumbuhan
yang menjadi objek percobaan seperti :
a)
Batang
jagung (Zea mays)
Batang
jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak
seperti padi atau gandum. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung
adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Di kehidupan sehari – hari jagung
dapat dikonsumsi karena banyak karbohidrat pengganti nasi. Selain itu juga bisa
digunakan dalam pengobatan tradisional.
b) Batang dan daun ubi kayu (Maniot
uttilisima)
Dalam lendir ubi kayu, terdapat enzim
polifenolase, yang bila berhubungan langsung dengan udara dapat mengkatalisis
pembentukan senyawa coklat kehitaman yang disebut dengan "kepoyoan"
(oksidasi senyawa polifenol). Dalam kulit dan daging ubi kayu terdapat senyawa
linamarin yang dapat dihidrolisa menjadi HCN (asam sianida) yang bersifat
racun. Juga terdapat pada daun, yang pada daun muda jumlahnya lebih banyak
daripada daun tuanya. Racun ini pada ubi kayu sangat dipengaruhi oleh varietas
ubi kayu itu sendiri, iklim, keadaan tanah dimana ubi kayu itu ditanam,
bagaimana cara menanam ubi kayu tersebut, serta umur panennya.
c)
Bunga
Sepatu (Hibiscus rosasinensis).
Adapun
manfaat tanaman bunga sepatu yakni, berkhasiat menyejukkan dan menurunkan panas
demam yang keras, menyembuhkan rasa
menusuk - nusuk pada lambung, menyejukkan dan dapat mematangkan bisul, dapat digunakan sebagai obat demam pada anak - anak, obat
batuk, dan obat sariawan, untuk membantu persalinan,diminum mempercepat
kelahiran, obat pereda pada penyakit kencing bernanah ( gonorrhoe ), untuk
memperlancar haid, sebagai bahan pewarna makanan, misal mewarnai cuka nira enau
( aren ) menjadi merah
d)
Akar
dan batang bayam berduri (Amarantus spinosus).
Jika dilihat dari
anatomi dari akar dan batang maka tumbuhan ini termasuk dalam kelas dikotil.
Karena memiliki akar tunggang dan batang bercabang. Sedangkan secara ekonomis
dan biologis berkhasiat sebagai pereda demam (anti piretik), peluruh kencing
(diuretik), peluruh haid, peluruh dahak (ekspektoran), penawar racun
(antitoksin), menghilangkan bengkak (detumescent), dan pembersih darah.
e)
Akar
Padi (Aryza sativa.
Padi umumnya di konsumsi masyarakat sebagai makanan pokok khususnya di Indonesia
karena tinggi kandungan karbohidratnya, juga mengandung kandungan kimia seperti
dextrin, arabanoxyln, xylan, phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase dan
diastase) dan vitamin B1. Namun, padi tidak hanya dapat dijadikan sebagai
makanan pokok tetapi tanaman ini juga memiliki khasiat obat. Pati beras
bermanfaat untuk kecantikan kulit seperti pelembut kulit, selain itu juga untuk
peluruh kencing bagi orang yang susah kencing juga untuk pendingin tubuh.
f)
Batang bunga mawar (Rosa hibrida).
Bunga mawar merupakan tanaman yang termasuk
dalam kelas tumbuhan dikotil. Karena ciri – ciri yang dimiliki oleh tumbuhan
ini mewakili tumbuhan berkeping dua. Manfaat Tanaman mawar adalah sebagai
Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors), Tanaman hias dalam
pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor, Dijadikan bunga tabur
pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual, dan Diekstraksi minyaknya sebagai
bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).
7. Simpulan
Setelah kami
melakukan proses pengamatan pada organ tumbuhan tertentu kami dapat
menyimpulkan terdapat tiga pokok penyusun tubuh tumbuhan yakni akar,batang,dan
daun.Dan kami dapat membedakan dengan jelas dan terperinci lengkap dengan ciri-ciri atau bagian-bagian keseluruhan organ-organ
tersebut,dan dapat
mengetahui alat reproduksi pada tumbuhan.
ACARA II
DIFUSI DAN OSMOSIS
A.
DIFUSI
1.
PELAKSANAAN
a.
Hari/tanggal :
Ahad,14 Oktober 2012
b.
Waktu : 10.09 – 10.30 WITA
c.
Tempat :
Ruang 4 Gedung B Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram
d.
Tujuan :
1) Untuk mengetahui proses difusi pada
organisme hidup.
2) Untuk mengetahui sebab-sebab
terjadinya proses tersebut.
2.
Landasan Teori
Difusi adalah gerakan molekulatau ion dalam cairan dari daerah berkonsentrasi
tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah (diffusion)[4]. Atau dapat dapat juga di definisikan sebagai berikut difusi
merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan
berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran. Membrane sel adalah
lapisan terluar dari sel hidup yang berfungsi mengendalikan lalu – lalang zat
ke dalam dan keluar sel[5].
Difusi
adalah peristiwa mengalirnya/ berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian yang berkonsentrasi tinggi kebagian yang berkonsentrasi
rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien
konsentrasi.[6]
Difusi
pada prinsipnya adalah bergeraknya suatu zat (molekul, atom, atau ion) dari
suatu titik ke titik lain secara bebas yang disebabkan oleh gerak kinetik. [7]
Difusi adalah gerakan
molekul atau ion dalam cairan dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah (diffusion).[8]
Lalu lintas molekul
melewati membran sel (transport membran) ada dua macam yaitu transport aktif
dan transport pasif.
a. Transport
pasif adalah perpindahan molekul pada membran sel tanpa memrlukan energi.
Perpindahan molekul terjadi secara spontan karena adanya perbedaan kosentrasi
di dalam sel dan di luar sel. Contohnya: difusi dan osmosis.
b. Transport
aktif adalah perpindahan molekul yang melewati membran dengan menggunakan
energi. Perpindahan molekul dapat terjadi meskipun harus berlawanan gradien
kosentrasi. Contoh:pompa Na+ dan K-.[9]
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi yaitu :
a. Ukuran partikel.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi
b. Ketebalan
membran. Semakin tebal membrane, semakin lambat kecepatan difusi.
c. Luas suatu area.
Semakin besar luas area, maka semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak. Semakin
besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
e. Suhu. Semakin
tinggi suhu, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
3.
Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas kimia ukuran 200
mL
2)
Pengaduk
3) Stop watch
b. Bahan
1)
2
sachet Extra joss
2)
400
mL aquades
4.
Langkah Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menuangkan 200 ml aquades ke dalam
masing-masing gelas kimia
c. Memasukkan extra joss kedalam
masing-masing gelas kimia yang berisi aquades dengan dua perlakuan:
1) Perlakuan I = mengaduk larutan extra
joss dan mengamatinya
2) Perlakuan II = tanpa mengaduk larutan
extra joss dan mengamatinya
d. Menggambar dan menulis hasil
pengamatan.
5.
Hasil Pengamatan
a.gambar
1) Gambar difusi
Gambar 2.2.1 Tanpa diaduk
|
|
Keterangan:
1.extrajoss
2.air aquades
3.gelas kimia
200ml
|
Gambar 2.2.2
diaduk s
|
|
Keterangan:
1.pengaduk
2.extrajoss
3.air aquades
4.gelas kimia
200ml
|
b.Tabel
Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Difusi
Perlakuan
|
Tanpa
diaduk
|
Diaduk
|
||
Arah
gerak
|
Waktu
|
Arah
gerak
|
Waktu
|
|
Extrajoss
|
Ke
bawah
|
30 detik
|
Menyebar
|
|
c.Deskripsi
Menurut pengamatan yang kami lakukan, terjadi perbedaan proses difusi atau
penyebaran zat yang yang berkonsentrasi tinggi (extra joss) ke air. Hal itu
terjadi karena adanya perbedaan perlakuan antara larutan pada gelas kimia
pertama dan kedua. Pada larutan yang diaduk lebih cepat penyebaran serbuk extra
jossnya karena mendapat goncangan dari pengaduk sedangkan larutan yang tidak
diaduk lebih lama.
9.
Pembahasan
Difusi merupakan peristiwa penyebaran molekul dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Pada praktikum ini, kami telah
mencari kebenaran tentang hal tersebut dengan bantuan extra jos sebagai molekul
yang berkonsentasi tinggi (hipertonik) dan aquades 200 ml sebagai molekul
berkonsentrasi rendah (hipotonik). Ketika
extra joss (larutan hipertonik) tersebut dituangkan ke dalam aquades
(sebagai larutan hipotonik), maka dalam selang waktu tertentu molekul yang
dihasilkan oleh extrajoss lama-kelamaan akan menghilang dan menyatu dengan
aquades, sehingga larutan tersebut akan menjadi isotonis atau seimbang dengan
berubahnya warna aquades menjadi kuning.Dan pada percobaan tersebut antara yang di aduk sama yang tidak di aduk
dalam penyebaran berdeba.Apabila extrajoss tersebut di aduk maka larutannya
akan akan menyebar ke segala arah sedangkan larutan yang tidak di aduk arah
geraknya akan ke bawah.
10.
simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data dapat disimpulkan bahwa pada
proses difusi, cepat atau lambatnya penyebaran molekul air dipengaruhi oleh
tekanan, kuat arus, jarak semakin besar jarak antara
dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. Semakin kecil jarak antara
dua konsentrasi semakin cepat zat tersebut berdifusi. Jika kuat arusnya tinggi maka penyebaran molekul pun
akan cepat menyebarnya dibandingkan dengan arus yang lemah.
B.OSMOSIS
1
Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Minggu, 14
Oktober 2012
b. Waktu : 09.10 – 09.45
WITA
c. Tempat :Ruang3,Gedung B Fakultas Tarbiyha IAIN Mataram
d. Tujuan :
1) Untuk mengetahui proses osmosis pada
organisme hidup.
2) Untuk mengetahui sebab-sebab
terjadinya proses tersebut.
2
Landasan Teori
Dalam membandingkan 2 larutan yang konsentrasi zat terlarutnya berbeda,
larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi disebut hipertonik.
Larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah disebut sebagai
hipotonik. (hiper dan hipo masing-masing berarti “lebih” dan “kurang” disini
yang dimaksud adalah konsentrasi zat terlarutnya) ini hanya istilah-istilah
relatif yang hanya bermakna bila terdapat suatu perbandingan. Sedangkan
larutan-larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang sama disebut sebagai
isotoni (iso berarti sama).[10]
Difusi merupakan perpindahan
molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah
tanpa melalui selaput membran. Membrane sel adalah lapisan terluar dari sel
hidup yang berfungsi mengendalikan lalu – lalang zat ke dalam dan keluar sel[11].
Ketika menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel
melalui proses difusi. Pada masing-masing zat, kecepatan difusi
berbeda-beda. Untuk contoh kasus yang dijelaskan, yaitu antara sirup dan gas,
maka kecepatan difusi sirup lebih besar pada gas.
Osmosis adalah proses pendifusian molekul pelarut (umumnya air) melalui
selaput semipermeabel dari larutan encer ke larutan lebih pekat[12]. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami tapi dapat dihambatsecara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Tekanan osmotic bersifat koligatif,
yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan
bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis
adalah proses difusi pada organisme hidup, dimana molekul yang berdifusi
menerobos pori-pori membran plasma. Pada
umumnya membran pada organisme hidup bersifat semi permeabel (selektif
permeable) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat melewati.[13]
Osmosis adalah perpindahan air
melalui membran permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat.Mebran semi permeable dapat di tembus oleh pelarut,tetapi tidak
boleh zat terlarut,yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang
membrane.Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif,yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.[14]
3
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Air
b.
Gelas piala ukuran 200 mL 2 buah
c.
Gelas kimia ukuran 100 mL
d.
Sendok/pengaduk
e. Toples
f. Karet gelang
g. koins
2. Bahan
a. 1 butir telur
b.
Asam
cuka
c.
Gula pasir
d.
Aquades
4
Langkah Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukkan telur ayam dalam gelas piala yang berisi
larutan asam cuka pekat dan membiarkannya selama 24 jam( ini di lakukan
jauh sebelum pratikum,karna sesuai dengan waktu yang di lakukan)
c. Mengangkat telur tersebut dari dalam larutan asam cuka
pekat dan kemudian membilas dan mencuncinya dengan air
d. Menyiapkan koin untuk menggosok telur yang sudah di
rendam selama 24 jam tersebut.
e. Menggosok telur dengan koin secara perlahan-lahan dan
hati-hati sampai kulit luar
habis tetapi jangan sampai kulit ari nya rusak atau ikut dalam kulit luar,karna
akan di pakai sebagai membran
f. Memasukan 2 sendok makan gula kedalam gelas kimia 100
mm(ini sebagai hipertonis)dan memasukkan 1 sendok makan gula pada gelas kimia
200 mm(ini sebagai cairan hipotonis)
g. Menuangkan aqudes kedalam kedua gelas kimia
tesebut sebanyak takarannya/sesuai
isinya,gelas kimia 100 ml di isi dengan aqudes sebanyak 200 ml kemudian
mengaduknya dengan perlahan-lahan sampai benar benar-benar larut kedua-duanya.
h. Menuangkan larutan gula yang berada padda gelas kimia
100 ml kepada erlemeyen atau memindahkannya ke erlemeyer.
i.
Menutup erlemeyer tersebut dengan membrane dan memisahkan dari sel telur
dalam yakni ari telur dan menutup gelas kimia tersebut dengan ari telur dan
mengikatnya dengan karet gelang
j.
Membalik erlemeyer dengan perlahan dan memasukkan mulut erlemeyer
kedalam gelas kimia 200 ml yang telah terisi larutan gula tadi,di diamkan
seperti itu dalam waktu 5 menit.sampil memperhatikannya dengan seksama.
k. Mengamati apa yang terjadi ,apakah permukaan larutan
gula pada erlemeyer naik atau turun atau bertambah atau berkurang?dan mengapa
terjadi seperti itu.
l.
Mencatat hasil pengamatan
5
Hasil Pengamatan
1.
Gambar
Gambar 2.1 osmosis
|
Keterangan
1.
Kulit
ari telur
2.
Karet
gelang
3.
Gelags
piala
4.
Larutaan
hipertonis
5.
Larutan
hipotonis
6.
Gelas
kimia
|
2. Deskripsi
Pada proses osmosis kami melakukan
perpindahan larutn dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi dengan dua
larutan yang berbeda konsentrasinya. Dari kedua larutan ini nampak bahwa
larutan pertama memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan
konsentrasi pada larutan kedua. Sehingga pada proses osmosis hasil pengamatan
kami adalah larutan yang berkontrasi rendah akan mengalami perubahan dari segi
volume yakni semakin berkurang karena berpindah ke larutan yang konsentrasinya
tinggi melalui lapisan kulit telur yang bersifat semipermiabel, yakni setelah 5
menit kemudian larutan kedua berkurang 5 ml menjadi 195 ml karena berpindah ke
larutan pertama yang konsentrasinya lebih tinggi.
6
Pembahasan
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul dari konsentrasi rendah
(hipotonis) ke konsentrasi tinggi (hipertonis) dengan menerebos pori-pori
lapisan membrane plasma.
Pada percobaan osmosis ini, diamati perpindahan larutan sukrosa yang
berkonsentrasi rendah ke larutan sukrosa yang berkonsentrasi tinggi melalui
membran semipermeabel (kulit ari telur). Untuk larutan yang berkonsentrasi
rendah, dilarutkan satu sendok gula pasir ke dalam gelas kimia yang berisi 200
ml aquades. Sedangkan untuk larutan yang berkonsentrasi tinggi, dilarutkan dua
sendok gula pasir ke dalam gelas piala yang berisi 100 ml aquades. Kemudian
gelas piala dibalik dan dimasukkan ke dalam gelas kimia. Kemudian setelah
berselang lima menit, erlenmeyer diangkat dan volume larutan pada gelas piala
kembali diamati. Ternyata, terjadi perubahan volume pada gelas tersebut. Tabel
berikut ini akan menjelaskan perubahan volume yang terjadi setelah lima menit :
Tabel 2.1 Tabel Perubahan Volume
No
|
Keterangan larutan pada gelas kimia
|
Volume
|
1.
|
Keadaan semula
|
200ml
|
2.
|
Setelah 5 menit
|
195ml
|
Dari tabel di atas jelas digambarkan perubahan volume setelah lima menit.
Hal ini terjadi karena adanya proses osmosis yang berlangsung, yaitu larutan
yang berkonsentrasi rendah yang berada pada gelas kimia menembus kulit ari
telur dan berpindah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi yang berada pada
gelas piala. Dalam osmosis, molekul yang berkonsentrasi rendah akan menerobos
pori-pori lapisan membran plasma (dalam hal ini, kulit telur) dan berpindah ke
molekul yang berkonsentrasi tinggi.
Memasukkan gelas piala ke dalam gelas kimia dengan
membalik terlebih dahulu gelas piala seperti tampak pada gambar, kemudian
melakukan pengamatan selama lima menit.Setelah melakukan pengamatan selama lima
menit,mengeluarkan gelas piala dan membaliknya kemudian mengamati hal yang
terjadi ternyata terjadi larutan hipotonis berkurang 5 ml dan larutan
hipertonis bertambah 5 ml.
Hal
ini sesuai dengan landasan teoti di atas yanga menyatakan bahwa “Osmosis
adalah proses pendifusian molekul pelarut (umumnya air) melalui selaput
semipermeabel dari larutan encer ke larutan lebih pekat.
7
Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa
proses berpindahnya molekul air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis)
ke zat yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) dengan menerobos pori-pori
selaput membran semi permeabel dikarenakan adanya proses osmosis.
ACARA III
FOTOSINTESIS
1.
Pelaksanan
a. Hari/ tanggal : Ahad, 14 Oktober 2012
b. Waktu : 11.20 – 12.00 WITA
c. Tempat : Lapangan Kampus 2 IAIN Mataram
d. Tujuan :
1) Untuk mengetahui proses fotosintesis
yang terjadi pada tumbuhan.
2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya proses fotosintesis.
2.
Landasan Teori
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat menggunakan energi
matahari yang ditangkap melalui reaksi kompleks dan makro. Proses ini cara
tumbuhan membuat makanan. Karbohidrat terbentuk dari molekul kecil dari
persamaan dasar sebagai berikut:
6H2O + 6C2O Cahaya Matahari C6H12O6
+ 6 O2
Selain Karbohidrat proses ini juga menghasilkan oksigen sehingga tercapai
keseimbangan. Dalam proses fotosintesis, foton (paket
satuan) cahaya ditangkap oleh molekul-molekul
pigmen yang spesifik. Elektron-elektron di dalam molekul-molekkul pigmen
tersebut dieksitasi oleh foton-foton
yang diserap, dan elektron-elektron yang tereksitasi itupun akhirnya akan
membebaskan energi ke dalam sel saat elektron-elektron itu kembali ke dalam tak
tereksitasi. Banyak sel menggunakan energi ini untuk mereduksi karbondioksida
menjadi karbohidrat.
Fotosintesis adalah reaksi
endergonik utama dalam kehidupan- sebuah proses menaiki bukit dimana
molekul-molekul berenergi rendah seperti karbon dioksida dan air berinteraksi
untuk membentuk karbohidrat berenergi
tinggi dan pada akhirnya, lipid dan protein. Reaksi fotosintetik pada dasarnya
merupakan pembalikan dari respirasi saluler yang merupakan proses eksergonik.
Fotosintesis (photosyintesis)
proses biokimia menggunakan energi surya untuk menyintesis karbohidrat dari
karbon dioksida dan air dalam klorofil.[15]
Sedangkan menurut Prof. Dr. Hasan
Basri Jumin dalam bukunya dasar-dasar agronomi, fotosintesis adalah suatu
proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat yang menggunakan
karbon dioksida dari udara dan air dari dalam tanah dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil.
Proses tanaman yang paling
menakjubkan adalah perubahan energi cahaya menjadi energi kimia yang tersimpan
dalam sel berupa gula. Proses inilah yang membedakan tumbuhan dengan hewan dan
manusia. Klorofil
berfungsi sebagai penangkap energi matahari.[16]
Kloroplas merupakan tempat
fotosintesis pada tumbuhan. Semua bagian yang berwarna hijau pada tumbuhan,
termasuk batang hijau dan buah yang belum matang, memiliki kloroplas tetapi
daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis pada sebagian besar
tumbuhan terdapat kira-kira setengah juta kloroplas tiap milimeter persegi
permukaan daun, warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang
terdapat dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan
terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam
daun, karbon dioksida masuk ke daun, dan oksigen keluar melalui pori
mikroskopik yang disebut stomata (tunggal, stoma; bahasa Yunani, berarti
“mulut”).[17]
Pada fotosintesis
ada dua tahap yang terjadi yaitu:
a.
Reaksi terang berlangsung dengan
intensitas cahaya yang tinggi, dalam tahap ini klorofil menyerap cahaya dan
energi yang di tangkap oleh klorofil di gunakan untuk memecah molekul air dan
pemecahan ini sering di sebut fotolisis. Fotolisis mengakibatkan molekul air
pecah menjadi hidrogen dan oksigen.Reaksi fotolisis dapat disimpulkan sebagai
berikut:
2H2Oà 2H2+O2
b. Reaksi
gelap berlangsung dengan intensitas cahaya rendah, pada proses ini terjadi
pengiktan karbon dioksoda (CO2) di dalam daun karbondioksida ini
akan bergabung dengan ion hidrogen yang di hasilkan dari reaksi terang. Hasil
akhir pada fotosintesis tersebut dapat berupa monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.Hasil pada fotosintetis adalah gula sederhana yang terdiri dari
tiga atom karbon (C-3) dan senyawa ini sangat mudah bereaksi dan hasil lain
dari fotosintesis ialah berupa oksigen, dan oksigen akan bermanfaat untuk
proses pernapasan. Fotosintesis terjadi pada semua bagian tumbuhan yang hijau,
warna hijau pada tumbuhan disebabkan pigmen atau klorofil yang tersimpan di
organel di organel sel di sebut kloroplas, di dalam kloroplas inilah penyerapan
cahaya oleh klorofil di mulai pada proses fotosintesis.
Fotosintesis
adalah suatu peroses biokimia yang di lakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanpaatkan
energi cahaya. Hampir semua mahluk hidup bergantung dar energi yang di hasilkan
dalam fotosntesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan
di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) di sebut
sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilas karbon karena
dalam fotosintesis karbon bebas dari CO di ikat
(difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energy.[18]
Fotosintesis di kenal sebagai
suatu peroses sintesis makanan yang di miliki oleh tumbuhan hijau dan beberapa
mkro organisme fotosintetik. Organisme yang mampu mensintetis makananya sendiri
di sebut sebagai organisme autotrof. Autotrop dalam rangkai makanan menduduki
sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang di butuhkan dalam fotosintesis
adalah CO yang berasal dari udara dan HO
yang di serap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya
foto”cahaya”reaksi ini membutuhkan cahaya matahari sebagai energi dalam pembuatan
atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen).
Karbohidrat merupakan
senyawa karbon yang terdapat di dalam sebagai molekul yang komplek dan
besar.Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti
sukrosa,monosakarida,dan polisakarida.[19]
Kloroplas
merupakan tempat fotosintesis pada tumbuhan. Semua bagian yang berwarna hijau
pada tumbuhan, termasuk batang hijau dan buah yang belum matang, memiliki
kloroplas tetapi daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis pada
sebagian besar tumbuhan terdapat kira-kira setengah juta kloroplas tiap
milimeter persegi permukaan daun, warna daun berasal dari klorofil, pigmen
warna hijau yang terdapat dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan
yang terdapat di bagian dalam daun, karbon dioksida masuk ke daun, dan oksigen
keluar melalui pori mikroskopik yang disebut stomata (tunggal, stoma; bahasa
Yunani, berarti “mulut”).[20]
3.
Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas ukur
2) Stopwatch
3) Corong
4) Tabung reaksi
b. Bahan
1) Batang Hidrilla Vertisvilata
2) Air
4.
Langkah kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan.
b. Mengambil lima potong Hidrilla Verticvilata, kemudian
memasukkannya ke dalam corong.
c.
Memasukkan Hidrilla yang telah dimasukkan kedalam
corong, kemudian memasukkannya kedalam gelas ukur yang berisi air.
d. Menutup corong dengan tabung reaksi
yang berisi air,
e. Meletakkan gelas kimia tersebut ke tempat
yang langsung terkena cahaya matahari.
f. Mengamati dan menghitung banyaknya
gelembung yang keluar dari Hidrilla selama
3x3 menit.
g. Mencatat dan mengamati hasil
pengamatan.
5.
Hasil Pengamatan
a. Gambar
Gambar 3.1 reaksi terang
|
Gambar 3.2
reaksi gelap
|
Keterangan
gambar 3.1
1)
Corong
2)
Tabung
reaksi
3)
Air
4)
Hidrilla verticvilate
Keterangan gambar 3.2
1)
Corong
2)
Tabung
reaksi
3)
Air
4)
Hidrillah verticvilate
b. Tabel
No.
|
Waktu
|
Banyak Gelembung
|
1
|
3 menit pertama
|
10 gelembung
|
2
|
3 menit kedua
|
19 gelembung
|
3
|
3 menit ketiga
|
27 gelembung
|
Tabel 3.1 fotosintesis Reaksi Terang
N0.
|
Waktu
|
Banyak gelembung
|
1
|
3 menit pertama
|
Tidak ada gelombang
|
2
|
3 menit kedua
|
Tidak ada gelombang
|
3
|
3 menit ketiga
|
3 3 gelembung
|
Tabel 3.2 fotosintesis Reaksi Gelap
c.
Deskripsi
Dari percobaan yang kami lakukan, kami dapatkan
suatu pebedaan suatu perbedaan hasil fotosintesis pada hidrilla verticivilate.
1) Perlakuan ditempat yang teduh/gelap
Hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu
menyiapkan 5 potong daun hidrilla verticivilate, kami masukan ketabung reaksi
dan kami menghitung gelembung yang naik kepermukaan dalam waktu 3x3 menit.
Dalam 3 menit yang pertama dan kedua kami belum mendapatkan gelembung yang naik
kepermukaan tabung. Dan pada 3 menit yang ketiga gelembung naik cuma 3
gelembung.
2) Perlakuan pada tempat yang intensitas
cahayanya tinggi
Langka-langkah yang kami lakukan sama dengan perlakuan pada tempat yang
intnsitas cahayanya redup. Namun disini kita dapat perbedaan hasil, gelembung
yang naik dalam waktu 3x3 menit semakin banyak. Misalnya pada 3 menit pertama gelembung udara yang naik
kepermukaan tabung sebanyak 10, dan 3 menit kedua sebanyak 19 gelembung dan 3
menit ketiga sebanyak 27 gelembung.
Dari
percobaan di atas kita dapat mengetahui bahwa berlangsungnya fotosintesis itu
terjadi pada reaksi terang,bukan tetapi pada reaksi gelap tidak terjadi fotosintesis
akan tetapi tumbuhan tersebut sangat sulit untuk melapukan respirasi.
6.
Pembahasan
Fotosintesis adalah proses sintesis
karbohidrat menggunakan energi matahari yang ditangkap melalui reaksi kompleks
dan makro. Proses ini cara tumbuhan membuat makanan. Karbohidrat terbentuk dari
molekul kecil dari persamaan dasar sebagai berikut:
6C02+6h20 C6H12O6 + 6 O2 Cahaya Matahari
Tumbuhan Hidrilla merupakan tumbuhan yang
sebagian besar organnya adalah berwarna hijau, sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam landasan teori bahwa semua bagian yang berwarna hijau pada tumbuhan
merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis.
Selain itu,
melalui airlah kami dapat mengamati proses fotosintesis tersebut melalui
molekul yang berbentuk gelembung, banyak juga organnya yang terdiri dari daun
yang dimana daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis, karena di
dalam tiap milimeter persegi permukaan daun terdapat kurang lebih setengah juta
kloroplas.
Fotosintesis yang dilakukan pada
praktikum yaitu menggunakan tumbuhan hidrilla,
dimana tumbuhan hidrilla
tersebut di masukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah terisi air dan di tekan
dengan corong kimia yang dimana pada
ujung corong kimia tersebut di tutupi
dengan tabung reaksi.
Melalui praktikum
ini dapat diketahui bahwa tumbuhan Hidrilla
juga melakukan fotosintesis, hal ini terbukti dengan adanya molekul yang
bergerak ke atas berbentuk gelembung. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan
tersebut membuat makanannya melalui proses
fotosintesis, di mana proses ini di lakukan dalam organnya yang berwarna hijau
yang mengandung klorofil. Hidrilla
melakukan proses fotosintesis dengan bantuan energi surya untuk menyintesis
karbohidrat dari karbondioksida dan air dalam klorofil.
Selain itu, kami
juga menemukan bahwa dalam proses fotosintesis dibutuhkan cahaya utuk membantu
berjalannya. Jadi tumbuhan Hidrilla
bisa tergolong dalam tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan fotoautotrof merupakan
tumbuhan yang medapatkan energi metabolismenya dari sinar matahari melalui
proses fotokimia dan menggunakan karbondioksida sebagai sumber utama karbonnya.
7.
Simpulan
Berdasarkan hasil
analisa data dan pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa proses
fotosintesis pada tumbuhan berlangsung karena bantuan air dan cahaya.dalam
percobaan ini kami menggunakan tumbuhan hidrilla, dalam dua kali percobaan baik
dipercobaan pada tempat yang intensitas cahayanya tinggi maupun ditempat yang
intensitas cahayanya rendah. Dan kami dapat menyimpulkan, pada fotosintesis
faktor yang paling diperlukan yang paling penting fungsinya demi terjadinya
fotosintesis yang sempurna adalah cahaya matahari. Karena dapat kami buktikan,
hasil fotosintesis yang sempurna terjadi pada tumbuhan yang langsung terkena
cahaya matahari.
ACARA IV
FERMENTASI NATA DE COCO
1.
Pelaksanaan
a.Hari/tanggal
: Ahad,04 November 2012
b.Waktu
: pukul 07.45-9.15 WITA
c.Tempat
: Ruang II 6,gedung B kampus 2 IAIN Mataram
d.Tujuan :Untuk mengetahui bagaimana cara atau langkah-langkah
dalam pembuatan nata de coco.
2.
Landasan Teori
Istilah fermentasi sering diganti dengan istilah peragian, hal ini
sebenarnya tidak tepat. Kata ragi digunakan dalam pembuatan tempe, roti,
ragi-ragi tersebut mempunyai persamaan, yakni dapat menghasilkan fermen atau
enzim yang dapat mengubah subsitrat
menjadi bahan lain dengan mendapat keuntugan berupa energi. Adapun
subsitrat yang mereka ubah itu berbeda-beda[21].
Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri
dari senyawa selulosa (dietry fiber),
yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan
jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Bibit nata
sebenarnya merupakan golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum.
Dalam kehidupan jasad renik, bakteri dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok
yaitu bakteri yang membahayakan, bakteri yang merugikan dan bekteri yang
menguntungkan. Adapun yang termasuk dalam kelompok bakteri yang membahayakan
antara lain adalah bakteri yang menghasilkan racun atau menyebabkan infeksi,
sedangkan termasuk dalam kelompok bakteri yang merugikan adalah bakteri
pembusuk makanan. Sementara yang termasuk dalam kelompok bakteri yang
menguntungkan adalah jenis bakteri yang dapat dimanfaatkan oleh manusia hingga
menghasilkan produk yang berguna. Acetobacter xylinum merupakan salah
satu contoh bakteri yang menguntungkan bagi manusia seperti halnya bakteri asam
laktat pembentuk yoghurt, asinan dan lainnya.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk
nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan
Nitrogen, melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri
tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula
menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada
air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang
akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai
nata.
Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus
berasal dari kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda.
Bahan tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana,
sumber nitrogen, dan asam asetat. Pada ummumnya senyawa karbohidrat sederhana
dapat digunakan sebagai suplemen pembuatan nata de coco, diantaranya adalah
senyawa-senyawa maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan manosa. Dari beberapa
senyawa karbohidrat sederhana itu sukrosa merupakan senyawa yang paling
ekonomis digunakan dan paling baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit
nata. Adapun dari segi warna yang paling baik digunakan adalah sukrosa putih.
Sukrosa coklat akan mempengaruhi kenampakan nata sehingga kurang menarik.
Sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas
bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein dan
ekstrak yeast, maupun Nitrogen an organic seperti misalnya ammonium fosfat,
urea, dan ammonium slfat. Namun, sumber nitrogen anorganik sangat murah dan
fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organik. Bahkan diantara
sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu ammonium sulfat.
Kelebihan yang dimaksud adalah murah, mudah larut, dan selektif bagi
mikroorganisme lain.
Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH
atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat
glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun
untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan
dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain
bisa digunakan.
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman
hasil fermentasi, pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa
disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata de coco disebut starter.
Bibit nat de coco merupakan suspensi sel A. xylinum. Untuk dapat membuat
bibit nata de coco seseorang perlu mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini.
Acetobacter Xylinum merupakan bakteri berbentuk batang
pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar , micron, dengan permukaan
dinding yang berlendir. Bakteri ini bias membentuk rantai pendek dengan satuan
6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negative.
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada
kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan.
Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi
sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi
akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum
oase.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil
alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan
mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang
paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk
mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa
tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Factor lain yang dominant
mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan
nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.
Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan
sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua
komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami
beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase
pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase
menuju kematian, dan fase kematian.
Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak
langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad afase terjadi
aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan.
Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase
pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase
ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari.
Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase
sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik
nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter Xylinum
dalam membentuk nata.
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah
berkurang, terdapat metabolic yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan
bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase ini pertumbuhan tidak stabil, tetapi
jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak dibanding jumlah sel mati.
Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel
yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini.
Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis.
Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase
kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak
baik untuk strain nata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum
mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta
tingkat keasaman media temperature, dan udara (oksigen. Senyawa karbon yang
dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida.
Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber
nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter
Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH
nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum
pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam
fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran
masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.
Secara umum, fermentasi adalah salah satu respirasi anaerobic, akan
tetapi,terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikanfermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobic dengan tanpa akseptor electron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hydrogen. Akan tetapi, beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya[22]
.
3.
Alat dan Bahan
a. Alat
1) Panci
2) Sendok
3) Gelas kimia ukuran
100,500 dan 1000 ml
4) Kompor
5) Saringan
6) Botol selai
7) Kain kasa
8) Karet gelang
9)
Korek api
10)
Timbangan analitik
11)
Plastik wrap
b.
Bahan
1)
Kecambah kacang hijau
2)
Ragi roti
3)
Asam cuka keras
4)
Air kelapa
5)
Aquades
6)
Gula
4.
Cara Kerja
a. Menyediakan alat dan bahan yang
digunakan
b. Memasak air terlebih dahulu guna
mensterilkan semua alat,setelah air mendidih mensterilkan alat termasuk gelas
kimia dan botol selai.
c. Menimbang kecambah kacang hijau
dengan menggunakan timbangan analitik dan di ukur dengan gelas arlogi dan
kecambah yang di gunakan 100 gram.
d. Memasak kecambah yang sudah di
timbang dengan menggunakan 200 gram air,menunggu sampai ia mendidih.
e. Menyaring air air kelapa sebanyak 100
ml dan memasukkannya kedalam gelas kimia yang ukurannya 100 ml.
f. Menimbang gula pasir dengan timbangan
analitik sebanyak 100 gram dan memasukkanya kedalam gelas kimia yang berisi air
kelapa.
g. Memasukkan ragi roti atau permipan
yang sudah di timbang kedalam gelas kimia yang berisi air kelapa yang sudah di
campur dengan gula,permipan yang di butuhkan yaitu sebanyak 2,5 gram.
h. Mengaduk hasil dari campuran tersebut
sehingga merata
i. Menyaring air toge yang sudah
mendidih kedalam gelas kimia sebanyak 200 ml ekstra kecambah.
j. Mencampurkan ekstra kecambah dan air
kelapa yang sudah di campur dengan gula dan permipan kedalam panci kemudian
memanaskan selama 15 menit
k. Mengangkat air kelapa yang sudah di
panaskan selama 15 menit dan menambahkannya cuka 50 ml,kemudian menutupnya
dengan plastik wrap dan setelah itu diamkan selama 20 menit sampai air kelapa
tersebut dingin.
l. Membekukan bakteri acetobacter xylinum terlebih dahulu.
m. Memasukkan air kelapa yang sudah di
dinginkan atau yang sudah di steril dalam gelas kimia yang ukurannya 100
mlkemudian di tutup.
n. Memasukkan strater atau bakteri yang
sudah di bekukan kedalam gelas kimia yang berisi air sebanyak 100 ml starater.
o. Mengaduknya sampai rata.
p. Memasukkan air kelapa yang sudah di
campur dengan bakteri,gula,ekstra kecambah,dan permipan tersebut kedalam botol
selai yang sudah di steril yaitu sebanyak 200 ml air kelapa.
q. Menutup botol selai dengan kain kasa
dan mengeratkannya dengan karet gelang.
r. Mendiamkan botol selai atau
memasukkannya kedalam lemari sebanyak 4 hari.
s. Mengamati perubahan yang terjadi
secara berturut-turut mulai dari hari pertama sampai hari terakhir.
t. Mencatat hasil pengamatan.
5.Hasil Pengamatan
a. Gambar
|
Keterangan:
1.kain kasa
2.karet gelang
3.Nata de coco
4.Larutan nata de coco
5.Topleks
|
Gambar
4.1 Nata de coco
|
|
|
|
|
b.
Tabel 4.1 hasil percobaan
No
|
Hari
|
Warna
|
Lapis
|
Aroma
|
1.
|
Senin
|
Coklat
|
Belum ada
|
Menyengat
|
2.
|
Selasa
|
Coklat muda
|
0,5 cm
|
Makin menyengat
|
3.
|
Rabu
|
Coklat
keputih-putihan
|
0,7 cm
|
Makin menyengat
|
4.
|
Kamis
|
Bening
|
0,11 cm
|
Makin menyengat
|
Tabel. 5.1 fermentasi Nata de coco
c.
Deskripsi
Menurut pengamatan yang kami lakukan, pembuatan nata de coco seharusnya
dipengaruhi Accetobacter Xylinum yang tedapat pada ragi roti. Namun, karena
banyak bakteri lain yang terkontaminasi dalam larutan, sehingga pembentukan
nata gagal karna lapisan nata tidak naik kepermukaan karna terjadi pengendapan
larutan,sehingga dalam percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan hasil
yang di inginkan/ gagal.
6.Pembahasan
Proses pembuatan Nata de Coco dibantu oleh starter nata dan juga
ragi roti, keduanya sangat berperan dalam pembentukan Nata. Keduanya dapat
membentuk enzim yang dapat mengubah subsitrat kelapa menjadi lapisan Nata.
Enzim ini sering disebut dengan fermen.
Namun dalam paraktikum ini, pembuatan nata de
coco di katakana tidak berhasil, karena terkontaminasi oleh bakteri lain
sehingga lapisan nata de coco tidak terbentuk sebagaimana mestinya. Percobaan
permentasi nata gagal alasannya:
Nata yang dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya.
Kualitas yang baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi
standar kualitas bahan nata, dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar
berdasarkan pada factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas Acetobacter
xylinum yang digunakan. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen diatur
secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan akan
berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun. Oleh sebab itu,
definisi nata yang terapung di atas cairan setelah proses fermentasi selesai,
tidak berlaku lagi.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk
nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan
Nitrogen, melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri
tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula
menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada
air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang
akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai
nata.
Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus
berasal dari kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda.
Bahan tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana,
sumber nitrogen, dan asam asetat. Pada ummumnya senyawa karbohidrat sederhana
dapat digunakan sebagai suplemen pembuatan nata de coco, diantaranya adalah
senyawa-senyawa maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan manosa. Dari beberapa
senyawa karbohidrat sederhana itu sukrosa merupakan senyawa yang paling
ekonomis digunakan dan paling baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit
nata. Adapun dari segi warna yang paling baik digunakan adalah sukrosa putih.
Sukrosa coklat akan mempengaruhi kenampakan nata sehingga kurang menarik.
Sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas
bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein dan
ekstrak yeast, maupun Nitrogen an organic seperti misalnya ammonium fosfat,
urea, dan ammonium slfat. Namun, sumber nitrogen anorganik sangat murah dan
fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organik. Bahkan
diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu
ammonium sulfat. Kelebihan yang dimaksud adalah murah, mudah larut, dan
selektif bagi mikroorganisme lain.
7.Simpulan
Berdasarkan analisa data dan hasil
pengamatan, proses pembuatan nata de coco harus benar-benar steril, agar tidak
terkontaminasi dengn bakteri lain yang dapat merusak pembentukan nata. Nata de
Coco dibuat melalui proses fermentasi. Dalam proses ini terbentuk enzim atau
fermen yang dapat mengubah subsitrat tertentu menjadi suatu produk fermentasi dengan mendapatkan keuntungan
berupa energy. Namun percobaan ini tidak bisa menghasilkan nata karena
beberapa faktor, bakteri Acetobacter Xylinum hidup dan berkembang pada suhu 28
– 31 0 C. Sedangkan suhu yang dipakai dalam percobaan ini tidak ditentukan. faktor lain juga, yaitu keserilan alat dan
bahan yang digunakan tidak begitu terlalu steril sehingga masih ada bakteri
yang lain pada alat dan bahan yang digunakan dalam permentasi nata de coco yang
menyebabkan lapisan nata tidak bisa terbentuk.
ACARA V
PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN CARA
FERMENTASI
1.
Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Ahad, 21 Oktober 2012
b. Waktu :
10.20 – 11.01 WITA
c. Tempat : Gedung B,
lantai 1 Fakultas
Tarbiyah IAIN Mataram
d. Tujuan :Untuk memahami dan terampil dalam pembuatan minyak
kelapa dengan fermentasi oleh sel-sel ragi.
2.
Landasan Teori
Pembuatan minyak
kelapa secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara
basah. Cara kering yaitu dengan cara mengepres kopra dan mutu minyak yang
dihasilkan ditentukan oleh mutu kopra dan proses pemurnianya. Sedangkan cara
basah, minyak didapatkan dengan membuat santan yang lebih kental dengan cara
tradisional (teknik pengolahan dengan pemanasan), dan dengan teknik pengolahan
tanpa pemanasan (fermentasi, enzimatik). Ekstraksi minyak kelapa secara basah
(wet rendering) menggunakan fermipan
(ragi roti).[23]
Proses
fermentasi juga menggunakan daging kelapa
segar yang diubah menjadi santan sebagsi bahan baku. Proses fermentasi lebih
ekonomis bila ditinjau dari pemakaian energi. Aktifitas mikroorganisme untuk
memisahkan minyak dan protein dari santan berlangsung pada temperatur rendah.
Pembuatan minyak dengan cara fermentasi mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan proses kering (pengempaan), proses basah tradisional dan proses
ekstraksi dengan bahan kimia.
Pembuatan minyak kelapa secara
fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme sebagai inokulum, yaitu
spesies khamir atau bakteri yang mempunyai daya fermentasi, untuk mempercepat
pemecahan emulsi krim santan sehingga memisah menjadi 3 fase yaitu : minyak,
protein dan air. Sebagai inokulum dapat juga digunakan ragi roti (gist).
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi dapat dilakukan pada skala kecil
(rumah tangga) maupun skala besar.[24]
Pengolahan cara basah tradisional ternyata
mengakibatkan protein yang terdapat dalam santan terdenaturasi, minyak yang
dihasilkan berwarna dan mudah menjadi tengik, sehingga kualitas minyak menjadi
kurang baik. Selain itu pada cara diatas biasanya digunakan banyak bahan
bakar, sedangkan cara fermentasi disamping dihasilkan minyak kelapa yang
bermutu baik juga dapat menghemat energi (bahan bakar) sehingga dapat menghemat
biaya.
Karena cara fermentasi cukup sederhana
dan banyak keuntungannya maka perlu dikembangkan dan dimasyarakatkan. Untuk
ditetapkan di masyarakat biakan murni khamir atau bakteri sebagai inokulum
dapat diganti dengan sumber khamir yang mudah didapat dipasaran, yaitu ragi
roti (gist). Fermentasi santan dengan menggunakan inokulum ragi roti dapat
menghasilakan pemisahan yang sangat baik (Sukmadi, B 2004).
Pemanfaatan mikroorganisme pada proses
fermentasi dimaksudkan agar terjadi koagulasi protein penstabil emulsi santan.
Proses koagulasi fermentasi protein ini mengakibatkan membran tipis pelapis
emulsi pecah dan minyak dapat diperoleh. Disamping itu mikroba juga
menghasilakan enzim yang dapat menghidrolisis makromolekul protein. Prinsip
pemecahan lapisan tipis (membran) protein pada glokoba minyak dapat terjadi
dengan tiga (3) cara, yaitu :
1. Menaikkan temperatur sehingga proteinnya
rusak
2. Memberikan enzim yang dapat
menghidrolisis protein
3. Menambah asam untuk menurunkan pH
sehingga protein terkoagulasi
Beberapa penelitian telah dilakukan
dengan menggunakan berbagai jenis mikroorganisme berbeda untuk memecahkan
membran pada globula minyak. Steinkraus (1970) menggunakan Lactobacillus
plantarum dan Lactobacillus delbrueckii untuk fermentasi santan guna mendapatkan
minyak kelapa dengan kualitas baik. Arbianto (1976) telah melakukan fermentasi
santan dengan 4 (empat) jenis mikroorganisme berbeda yaitu :
Lactobacillus sp, Acetobacter sp, Saccaromyces cereveceae dan Candida sp.
Peneliti melaporkan dapat memperoleh hampir 100% dari jumlah minyak yang
terkandung dalam krim santan selama fermentasi 48 jam. Hartanti (1989)
menyatakan fermentasi krim santan dengan starter bibit ragi selama 24 jam pada
suhu kamar memberikan perolehan minyak kelapa sekitar 48,50% Sukmadi, B.et al
(2002) melaporkan perolehan 796 ml dan 780 minyak kelapa ml per masing-masing
per 2100 ml substrat krim santan dengan menggunakan inokulum Saccaromyces
cereveceae dan ragi roti, dengan perbandingan volume krim santan dan air bibit
5 : 1.
Menurut Sukmadi (2004) faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi proses fermentasi krim santan dan terhadap produksi
minyak pada pengolahan minyak kelapa secara fermentasi adalah sebagai berikut :
1. Jenis mikroorganisme yang digunakan
sebagai inokulum
2. Konsentrasi dan umur larutan inokulum
3. Tingkat keenceran santan (perbandingan
kelapa dan air)
4. Bahan baku atau jenis dari kelapa
5. Pengaruh suhu inkubasi
6. Keasaman media (pH)
7. Waktu fermentasi
Dengan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi, maka perlu dilakukan pengkajian untuk
mendapatkan kondisi optimal proses, sehingga akan dihasilkan jumlah dan
kualitas minyak kelapa yang optimal
.
3.
Alat dan Bahan
a.
Alat
1)
Stoples
plastik
2)
Baskom
3)
Saringan
4)
Gelas
ukur
5)
Timbangan
analitik
6)
Termometer
7)
Karet
gelang
8)
Kompor
9)
Panci
10)
Kain kasa
11)
Sendok
12)
Gelas arloji
13)
Korek
api
b.
Bahan
1)
Kelapa
yang telah diparut 1,5 Kg
2)
Air
hangat dengan suhu 50°C - 60°C
3)
Fermipan
(Ragi Roti)
4.
Cara Kerja
a.
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b.
Memanaskan air sebanyak 1000 ml sehingga bersuhu 60°C
c.
Memarut kelapa sebanyak 1,5 kg kemudian menambahkannya dengan air hangat sebanyak 1 liter.
d.
Memeras kelapa tersebut hingga memperoleh santan
sebanyak 1,5 liter.
e.
Memasukkan santan tadi ke dalam toples dan menutupnya
dengan kain kasa agar tidak banyak terkontaminasi.
f.
Mengamatinya beberapa jam hingga terlihat lapisan krim
santan di atas dan air di bawah.
g.
Memisahkan bagian air dengan santannya (air dibuang)
h.
Mengambil krim santan tersebut sebanyak 300 ml kemudian
menambahkan ragi roti sebanyak 1,5 garm
i.
Mengaduknya hingga rata
j.
Menutup krim santan dengan mengikat kain kasa.
k.
Menyimpan krim santan yang telah diberi ragi tadi dalam
ruangan inkubasi dengan suhu 30°C selama 24 jam. Selama inkubasi, proses
fermentasioleh ragi roti akan berlangsung
l. Setelah masa inkubasi selama 24 jam, minyak yang terbentuk
akan tampak berada di permukaan.
m. Memisahkan minyak tersebut dari
bahan-bahan lain yang mengendap di bawahnya, kemudian memanaskan selama 10-40
menit
n.
Menggambar dan menulis hasil pengamatan.
5.Hasil Pengamatan
a. Gambar
|
Keterangan:
1.
Karet
Gelang
2.
Kain
Kasa
3.
Gelas
Kimia
4.
Karbohidrat
5.
Minyak
6.
Air
|
Gambar 5.1 Fermentasi Minyak kelapa
b.
Deskripsi
Menurut pengamatan yang kami lakukan, proses pembuatan minyak kelapa
dengan menggunakan ragi roti membutuhkan waktu 24 jam untuk memisahkan lemak,
karbohidrat dan protein yang terkandung dalam endosperma biji kelapa. Dengan
dihacurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan fermipan maka minyak
maupun protein masing-masing akan terlepas. Minyak akan berada di perrmukaan
karena memiliki berat jenis yang lebih ringan sedangkan proteinnya akan
mengendap.
6.Pembahasan
Air kelapa yang digunakan merupakan
media yang baik sebagai media pertumbuhan bakteri gist yang akan menguraikan
protein santan, karena pada air kelapa banyak mengandung ion-ion yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri pengurai atau biasa di sebut sebagai
nutrient.
Dalam proses pembuatan minyak
kelapa ini kami menggunakan kelapa yang diparut dan menambahkannya dengan air hangat
besuhu 50o-60o c, kemudian memeras parutan kelapa
tersebut hingga mengahasilkan santan.
Kemudian
santan tersebut didiamkan
selama beberapa jam sampai terlihat lapisan krim santan. Setelah itu lapisan krim
santan ini ditimbang
dan ditambahkan dengan ragi
roti sebanyak 2,5 gr kemudian mengaduknya hingga rata.
Proses selanjutnya akan didapat
dengan mendiamkan krim santan ini dalam ruang inkubasi bersuhu 30o
selama 24 jam sampai bagian lemak yang akan menjadi minyak dengan bagian air
dan krim santan terpisah kemudian mengambil bagian minyaknya saja dan
memanaskannya sampai minyak tersebut jadi minyak siap pakai.
Pada
pemisahan dengan menggunakan corong kita memperoleh 3 lapisan berbeda, dimana
lapisan ini adalah hasil yang didapatkan berdasarkan perbedaan kekentalan dan
sifat lapisan masing-masing, dimana Protein yang kita dapatkan disini jika kita
olah lebih lanjut dapat dipergunakan sebagai bahan baku dslam industri kosmetik. Hasil minyak kelapa
yang didapatkan dari hasil fermentasi ini merupakan minyak kelapa yang sangat
baik karena hasilnya jernih, dan protein yang ada sebagai hasil samping itu
tidak terdanaturasi (pemecahan molekul kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana lagi), sehingga proinnya tidak ru Pembuatan minyak dengan cara
fermentasi mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan proses kering
(pengempaan), proses basah tradisional dan proses ekstraksi dengan bahan kimia.
Pembuatan minyak kelapa secara
fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme sebagai inokulum, yaitu
spesies khamir atau bakteri yang mempunyai daya fermentasi, untuk mempercepat
pemecahan emulsi krim santan sehingga memisah menjadi 3 fase yaitu : minyak,
protein dan air. Sebagai inokulum dapat juga digunakan ragi roti (gist).
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi dapat dilakukan pada skala kecil
(rumah tangga) maupun skala besar.
Pengolahan cara basah
tradisional ternyata mengakibatkan protein yang terdapat dalam santan
terdenaturasi, minyak yang dihasilkan berwarna dan mudah menjadi tengik, sehingga
kualitas minyak menjadi kurang baik. Selain itu pada cara diatas biasanya
digunakan banyak bahan bakar, sedangkan cara fermentasi disamping dihasilkan
minyak kelapa yang bermutu baik juga dapat menghemat energi (bahan bakar)
sehingga dapat menghemat biaya.
Karena cara fermentasi cukup
sederhana dan banyak keuntungannya maka perlu dikembangkan dan dimasyarakatkan.
Untuk ditetapkan di masyarakat biakan murni khamir atau bakteri sebagai
inokulum dapat diganti dengan sumber khamir yang mudah didapat dipasaran, yaitu
ragi roti (gist). Fermentasi santan dengan menggunakan inokulum ragi roti dapat
menghasilakan pemisahan yang sangat baik (Sukmadi, B 1987).sak, hal ini
disebabkan suhu yang kita pergunakan tidak melebihi 80°C karena proses ini
berjalan pada suhu yang rendah.
7.
Simpulan
Berdasarkan analisa data dan hasil pengamatan,bakteri Sacchahromyches Sp yang terdapat pada
ragi roti menghasilkan enzim yang berperan untuk memisahkan lemak dari
karbohidrat dan protein.
Dari praktikum yang dilakukan kita
dapat mengetahui bahwa penggunaan ragi roti (gist) akan menghidrolisis protein dari
santan kelapa. Cara
Fermentasi merupakan cara yang sangat tepat untuk mengolah santan menjadi
minyak kelapa karena caranya yang praktis dan hasil yang didapatkan baik pula. Mikroorganisme yang
digunakan dalam fermentasi adalah untuk mengkoagulasikan protein penstabil
emulsi santan.
ACARA VI
BIOENERGI
1.
Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Ahad, 14 Oktober 2012
b. Waktu :
07.30 – 07.50 WITA
c. Tempat : Ruang B II
4, lantai 2, Fakultas
Tarbiyah IAIN Mataram
d. Tujuan : Untuk memahami dan terampil dalam
memanfaatkan
sumber daya alam sebagai bahan energi alternatif
2.
Landasan Teori
Pemanfaatan tanaman sebagai sumber
listrik sebenarnya bukan merupakan hal baru. Kentang dan jeruk merupakan dua
buah yang mampu menghasilkan daya listrik. Setelah sebelumnya dilakukan reaksi
kimia atas keduanya yang selanjutnya dipasang dua kutub anoda dan katoda. Hanya
saja arus listrik yang dihasilkan masih terlalu kecil. Para peneliti dari
Massachusetts Institute of Technology mengaku telah menemukan cara lain untuk menuai
listrik dari pohon. Mereka menggunakan logam yang sama untuk kedua elektroda.
Elektroda disusun secara khsusus untuk menghasilkan arus dan tegangan yang
konstan. Namun tetap saja arus yang dihasilkan masih terlalu kecil.
Dalam penelitian selama satu
semester para peneliti menemukan fakta pohon kayu berdaun lebar menghasilkan
voltase yang stabil. Untuk mengekstrak listrik dari pohon dan mengonversinya
menjadi energi, perlu sebuah konverter yang bisa menghasilkan 20 milivolt
listrik dan menyimpannya sehingga menghasilkan energi yang lebih besar lagi.
dengan mengaitkannya ke pohon menggunakan elektroda. Angkanya mendekati 1 KV.
Dengan menambahkan alat pendorong voltase, tim penelitian berhasil
memperoleh voltase yang cukup
untuk menjalankan sensor bertenaga rendah. Seorang anggota tim mengakui tenaga listrik pohon
tidak sepraktis energi Matahari. Tapi dipercaya bahwa listrik nabati dapat
dipertimbangkan sebagai pilihan murah sumber tenaga listrik. Seperti catu daya sensor pendeteksi
kebakaran hutan dan ekologi.
Pada
dasarnya proses fisiologi dalam tubuh tanaman (fotosintesis, respirasi,
rizodeposisi, dll) melibatkan transport dan pergerakan electron adalah hal yang
sudah normal. Namun bagaimana memanfaatkan elektron-elektron tersebut untuk
menghasilkan listrik yang dapat kita manfaatkan untuk keperluan sehari-hari.
Sebenarnya sumbernya adalah tenaga matahari, bukan tenaga pohon. Pohon hanya
sebagai penghantar saja. Namun demikian penemuan pada skala sistem ini bisa dikembangkan,
diperbesar dan menjadi berbiaya rendah.
Dalam risetnya Profesor Haim D. Rabinowitch dari Robert H. Smith Faculty
of Agriculture, Food and Environment, mahasiswa riset alex Golberg dari School
of Computer Science and engineering, keduanya dari Herbew Univercity of
California di Berkeley, pada dasarnya bermaksud mempelajari proses elektrolitik
yang tetrjadi padaorganisme hidup untuk diterapkan pada berbagai aplikasi.
Mereka mendapati bahwa menggunakan seng dan tembaga yang dipasang pada kentang
menghasilkan listrik. Dari hasil amalisis biaya, baterai kentang bisa 5 hingga
50 kali lebih murah dibanding baterai komersial 1.5 volt.[25]
Dari berbagai penemuan tersebut,
walaupun hasilnya belum optimal namun perlu menjadi pertimbangan penting dalam
pengembangan energi listrik alternatif dari tumbuhan. Sehingga ketergantungan
kita terhadap listrik dari PLN dapat dikurangi
Menurut pendapat di
http//id.wikipedia.org/wiki/baterai,bahwa baterai tersusun atas
elektroda.Elektroda dalam sel elektrokimia dapat di sebut sebagai anoda atau
katoda.Anoda ini di devinisikan sebagai elektroda dimana elektron datang dari
sel elektrokomia dan oksidasi terjadi,dan katoda di definisikan sebagai elektroda
dimana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi.Setiap elektroda
dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang di
berikan ke sel elektrokimia tersebut.Elektrolit adalah suatu zat yang larut
atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor
elektrik,ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik.Elektrolit bisa berupa
air,asam,basa atau berupa senyawa kimia lainnya.Elektrolit umumnya berbentuk
asam,basa atau garam[26].
3.
Alat dan Bahan
a.
Alat
1)
Kabel
2) Lampu led
3)
Penjepit buaya
4)
Karet gelang
5)
Lempengan tembaga dan seng
6)
Cutter
7)
Silet
b.
Bahan
1)
4
buah Kentang
2)
Lampu LED
4.
Cara Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan
b. Mengiris kentang menjadi tiga bagian
dengan besar yang sama.
c. Menyisipkan lempengan tembaga dan
seng pada kentang, kemudian mengikatnya dengan karet gelang.
d. Melilitkan kabel ke penjepit buaya,
kemudian menjepitkannya pada lempengan tembaga dan seng.
e. Mengikat kentang tersebut dengan
menggunakan karet gelang dengan erat.
f. Mengaitkan kabel dengan jepitan
buaya,kemudian menjepitkannya pada
lempengan tembaga dan seng yang telah di selipkan pada kentang tersebut dengan
menggunakkan rangkaian seri yakni Cu-Zn-Cu-Zn-Cu-Zn dengan cara di
selang-seling dan menghubungkannya dengan lampu LED.
g. Menggambar dan menulis hasil pengamatan.
5.
Hasil Pengamatan
a. Gambar.
Keterangan:
1. Kabel
2. lempengan seng
3.
|
4.
|
5.
|
|
6.
|
7. Kentang
Gambar 6.1 Bionergi
b.
Deskripsi
Bioenergi yakni merupakan energi
alternatif/cara lain yang berasal dari umber-sumber biologis.Seperti kentang
yang kami jadikan sebagai bahan pratikum ini.
Dari proses pratikum tadi,pada
perlakuan pertama setelah menyelipkan seng dan tembaga kedalam kentang yang
telah teriris terlebih dahulu,kami memasangkan jepit buaya yang telah terhubung
dengan kabel secara silang perkentang,yakni kentang pertama pada lempengan
tembaga dihubungkan dengan lempengan seng pada kentang kedua dan lempengan
tembaga pada kentang kedua di hubungkan dengan lempengan seng pada kentang
ketiga,dengan sama-sama satu kabel,yang pada akhirnya menghubungkan lempengan
seng kentang pertama dengan lempengan tembaga kentang ke tiga,tetapi
menggunakan 2 kabel yang pada ujung kedua kabel tersebut kami hubungkan dengan
lampu LED-nya yang hanya menggunakan satu lampu LED,dimana rangkaian yang kami
gunakan yaitu rangkaian seri,sehingga hasilnya lampu LED teresbut menyala meskipun redup,karna
dalam percobaan ini kami hanya menggunakan 3 buah kentang.
Menurut hasil pengamatan yang kami
lakukan, kentang (Solanum Tuberosum L) mengandung banyak karbohidrat, zat besi,
garam dan sedikit air. Garam (NaCl) bila diuraikan akan menghasilkan Na+ dan Cl- yang mengandung ion positif
dan ion negatif. Ion-ion inilah yang menghasilkan listrik. Semakin banyak dan
semakin besar kentang yang digunakan, maka semakin banyak energi listrik yang
dihasilkan sehingga lampu menyala semakin terang.
6.
Pembahasan
Bioenergi merupakan energi alternatif yang berasal dari sumbr-sumber
biologis.Keunggululan pemanfaatan bioenergi ini adalah meningkatkan kualitas
lingkungan,meningkatkan pertumbuhan ekonomi,serta mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar fosil.pengembangan bioenergi dari bahan pangan dan pakan
menjadi vegetable oil,biodiesel,bio-alcohol,biogas,solid
biofuel,bio-elektik,dan syngas telah di lakukan oleh banyak kalangan dan
berbagai negara.
Kentang (solanum tuberusum L)
adalah salah satu sumber utama karbohidrat yang sekarang telah menjadi salah
satu makanan pokok penting di Eropa.Tanaman kentang asalnya dari Amerika
Selatan dan telah di budidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun
silam.Kentang memilikinpati dan campuran garam dan sedikit air.Sebuah
garam,seperti garam meja,di rilis ion air.Ion adalah atom yang memiliki muatan
listrik.Tabel garam rilis ion bermuatan listrik dua-ion natrium dengan muatan
positif,dan klorin ion dengan muatan negatif.Oleh sebab itu,bahan kimia yang di
kandung oleh kentang sehingga dapat menjadi elektrolit yang apabila bereaksi
dengan salah satu atau kedua-duanya dari elektroda dapat menghasilkan listik
yang bermanfa’at seperti baterai.
Melalui pengamatan ini, kentang yang mengandung karbohidrat, zat besi
garam, dan sedikit air dapat menjadi sumber energi listrik. Hal itu terjadi
karena kentang memiliki unsur garam (NaCl) yang apabila diuraikan akan
menghasilkan ion Na+ dan Cl-. Ion positif dan ion negatif
inilah yang akan mennghasilkan listrik. Tetapi aliran listrik yang dihasikan
masih sangat kecil. Listrik yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh banyaknya
kentang yang digunakan. Semakin banyak kentang yang digunakan maka semakin
besar pula aliran listrik yang dihasilkan. Selain menggunakan kentang, dapat
juga digunakan tanaman lainnya seperti jeruk, tebu, singkong dan lainnya.
7.
Simpulan
Seperti yang kami ketahui bahwa bioenergi di jadikan
sebagai energi alternatif lain yang asalnya dari sumber yang sifatnya biologis.seperti
kentang yang kami jadikan sebagai bahan pratikum tadi,kentang inilah yang di
sebut sebagai sumber biologis yang dapat menghasilkan bioenergi atau dengan
kata lain dapat menghasilkan energi listrik karna di dalam kentang tersebut
mengandung sitoplasma,dan dalam sitoplasma tersebut terdapat/menghasilkan
ionik-ionik lstri dan pada dasarnya semua buah yang mengandung asam ia
mengandung ionik/energi listrik
Berdasarkan hasil analisa data dan
pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa kita dapat memanfaatkan sumber
daya alam kentang sebagai bahan energi alternatif. Pemanfaatan
tanaman sebagai sumber listrik dapat
sangat bermanfaat. karena kentang mengandung ion-ion yang
bisa mengantarkan daya listrik,selain
kentang jeruk,tebu,singkong dll juga
merupakan
buah yang mampu menghasilkan daya listrik. Setelah sebelumnya dilakukan reaksi
kimia atas keduanya yang selanjutnya dipasang dua kutub anoda dan katoda.
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
a. Pada dasar nya tumbuhan tersusun atas 3
organ pokok yaitu yang terdiri akar batang dan daun,dari ketiga organ tersebut
memiliki fungsi masing-masing dimana akar berfungsi untuk menyerap unsur hara
di dalam tanah,dan batang besfungsi sebagai pendukung bagaian daun,buah,bunga
dan biji atau dengan kata lain sebagi jalan untuk pengangkutan,sedangkan fungsi
dari daun yaitu sebagai tempat asimilasi,respirasi,transpirasi dan gutasi.
b.
Difusi
merupakan peristiwa penyebaran molekul dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi
yang rendah tanpa menggunakan energi.
c.
Osmosis
adalah proses difusi pada organisme hidup,diman molekul yang berdifusi
menerobos pori-pori membranplasma.
d.
Fotosintesis
merupakan pengusunan bahan organik(karbohidrat)pada tumbuhan berklorofil dari
dengan bantuan energi cahaya.
e.
Fermentasi
nata de coco adalah sejenis makanan fermentasi yang di buat dengan bahan dasar
air kelapa.
f.
Pembuatan
minyak kelapa selain menggunakan metode tradisional juga dapat di lakukan
dengan cara modern dengan menggunakan jasa mikroba.Bioteknologi ini menggunakan
sel-sel ragi Saccharomyces sp,yang
bertujuan untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang terdapat
dalam endosperma biji kelapa.
2. KRITIK DAN SARAN
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada co-ass yang telah memberikan pembelajaran serta bimbingan kepada kami
dalam praktikum, terutama untuk Co.ass kelompok kami kami ( kelompok IV) yang telah membimbing
kami, karena koreksi yang ia berikan kepada kelompok kami serta penjelasan yang
diberikan agar kami bisa menyusun laporan tetap ini dengan baik. Selanjutnya
kami mengucapkan terima ksih kepada dosen pengampu yang telah membarikan kami
teori dan bimbingan, serta pihak-pihak yang ikut membantu kami dalam
melaksanakan praktikum, kami ucapkan terima kasih.
Namun ada terselip sedikit kritik
untuk Co.Ass kami yaitu jikalau bisa,ketika kita ingin berkonsultasi
kakak-kakak Co.Ass ada di kampus agar kita lebih mudah melakukan konsultasi dan
kita tidak perlu mendatangi kos-kos Co.Ass.
Kami menyerakankan untuk praktikum
selanjutnya Co.Ass yang membimbing kami tetap seperti pada praktikum ini dengan
tujuan agar kami bisa lebih mudah dalam bertanya ataupun konsultasi. Dan yang
terakhir kami mohon maaf jika dalam melaksanakan praktikum ada hal-hal yang
tidak berkenan di hati para Co.Ass. kami sangat menyadari dalam laporan ini
terdapat banyak kesalahan ataupun kekeliruan dari itu mohon dimaklumi dan
berkenan untuk memberikan kritik serta saran yang bersifat membangun agar
kedepannya kami bisa lebih baik dalam penyusunan laporan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Hanud.Metabolisme Biomolekul.Bandung:Alfabeta,2007.
Campebel dan Reece Mitchel.Biologi Edisi Kelima.Jakarta:Erlangga,2002.
Dr.Mien A.Rifai.dkk.Biologi.Bandung:Kendi Mas,2000.
H.George.Biologi Edisi 2.Jakarta:Erlangga,2002.
............. .Teori soal-soal Biologi.Jakarta:Erlangga,2005.
Halim D.Rahinowitch.Massachosetts Institute Of tecnology.California:Berlalei,2007.
Hasan Basri Jumi.Dasar-dasar Agronomi.jakarta:Erlangga,2002.
Http://Wikipedia.0rg/wiki/Baterai.
Jamal.Biologi.Jakarta:Erlangga,2007.
Kimbal.Biologi Umum.Jakarta:Erlangga,2002.
Lud Waluyo.Biologi Umum.Surabaya:Bina Rohani,2004.
Sukiman.Buku Panduan Praktikum Bio Proses.Bandung:Politeknik Negri ujung
Pandang,2004.
Sutrian.Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan.Jakarta:kencana,2006.
Tim lab. Matematika Penuntun
Pratikum.Biologi Umum.IAIN
Mataram,2012.
Yayan.Morfologi Tumbuhan.Jakarta:Rineka Cipta,2005.
[2] George H. Biologi Edisi 2 (Jakarta : Erlangga, 2005), h. 155 - 159
[3] ibid, h. 72
[6]Jamal, Biologi(Jakarta:Erlangga,2007),h. 150
[7] Waluyo, Mikrobiologi(UMM Press:Malang,2005),
h.281.
[8] Yayan, Marfologi Tumbuhan(jakarta:Rineka
Cipta,2005), h.123-124.
[9] Sutrian,Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan(Jakarta:Kencana,
2006). H.71.
[13] Tim Lab. Matematika, Penuntun
Praktikum Biologi Umum (IAIN:Mataram), h.20.
[14] Kimbal,Biologi umum,Jakarta,Erlangga,2002,h.10
[17] Abdul hanud, Metabolisme
Biomolekul (Bandung: Alfabeta,2007), h. 93-94.
[18] Kimball,2002,Biologi Umum,Erlangga,Jakarta,hal.89
[19] Ibid,2002,hal.100
[20] Abdul hanud, Metabolisme
Biomolekul (Bandung: Alfabeta), h. 93-94
[22]Ibid.hal.158.
[23]
Biologi 101 percobaan sanice pratt can cleaveanggota ikapi,Jakarta
[24] Sukiman, Buku
Panduan Praktikum Bio Proses,(Bandung:Politeknik Negri Ujung Pandang,
2004),h.179
[26] http://id.wikipedia.org/wiki/Baterai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar