animasi blog
Animasi Blog

baground

Kamis, 03 Desember 2015

LAPORAN KIMIA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Latar belakang melakukan praktikum kimia dasar ini adalah supaya bisa mengetahui secara langsung dan melihat sendiri atas apa yang selama ini kita pelajari dan kita temukan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya produksi gas, Larutan Dan Kelarutan, Pemurnian Dan Pemisahan, Asam Dan Basa, Perubahan Energi Reaksi, Reaksi Kesetimbangan, Kinetika Kesetimbangan,Reaksi Oksidasi Reduksi, Elektrokimia, Reaksi Polimer, Samphoo Modil Wet Look, Car Samphoo, Sabun Transparan Ekonomis, dan Sabun Transparant Anti Jerawat dan tidak hanya membahas tentang teorinya saja, karena kita tidak akan bias mudah mengerti dan memahaminya dengan hanya melalui teorinya saja.
Selain itu, latar belakang melakukan praktikum kimia dasar ini adalah karena penulis menganggap  banyak diantara kita yang beranggapan bahwa praktikum itu tidak terlalu penting sehingga banyak dari kita yang jarang melakukan praktikum padahal sebaliknya praktikum itu sangatlah penting karena dengan praktikum kita akan lebih mudah mengerti karena dengan praktikum kita bias mengetahui secara langsung dari materi-materi yang mengharuskan kita untuk membuktikan atas apa yang dijelaskan dalam teori tersebut. Selain itu juga, kita semua mengetahui bahwa dalam ilmu kimia banyak di antara materi-materinya yang tidak hanya membutuhkan teori saja bahkan banyak di antara materi-materi kimia dasar yang sangat membutuhkan penelitian dan pengamatan supaya para mahasiswa akan lebih mudah mengerti dan memahami atas apa yang dipelajari.
Jika kita berbicara tentang ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan ilmu pasti salah satu diantaranya adalah kimia. hampir sebagian besar dikalangan pelajar mulai dari tingkat SMA/MA sampai kalangan mahasiswa menganggap bahwa mempelajari kimia itu adalah tidak penting. Disamping matematika,fisika,dan biologi.Bisa dikatakan,dari pelajaran-pelajaran yang ada tersebut mungkin ilmu kimia bias dikatakan manfaat yang bisa temukan dalam keseharian sangatlah sedikit bahkan tidak ada secara kasat mata dan pemikiran awam semata.Terkait dalam pendidikan kimia bisa dikatakan tidak terlalu sulit untuk dipelajari dan difahami dibandingkan dengan ilmu fisika.seperti halnya dengan fisika,kimia tidak bisa berdiri sendiri tanpa lebih dahulu menguasai dasar-dasar awalnya yakni matematika.Sebagai pemisalan saja pada urutan angka 1, 2, 3, 4, 5, …. Tidak akan mungkin kita mengerti atau tahu tanpa kita mengenal angka-angka sebelumnya. Maksudnya disini, tidak mungkin angka lima ada tanpa ada angka sebelumnya.
Selanjutnya yang menjadi pembicaraan adalah apa kimia itu? Dan apa manfaatnya bagin manusia? Seperti yang telah disinggung tadi bahwa kimia memang secara tidak sadar dianggap  peranannya sedikit bahkan nihil dalam kehiodupan nyata manusia. Berbeda halnya dengan ilmu-ilmu pasti lainnya sebagai contoh matematika bisa digunakan sebagai alat untuk menghitung,fisika peranannya dalam hal ukur-mengukur,dan biologi dalam mengenal mahluk hidup di alam ini.Terkait dengan pertanyaan kedua mengenai apa sebenarnya manfaat dari mempelajari ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari? Sebenarnya kehidupan manusia tidak akan terlepas dari ilmu kimia bahkan berdampingan.Karna ruang-ruang yang terlihat kosong di alam dihuni oleh berbagai macam reaksi-reaksi kimia yang terjadi di alam yang tentunya menunjang, mendukung dan memberikan manfaat yang secara tidak langsung telah kita rasakan manfaatnya.manusia bernafas dengan menghirup oksigen yang dikeluarkan oleh tumbuhan yang mana proses untuk menghasilkan oksigen tersebut melalui reaksi-reksi secara kimia.proses pencernaan juga secara kimiawi yang melibatkan partikel-partikel kecil atau atom dalam pergerakan di lintasannya mulai dari pemecahan,penguraian,dan produksinya melibatkan reaksi kimia.
Di alam ini terjadi pertukaran-pertukaran antara gas yang satu dengan lainnya,perubahan gas dalam wujud satu ke wujud lainnya seperti di bawah ini:
1.      Padat ke cair
2.      Cair ke padat
3.      Gas ke padat
4.      Padat ke gas
Mungkin masih banyak lagi selain yang diatas dan macam-macam reaksi baik antara unsur dengan unsur,unsure dengan senyawa,dan senyawa dengan senyawa sehingga diantara banyaknya reaksi yang diketahui diantaranya reaksi oksidasi,reaksi reduksi dan lain-lainnya.Mengenai manfaat yang bisa dirasakan dalam bentuk produk-produk seperti shampoo,sabun dan masih banyak lagi.Berdasarka banyaknya tanggapan tersebut masih termasuk kedalam orang-orang yang masih sempit dan belum mengerti tentang pentingnya ilmu kimia dalam berlangsungnya kehidupan lain halnya dengan orang-orang yang berpikir secara mendalam tentang segala hal karna allah menciptakan mahluk hidup baik yang ada dilangit maupun dibumi tidak ada yang sia-sia baik dari tingkat terendah/terkecil sekalipun.
B.     Rumusan Masalah.
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam laporan ini yaitu :
    1. Seperti apa produk gas asetilen pada kehidupan ?
    2. Bagaimana pengaruh ekstrak tumbuh-tumbuhan terhadap asam-basa ?
    3. Apa yang terjadi jika CaCl2 (kalsium klorida) bereaksi dengan air ?
    4. Apakah reaksi traffic light termasuk Kinetika ?
    5. Bagaimana proses kerja dari redoks (Oksidasi-reduksi), dan seperti apa redoks pada the mercury beating heart ?
    6. Apakah maksud dari dekantasi,filtrasi,dan kristalisasi serta destilasi sederhana dan uap ?
    7. Apa saja yang menyebabkan terjadinya letupan meriam pada botol ?
    8. Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada titrasi asam basa ?
    9. Bagaimana menentukan laju reaksi pada difusi gas ?
    10. Bagaimana menentukan nama unsur dalam suatu senyawa kimia ?
C.    Tujuan.
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah.
1.      Untuk mengetahui Seperti apa produk gas asetilen pada kehidupan.
2.      Memerikan pengetahuan terhadap pengaruh ekstrak tumbuh-tumbuhan terhadap asam-basa.
3.      Untuk mengetahui  yang terjadi ketika CaCl2 (kalsium klorida) bereaksi dengan air.
4.      Untuk mengetahui apakah reaksi traffic light termasuk Kinetika ?
5.      Memberikan pengetahuan tentang proses kerja dari redoks (Oksidasi-reduksi), dan seperti apa redoks pada the mercury beating heart.
6.      Untuk memberikan pemahaman maksud dari dekantasi,filtrasi,dan kristalisasi serta destilasi sederhana dan uap.
7.      Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan terjadinya letupan meriam pada botol.
8.      Untuk mengetahui pnyebab terjadinya perubahan warna pada titrasi asam basa.
9.      Untuk mengetahui bagaimana cara dalam menentukan laju reaksi pada difusi gas.
10.  Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan nama unsur dalam suatu senyawa kimia.

BAB II
PEMBAHASAN
ACARA I
GAS

A.    PRODUKSI GAS ASETILEN ( Acetylene )
1.      Pelaksanaan
a.       Hari/Tanggal               : Ahad,14 April 2013
b.      Waktu                         : pukul 08.30-08.48 WITA
c.       Tempat                        : Belakang Gedung A Jurusan pend.Matematika
  Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
  Mataram.
d.      Tujuan                         : Untuk mengetahui Reaksi terbentuknya Gas
   Asetilen
2.      Landasan Teori
Las Gas, yang dilapangan lebih dikenal dengan istilah las karbit, sebenarnya adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas).  Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen[1].
      Asetilen adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna dengan rumus C2H2.Asetilen merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen .Pada asetilen ,kedua karbon berikat melalui ikatan rangkap 3 , dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma .Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilen terletak pada satu garis lurus,dengan sudut C-C-H sebesar 180 derajat.
Bahan utama pembuatan asetilen adalah kalsium karbonat dan batu bara .Kalsium karbonat diubah terlebih dahulu menjadi kalsium oksida dan batu bara diubah menjadi arang dan keduanya direaksikan menjadi kalsium karbida dan karbon monoksida .Kalsium karbida kemudian direaksikan dengan air dengan berbagai metode ,menghasilkan asetilena dan kalsium hidroksida.Reaksi ini ditemukan oleh Friedrich Wohler pada tahun 1962.
      Suatu cara untuk membuat asitelena adalah dengan mereaksikan kalsium karbida (CaC2) dan air.
CaC2 + 2H2O          C2H2 + Ca(OH)2
      Dalam sekala kecil,reaksi ini akan memberikan nyala Asitelina untuk lampu berbeda.Banyaknya gas yang dihasilkan diaturkan dengan mengendalikan laju air kedalam tromor reaksi[2].
Asetilen pada umumnya diperoleh dari proses pembakaran metana dalam proses pemurniannya, hasil perengakalian tadi dialirkan kedalam kolam untuk diekstrak pelarut organik, seperti dimetil formanida (DMF) demi mendapatkan  asetilen yang terpisah dari fraksi lain, tetapi proses ini akan bermasalah, sebab pelarut organik yang dipakai bersidat beracun dan mudah lepas kelingkungan karena keseimbangan tekanan upaya relatif tinggi.
Pemisahangas asetilen sebab memiliki titik didih serupa ilmiah yang akan meracuni katalis dan bisa bereaksi dengan material dari tembaga yang membentuk senyawa tembaga asetilida sehinga menyumbat reactor dan mudah meledak. Oleh sebab itu, asetilen perlu sisingkirkan dari aliran gas asetilen dengan cara reaksi hidrogenesi selektif[3].
Volume dari molekul-molekul gas sangat kecil bila dibandingkan dengan volume yang ditempati oleh gas tersebut. Sehingga sebenarnya banyak ruang yang lebih kecil dari pada cairan atau zat padat. Hal ini juga yang menyebabkan gas bersifat kompersibel atau mudah ditekan. Karena mol-mol gas selalu bergerak kesegala arah maka gas yang satu mudah bercampur dengan gas yang lain (difufsi) asal keduanya tidak bereaksi misalnya N2 dan O2,CO2 dan sebagainya[4].
3.      Alat dan Bahan
a.       Alat-alat
1)      Gelas kimia ukuran 600 ml 2 buah.
2)      Pipe tetes.
3)      Balon karet.
4)      Karet Gelang.
5)      Korek api.
b.      Bahan-bahan
1)      Kalsium karbida ( CaC2 ).
2)      Air.
3)      Minyak tanah.
4.      Langkah Kerja.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
b.      Mengambil air di gelas kimia dengan menggunakan pipe tetes.
c.       Memasukkan air kedalam balaon sebanyak 5 kali dengan menggunakan pipe tetes.
d.      Memasukkan karbida kedalam balon yang telah terisi air.
e.       Mengikat mulut balon dengan menggunakan karet gelang.
f.       Mengikat balon dengan tali rafia.
g.      Memanaskan balon yang terikat dengan tali rafia itu di atas api akantetapi tidak mengenai api.
h.      Mengamati perubahan reaksi yang terjadi pada balon.
i.        Mencatat hasil pengamatan.
5.      Hasil Pengamatan.
a.       Data.
1)      Gambar.
                                                                                      

 
Keterangan :
1.      Balon.
2.      Tali Rafia.
3.      Api.
4.      Sampah.
4
3
2
1
  Gambar 1.1 : Gas Asetilen

b.      Deskripsi.
Pada percobaan yang kami lakukan di atas,pada awal percobaan ini,air di masukkan ke dalam balon sebanyak 5 kali dengan menggunakan pipe tetes dan memasukan karbida kedalam balon,setelah memasukkan karbida dalam balon yang berisi air tersebut dengan cepat-cepat kita mengikatnya agar tidak ada rongga udara yang menyebabkan udara masuk.Ketika balon itu di ikat edengan tali raffia dan di panaskan di atas api,lama-kelamaan balon itu akan mengembang dan membesar dan akhirnya meledak.Sehingga timbul pertanyaan mengapa semakin lama balon itu semakin membesar ketika di panaskan di atas api,,,,,,,? Itu di karenakan ketika kita mencampurkan karbida dengan air maka akan menghasilkan gas asetilen yang dimana jika gas ini di panaskan maka dia akan meledak.
      Reaksi :                       CaC2 + 2H2 O               Ca(OH)2 + C2 H2
6.      Pembahasan.
Asetilen adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna dengan rumus C2H2.Asetilen merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen .Pada asetilen ,kedua karbon berikat melalui ikatan rangkap 3 , dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma .Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilen terletak pada satu garis lurus,dengan sudut C-C-H sebesar 180 derajat.
Setelah memasukkan air kedalam balon,selanjutnya kami memasukkanCaC2 hingga melewati leher balon dan setelah leher balon ditutup dengan cara menekankan bagian atas balon dengan tangan sehingga memungkinkan udara dalam balon tidak keluar.Maksudnya supaya makin besar atau banyak udara yang ada di dalam balon yang kemudian bereaksi dengan kalsium karbida tersebut yang menyebabkan terjadinya pemuaian.Disamping itu selain pemuaian yang terjadi juga pengembangan balon besar atau kecilnya tergantung pada jumlah air,jumlah kalsium karbida terkait dengan bahannya.Sampai pemuaian berhenti atau mencapai titik muai maximal karna H2O dan CaC2 yang ada di dalam balon habis bereaksi yang membentuk gas asetilen dengan reaksi sebagai berikut :
Produksi gas Asetilen
CaC2(s)  +  2H2O(l)             Ca(OH)2(s)  +  C2H2(g)
Adapun fungsi dari gas asetilen ini sendiri yaitu membantu dalam proses pengelasan atau digunakan untuk mengelas dan mempercepat proses pematangan pada buah serta masih banyak lagi.
Apabila gas ini terkena dengan api maka akan terjadi ledakan.Ledakan tersebut terjadi disebabkan adanya tekanan gas (The pressure of gases) yang besar dan merupakan sifat dari gas asetilen tersebut yakni mudah terbakar. Udara dengan volume yang ada didalam balon di bawah tekanan yang mana jika gas ini terkena walaupun sedikit gas asetilen lainnya akan terpicu untuk terbakar dan hal seperti adalah cirri dari semua gas.Sama halnya dengan balon yang didalamnya terdapat O2 dari tiupan apabila ditusuk pada satu titik kecil maka akan terjadi ledakan karna celah keluar udara yang sedikit tersebut memicu udara yang ada didalamnya untuk memaksa keluar dengan tekanan yang besar tergantung dinding benda apakah elastis atau keras.Dengan reaksi sebagai berikut:
Letusan (pembakaran) gas Asetilen
2C2H2(g)  +  5O2(g)            4CO2(g)  +  2H2O(g)  +  Panas
Adapun fungsi atau kegunaan dari asetilen (CaCO2) ini dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak diantaranya adalah digunakan sebagai bahan pengelasan besi,logam dan lain-lain selain itu juga bisa digunakan dalam pematangan buah sehingga bisa kita katakana bahwa asetilen mempunyai kegunaan yang dapat membantu kelangsungan hidup manusia dalam hal menimgkatkan ekonomi masyarakat berbangsa dan bernegara, dengan begitu pada percobaan yang kami lakukan di dapatkan hasil yang sesuai dengan hasilnya.
7.      Simpulan.

Dari hasil percobaan dan pengamatan yang di lakukan dapat di simpulkan bahwa semakin banyaknya air dan kalsium karbida yang di campurkan maka balon tersebut akan semakin membesar dan mengembang dengan sendirinya.Hal ini menunjukkan dan membuktikan bahwa adanya hasil produksi gas Asetile.

B.     DIFUSI GAS
1.      Pelaksanaan
a.       Hari/Tanggal               : Ahad,14 April 2013
b.      Waktu                         : pukul 10.35-10.50 WITA
c.       Tempat                        : R.B.II 4.Jurusan pend.Matematika Fakultas
  Tarbiyah IAIN Mataram.
d.      Tujuan                         :
-          Untuk mengetahui hokum difusi Graham’s
-          Untuk menentukan laju reaksi
2.      Landasan Teori
Hukum Difusi (Efusi) Graham yaitu Suatu gas dengan rapatan tinggi akan berdifusi lebih lambat daripada gas yang berapatan rendah.bunyi hukumnya adalah “ Laju reaksi dua gas berbanding terbalik dengan akar (kuadrat) rapatan mereka “.
R1dan R2 = Laju difusi 2 gas
d1 dan d2 = Rapatan masing-masing.
Difusi adalah suatu penyamaan keadaan-keadaan fisika secara sertamerta. Bila difusi menyangkut zat-zat yang berbeda, difusi merujuk ke percampuran partikel ketika mereka bergerak untuk menjadi terdistribusi secara seragam satu di antara yang lain. Pengujian eksperimen asli Graham menunjukkan bahwa Graham sebenarnya lebih mengukur laju efusi daripada laju difusi[5].
Jika dua zat yang berbeda dibuat bersentuhan (misalnya, setetes tinta merah dimasukkan ke dalam piala berisi air) mereka mulai bercampur; molekul dari zat pertama bergerak, atau berdifusi ke zat lainnya. Molekul gas pada kondisi kamar berdifusi dengan laju beberapa sentimeter per detik. Molekul cairan dan padatan berdifusi jauh lebih lambat. Tetapan difusi suatu zat mengukur laju difusi pencampuran. Pada suhu dan tekanan kamar, tetapan difusi untuk difusi cairan ke dalam cairan adalah sekitar empat kali lebih kecil daripada gas ke dalam gas; tetapan difusi padatan ke dalam padatan jauh lebih kecil lagi. Difusi dlaam padatan benar-benar sangat lambat. Dalam cairan, molekul berggerak bebas dalam sampel, bertukar tetangga terus menerus bergerak dalam gerak difusinya. Viskositas sesar yang rendah dari cairan menyiratkan bahwa molekul-molekulnya dapat cepat berganti tetangga, menemukan interaksi baru seraya bergerak sebagai tanggapan terhadap tegangan dari luar. Sebaliknya, kekakuan padatan menunjukkan susunan yang awet dari satu molekul terhadap tetangganya. Susunan molekul yang awet ini dalam padatan yang bertentangan dengan kebebasan molekul berdifusi pada cairan pada rapatan kemasan yang setara, merupakan perbedaan penting antara keadaan padat dan cair[6].
a.       Beberapa contoh difusi:

1)      Apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol minyak wangi (konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah).
2)      Apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas (konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi pergerakan tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah). Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat dibanding dengan proses difusi[7].
b.      Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu :
1)      Ukuran Partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, patan difusi semakin tinggi.
2)      Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
3)      Jarak.
Semakin besar  jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
4)      Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
5)      Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas
6)      Waktu difusi

3.      Alat dan Bahan
a.       Alat
1)      Tisu
2)      Kapas
3)      Tabung Reaksi 2 buah
4)      Kertas lakmus
5)      Batang pengaduk
6)      Sumpit
7)      Cutter
8)      Plastik Wrap
9)      Mistar
b.      Bahan
1)      Larutan NH3
2)      Larutan HCl
4.      Langkah kerja
a.       Larutan NH3
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan dalam larutan NH3
2)      Membersihkan dua ujung silinder.
3)      Mengukur tabung reaksi dengan menggunakan mistar
4)      Memotong kertas lakmus yang berwarna merah
5)      Memasukkan kertas lakmus berwarna merah kedalam tabung reaksi NH3.
6)      Mencelupkan kapas kedalam cairan NH3.
7)      Memasukkan kapas tersebut kedalam tabung reaksi
8)      Menutup tabung reaksi dengan kertas wrap.
9)      Menunggu kertas lakmus berubah warna
10)  Mencatat waktu yang di butuhkan dalam proses perubahan tersebut.
11)  Mencatat hasil pengamatan.
b.      Larutan Hcl
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan dalam larutan Hcl
2)      Membersihkan dua ujung silinder.
3)      Mengukur tabung reaksi dengan menggunakan mistar
4)      Memotong kertas lakmus yang berwarna merah
5)      Memasukkan kertas lakmus berwarna merah kedalam tabung reaksi Hcl.
6)      Mencelupkan kapas kedalam cairan Hcl.
7)      Memasukkan kapas tersebut kedalam tabung reaksi
8)      Menutup tabung reaksi dengan kertas wrap.
9)      Menunggu kertas lakmus berubah warna
10)  Mencatat waktu yang di butuhkan dalam proses perubahan tersebut.
11)  Mencatat hasil pengamatan

                                                                                         
5.      Hasil Pengamatan.
a.       Data
1)      Gambar

Keterangan :
1.      Plastic wrap.
2.      Tabung reaksi.
3.      Kertas lakmus berwarna merah.
3
2
1
     Gambar 1.2. : NH3


Keteraangan :
1.      Plastik wrap.
2.      Tabung reaksi.
3.      Kertas lakmus berwarna biru.
3
2
1
    Gambar 1.3 : HCl

2)      Table

No


Larutan

Waktu ( s )

Panjang ( M )

       Rasio

1.

NH3

   5 sekon

15 0.15 M

      33,3

2.

Hcl

   162 sekon

15 0.15 M

b.      Analisis Data
Diketahui    :           tNH3     = 5    sekon
                        tHcl      = 162   sekon
                        sNH3    = 15 cm    meter
                        sHcl      = 15 cm    meter
    Ditanya       :           R…?
                        Penyelesaian :
                        v Hcl     = 0,0009 m/s
                                    v NH3   =  = 0,03 m/s
                                    R =  =  = 33,3

c.       Deskripsi
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dideskipsikan bahwa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada kertas lakmus yang semulanya berwarna merah menjadi biru dan warna biru menjadi merah itu di karenakan adanya suhu dan kesetimbangan larutan. Dan adanya perbedaan waktu yang terjadi pada percobaan NH3 dan Hcl yaitu karna semakin tinggi suhu dan semakin seimbang larutan maka akan mempercepat perubahan warna pada kertas lakmus dan selain itu tergantung juga dari bersih atau tidaknya tabung reaksi.Dan khusus nya pada Hcl tergantung pada konsentasi larutan itu sendiri.
6.      Pembahasan.
Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan molekul gas lainnya yang terjadi secara sedikit demi sedikit berdasarkan sifat kinetiknya. Difusi gas selalu terjadi secara berangsur-angsur dan tidak secara seketika seperti kecepatan molekul yang diperkirakan. Karena kecepatan akar kuadrat rata-rata dari gas ringan lebih besar dari pada gas yang lebih berat, maka gas yang lebih ringan akan berdifusi melalui ruang tertentu, lebih cepat daripada gas yang lebih berat.
Difusi gas menurut pembuktian hukum Graham’s yaitu laju difusi suatu gas adalah berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari mas molekul. Menentukan laju yaitu dengan membagi jarak tempuh gas (panjang silinder dalam sentimeter) dengan waktu sekon. Kemudian untuk menentukan rasio dari laju difusi eksperimen yaitu membagi laju difusi suatu gas HCL dengan laju difusi gas ammonina. Pada praktikum ini kami dapat menghitug ataupun mengetahui jumlah rasio yang dihasilkan  melalui difusi penyebaran gas HCL dan gas NH3, karena pada saat itu kita bisa melihat kecepatannya dan menentukan waktu kecepatanya menyebarnya gas, sehingga dari sana kita bisa membuktikan hukum Graham dan menentukan rasionya,akan tetapi pada percobaan yang di lakukan Rasio yang kami dapatkan sangat jauh berbeda dengan hasil dari ketetapan rasio itu sendiri, nilai ketetapan Rasio adalah 1,46 sedangkan hasil rasio yang kami dapatkan adalah 33,3.Terjadinya perbedaan rasio ini karna reaksi perubahan warna pada HCl cukup lama dan itu terjadi karna tergantung dari kesetimbangan suhu dari konsentrasi itu sendiri,dan dapat kita ketahui bahwa percobaan yang di lakukan tidak sesuai dengan hasilnya.
7.      Simpulan.
Pada percobaan yang di lakukan di atas dapat di simpulakan bahwa hokum Graham’s tentang Difusi gas adalah laju reaksi gas berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa molekul.Dan dari percobaan ini juga kita dapat mengetahui atau dapat menentukkan laju reaksi.








ACARA II
PEMURNIAN DAN PEMISAHAN
A.      DEKANTASI,FILTRASI DAN KRISTALISASI
1.      Pelaksanaan.
a.       Hari/tanggal            : Ahad,14 April 2013.
b.      Waktu                     : pukul 09.35-10.00 WITA
c.       Tempat                    : Ruang II 1,lantai 2 Gedung B jurusan
  Pend.Matematika fak.Ilmu tarbiyah dan
   keguruan IAIN Mataram.
d.      Tujuan                     : Untuk mengetahui pemurnian dan pemisahan
 dengan cara Dekantasi,filtrasi dan kristalisasi.
2.      Landasan Teori.
Dasar penting dalam destilasi adalah tekanan uap yaitu suatu sifat yang tergantung pada suhu. Kenaikan suhu selalu menyebabkan tekanan uap bertambah besar. Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap sama dengan tekanan luar / atmosfer. Pada suhu ini molekul zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berubah menjadi fase uap tidak hanya pada permukaan zat cair tetapi di seluruh bagian zat cair sehingga terjadi gelembung dan keadaaan ini diebut mendidih. Suhu pada  saat tekanan uap zat cair sama dengan atmosfer disebut titik normaL.
Di bidang tekhnik, kimia seringkali kita temukan bahan padat harus dipisahkan dari larutan/ lelehan tanpa mengikat kotoran – kotoran yang terkandung pada fase cair tersebut. Sering juga bahan padat kristalin  yang mengandung pengotor  harus dibersihkan atau harus dihasilkan dalam bentuk–bentuk kristal tertentu, yang dinamakan dengan proses kristalisasi.  Kristal adalah bahan padat dengan susunan atom / molekul Yang teratur. Yang dimaksud kristalisasi adalah  pemisahan bahan padat yang menghasilkan Kristal dari suatu larutan atau lelehan. Hasil kristalisasi dari lelehan harus didinginkan lagi/ dikecilkan ukurannya[8].
Garam dapur (NaCl) zat padat berwarna putih yang dapat diperolaeh dengan menguapkan dan memurnikan air laut, dapat didapatkan menetralisasi HCl dengan NaOH berair NaCl nyaris tak dapat larut dalam alkohol tapi larut dalam air sambil menyedot panas,perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu garam tersebut normal .suatu garam yang mengandung hidroksida yang dapat digusar.larutan – larutan berair dari garam normal tidak sselalu netral terhadap indikator semisal lakmus. Garam rangkap adalah garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen zat – zat garam tertentu[9].
Kita dapat mengidentifikasi komponen yang berbeda dari beberapa campuran dengan mata telanjang dan juga dengan mikrroskop. Cara untuk teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang tergantung didalamnya. Beberapa campuran yang berbeda dari penyusunannya disebut campuran heterogen misalnya campuran air dan pasir. Campuran ini dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Saringan ada beberapa macam, misalnya kertas saring dan selaput semipermeable. Kertas sraing dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari larutan sedangkan selaput semipermeable digunakan untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. Sebaliknyadalam beberapa campuran bila kita dapat membedakan campuran karena molekul-molekul atom dan penyusunnya bercampur dengan baik maka larutan ini disebut larutan homogen (misalnya larutan alcohol dalam air). Larutan ini tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring ataupun selaput semipermeabel karena partikelnya yang sangat kecil dan lolos dari pori-pori kertas saring dan selaput semipermeabel. Campuran seperti ini hanya dapat dipisahkan dengan cara fisika, yaitu dengan cara destilasi, ekstrasi pelarut, dan kromatografi[10].
          Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan dengan cara:
a.       Dekantasi
yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspense).
Contoh: Pemisahan campuran air dan pasir.
b.      Filtrasi.
yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan mneggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut filtrat sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas. Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang tidak saling larut. Atau Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan dijelaskan di bawah ini.
Contoh: Pemisahan campuran air dan kopi[11].
c.       Kristalisasi
yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komponen tercampur dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut.
Kristal itu sendiri merupakan susunan atom yang beraturan dan berulang, yang bentuknya dapat berupa kubik, tetragonal, orthorombik, heksagonal, monoklin, triklin dan trigonal. Bentuk itu nantinya, tergantung dari proses downstream (pemurnian) yang dilakukan dan juga spesifikasi produk yang diharapkan pasar[12].
Syarat utama terbentuknya kristal dari suatu larutan adalah larutan induk harus dibuat dalam kondisi lewat jenuh (supersaturated). Yang dimaksud dengan kondisi lewat jenuh adalah kondisi dimana pelarut (solven) mengandung zat terlarut (solute) melebihi kemampuan pelarut tersebut untuk melarutkan solute pada suhu tetap. Atau kalau diilustrasikan dengan sebuah kelas, jika kapasitas suatu kelas adalah 80 mahasiswa, karena hanya ada 80 kursi. Maka mahasiswa ke-81 yang masuk ke kelas adalah mahasiswa yang membuat kondisi kelas lewat jenuh
Contoh : Pemisahan campuran air dan garam.
3.      Alat dan Bahan
a.       Alat.
1)      Corong.
2)      Gelas kimia ukuran 600 ml.
3)      Gelas kimia ukuran 1000 ml.
4)      Gelas kimia ukuran 250 ml 2 buah
5)      Gelas kimia ukuran 100 ml 2 buah.
6)      Tabung reaksi 2 buah.
7)      Pengaduk.
8)      Kawat kasa.
9)      Bunsen.
10)  Kaki tiga.
11)  Kertas saring.
12)  Sendok.
13)  Korek api.
b.      Bahan.
1)                        Bubuk kapur
2)                        Garam.
3)                        Air.
4.      Langkah kerja.
a.       Dekantasi.
1)   Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
2)   Menuangkan air kedalam gelas kimia yang ukuran 100 ml sebanyak 30 ml air.
3)   Memasukkan bubuk kapur sebanyak 1 sendok kedalam air.
4)   Mengaduk campuran tersebut dengan menggunakan pengaduk sampai lcampuran itu larut.
5)   Menunggu sampai kapurnya mengendap.
6)   Menuangkan larutan kedalam tabung reaksi.
7)   Mencatat hasil pengamatan.
b.      Filtrasi.
1)   Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
2)   Menuangkan air kedalam gelas kimia yang ukuran 100 ml sebanyak 30 ml air.
3)   Memasukkan bubuk kapur sebanyak 1 sendok kedalam air.
4)   Mengaduk campuran tersebut dengan menggunakan pengaduk sampai campuran itu larut.
5)   Melapisi bagian dalam corong dengan kertas saring.
6)   Menyaring larutan tersebut tanpa menunggu larutan sampai mengendap.
7)    Mencatat hasil pengamatan.
c.       Kristalisasi.
1)   Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
2)   Menuangkan air kedalam gelas kimia 100 ml sebanyak 20 ml air.
3)   Memasukan 1 sendok garam kedalam gelas kimia yang berisi 20 ml air.
4)   Mengaduk campuran tersebut.
5)   Melapisi bagian dalam corong dengan kertas saring.
6)   Menyaring campuran tersebut kedalam gelas kimia yang ukurannya 250 ml.
7)   Menyalakan Bunsen.
8)   Memasang Bunsen dengan kawat kasa.
9)   Memanaskan larutan garam yang sudah di saring di atas Bunsen.
10)                     Menunggu larutan garam agar menguap,selama ± 3 menit sampai terbentuknya endapan garam murni.
11)                    Mencatat hasil pengamatan.


5.      Hasil pengamatan.
a.       Data.
1)      Gambar.

Keterangan :
1.      Tabung reaksi.
2.      Larutan sedikit keruh
1
2
   Gambar 2.1 : Dekantasi








Keterangan :
1.      Kertas saring
2.      Tabung reaksi
3.      Larutan murni
3
21
1
 Gambar 2.2 : Filtrasi


   
Keterangan :
1.      Gelas kimia.
2.      Endapan garam.
3.      Kawat kasa.
4.      Kaki Tiga.
5.      Bunsen.
4
5
3
2
1
 Gambar 2.3 :  kristalisasi



b.      Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami dapat membedakan hasil larutan kapur dan larutan garam yang telah dihasilkan setelah melakukan uji coba melalui proses dekantasi, filtrasi, dan kristalisasi. Dengan larutan kapur yang didiamkan sebentar, kemudian di sana akan terjadi pemisahan antara hasil (filtrat) berupa air dan sisanya (sentrat) berupa endapan kapur. Hasilnya (filtrat) dituangkan ke dalam tabung reaksi dan hasilnya sedikit keruh. Proses ini disebut dengan proses dekantasi. Kemudian sisanya (sentrat) dituangkan ke dalam gelas kimia melalui penyaringan menggunakan kertas saring, dan hasil larutannya lebih bening dibandingkan dengan hasil larutan pada proses dekantasi, proses ini disebut dengan proses filtrasi. Kemudian melalui uji coba larutan garam, kami dapat mengamati hasil dari larutan melalui pemanasan, pada saat mendidih dan menguap, larutan garam mengkristal / kembali menjadi garam yang lebih bersih dan murni. Proses ini disebut dengan proses kristalisasi.

6.      Pembahasan.
Kita dapat mengidentifikasi komponen yang berbeda dari beberapa campuran dengan mata telanjang dan juga dengan mikrroskop. Cara untuk teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang tergantung didalamnya. Beberapa campuran yang berbeda dari penyusunannya disebut campuran heterogen misalnya campuran air dan pasir. Campuran ini dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Saringan ada beberapa macam, misalnya kertas saring dan selaput semipermeable. Kertas sraing dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari larutan sedangkan selaput semipermeable digunakan untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. Sebaliknyadalam beberapa campuran bila kita dapat membedakan campuran karena molekul-molekul atom dan penyusunnya bercampur dengan baik maka larutan ini disebut larutan homogen (misalnya larutan alcohol dalam air). Larutan ini tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring ataupun selaput semipermeabel karena partikelnya yang sangat kecil dan lolos dari pori-pori kertas saring dan selaput semipermeabel. Campuran seperti ini hanya dapat dipisahkan dengan cara fisika, yaitu dengan cara destilasi, ekstrasi pelarut, dan kromatografi
Beberapa macam proses yang digunakan untuk memisahkan berbagai campuran menjadi zat-zat murni. Seperti yang kita lakukan pada praktikum ini, yaitu dengan cara dekantasi, filtrasi dan kristalisasi. Sebagaimana pengertianya dari ketiga proses ini, melalui dekantasi yaitu pemisahan komponen dari suatu larutan dengan cara penuangan, sebagaimana pada percobaan yang kita lakukan itu pada proses ini dapat memisahkan suatu larutan dengan cara penuangan. Filtrasi yaitu proses pemisahan komponen dari suatu larutan dengan cara penyaringan, pada proses ini dilakukan dengan menyaring hasil dari dekantasi (endapan) kemudian menghasilkan suatu larutan yang lebih murni kembali. Kristalisasi yaitu pemurnian yang dilakukan dengan cara pemanasan. Dilakukan melalui larutan NaCl yang dipanaskan maka akan mengalami pemurnian kembali.
7.      Simpulan.

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa proses dekantasi menghasilkan larutan kapur yang sedikit keruh dan proses filtrasi menghasilkan larutan kapur yang lebih bening dari larutan hasil dekantasi, karena melalui penyaringan. Sedangkan pada proses kristalisasi, larutan garam yang telah dipanaskan akan menyebabkan terjadinya proses kristalisasi pada larutan garam tersebut sehingga menghasilkan garam lebih murni dan bersih dari garam sebelumnya. Berdasarkan pengertiannya, dekantasi yaitu pemisahan komponen dari suatu larutan dengan cara penuangan. Filtrasi yaitu pemisahan komponen dari suatu larutan dengan cara penyaringan. Kristalisasi yaitu pemurnian larutan dengan cara pemanasan. Jadi proses dekantasi, filtrasi, dan kristalisasi merupakan proses yang dapat memisahkan dan memurnikan suatu larutan.

B.     DESTILASI SEDERHANA.
1.      Pelaksanaan
a.       Hari/Tanggal                        : Ahad,28 April 2013
b.      Waktu                                  : pukul 12.13-12.23 WITA
c.       Tempat                                 : Ruang II 4 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan   Keguruan IAIN     Mataram.
d.      Tujuan                                  : Untuk mengetahui proses pemurnian
atau pemisahan dengan cara destilasi
sederhana.
2.      Landasan Teori
Destilasi merupakan perubahan cair menjadi fase uap atau gas dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun akibat pendinginan. Dasar penting di dalam destilasi adalah tekanan uap yaitu sifat fisika dari suatu zat cair yang bergantung ada suhu kenaikan suhu selalu menyebabkan tekanan uap tambahan besar, titik didih adalah suhu dimana tekakan uap sama dengan tekanan luar/atmosfer. Pada suhu ini zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berubah menjadi fase uap tidak hanya pada permukaan dan zat cair, tapi diseluruh permukaan zat cair sehingga terbentuk gelembung-gelembung dan keadaan ini disebut mendidih[13].
Prinsip dasar destilasi sederhana adalah pemisahan suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alcohol[14].
Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan masa komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan kemudian mengembunkan komponen secara bertahap, pengembunan terjadi dengan mengalirkan uap ke tabung pendingin contohnya memisahkan air dengan alkohol, titik didih air masing-masing 1000 C dan 780C. Ketika campuran dipanaskan dan suhu diatur sekitar 780 C, maka alkohol akn menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendinginan dan akhirnya di dapatkan cairan alkohol murni.
Pendidihan merupakan hal yang khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fasa uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya (Td). Bila suhu di mana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitar. Pada titik didih ,tekanan cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung–gelembung uap dapat terbentuk di permukaan cairan di ikuti penguapan yang terjadi disetiap titik dalan cairan. Pada umumnya molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi   yaitu molekul harus mempunyai cukup tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas denga cairan uap.
Kesetimbangan yang terjadi bila larutan jenuh garam yang sedikit larut bersentuhan dengan garam yang belum larut.misalnya, beberapa gra garam yang sedikit larut dibenamkan dalam segelas air. Karena zat padat ion itu hanya dapat sedikit larutan dalam air, hanya sekuantitas kecil akan larut dan menghasilkan ion–ion dalam laruatan[15].
Bila suatu campuran dua cairan yang dapat didihkan, uap yang lepas dari dalam cairan biasanya mempunyai susunan yang lain daripada susunan cairan yang mendidih. Perilaku yang lazim adalah bahwa uap lebih kaya akan komponen yang lebih atsiri. Dengan mendidihkan sebagian dari cairan itu dan mengembunkan uapnya, campuran itu dapat dipisahkan menjadi dua bagian. Uap yang terembunkan disebut destilat dan lebih kaya akan komponen yang lebih atsiri dibandingkan cairan aslinya. Cairan yang tertinggal disebut residu dan lebih kaya akan komponen yang sukar menguap[16].
Bila dua macam campuran yang tidak bercampur ditempatkan dalam suatu bejana, maka masing-masing cairan akan menguap seperti cairan murni. Tekanan uap campuran demikian adalah jumlah tekanan uap murninya. Untuk campuran air dan Bromobenzena pada 1000C. Bila uap dialirkan kepada cairan Bromobenzena, zat ini akan mendidih dibawah 1000C, pengaturan uap demikian disebut destilasi uap, gunanya untuk memurnikan zat-zat organic yang pada titik didihnya mudah mengurai. Bila kita melakukan destilasi uap, maka kita dapat menentukan perbandingan berat air dan zat yang didestilasi.
3.      Alat dan Bahan.
a.       Alat
1)      Kondesor.
2)      Statif 2 buah.
3)      Thermometer.
4)      Labu destilat.
5)      Gelas kimia 600 ml 2 buah
6)      Gelas kimia 100 ml 2 buah.
7)      Ember.
8)      Kompor.
9)      Korek api.
b.      Bahan.
1)      Aquaders 80 ml.
2)      Alkohol 80 ml

4.      Langkah Kerja.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
b.      Memasukan alkohol 80 ml kedalam labu destilat.
c.       Memasukkan air 80 ml kedalam labu distilat.
d.      Menyalakan kompor.
e.       Memanaskan labu destilat yang sudah terisi dengan alcohol dan air.
f.       Menyedot ujung selang.
g.      Mengamati proses yang terjadi pada saat di panaskan.
h.      Mencatat hasil pengamatan.






5.      Hasil pengamatan.
a.       Data
1)      Gambar.
1
Keterangan :
1.      Thermometer.
2.      Kondensor.
3.      Ember.
4.      Statif.
5.      Labu destilat.
6.      Larutan alcohol dan air.
7.      Selang.
8.      Kompor.
9.      Gelas kimia.
 


9
8
7
6
5
4
3
2
Gambar 2.4 : destilasi sederhana.

b.      Deskripsi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat mengetahui proses terjadinya destilasi sederhana melalui pemurnian dan pemisahan antara alcohol dengan air, dimana pada percobaan kami ini, air dan alcohol dicampurkan sehingga menjadi larutan, kemudian dipanaskan di atas kompor dan mengukur suhunya menggunakan thermometer dan suhu harus diukur sampai kurang dari 80oC pada saat pemanasan, kemudian dari larutan tadi, akan menghasilkan uap dan uapnya menjadi cair, cairan itu adalah hasilnya yaitu alcohol yang akan menuju kepenampungan melalui kondensor leibig/pendingin, dan air sebagai residunya (sisanya) akan tetap diam ditempat semula, pada proses ini, suhu sangat berpengaruh terhadap proses penguapan dan pendinginan (hasil pemurnian zat), apabila suhunya lebih dari 80oC maka hsilnya tidak akan murni, melainkan residunya akan ikut bersama hasinya. Jadi dari proses di atas kami dapat mengetahui proses pemurnian zat cair dengan zat cair.
6.      Pembahasan.
Dasar penting dalam destilasi adalah tekanan uap yaitu suatu sifat yang tergantung pada suhu. Kenaikan suhu selalu menyebabkan tekanan uap bertambah besar. Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap sama dengan tekanan luar / atmosfer. Pada suhu ini molekul zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berubah menjadi fase uap tidak hanya pada permukaan zat cair tetapi di seluruh bagian zat cair sehingga terjadi gelembung dan keadaaan ini diebut mendidih. Suhu pada  saat tekanan uap zat cair sama dengan atmosfer disebut titik normal.
Pada praktikum ini bertujuan agar dapat mengetahui proses terjadinya destilasi sederhana, dimana destilasi sederhana ini merupakan salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat cair lainnya dengan memperhatika titik didih sehingga zat pencemar/pengotornya akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran zat cair dengan zat cair, misalnya seperti air dan alcohol. Seperti pada praktikum yang kami lakukan menggunakan alcohol dengan air, merupakan pemurnian dan pemisahan antara alcohol dengan air, dimana pada percobaan kami ini, air dan alcohol dicampurkan sehingga menjadi larutan, kemudian dilakukan pemanasan dan mengukur suhunya menggunakan thermometer dan suhu harus diukur sampai kurang dari 80oC pada saat pemanasan, kemudian dari larutan tadi, akan menghasilkan uap dan uapnya menjadi cair, cairan itu adalah hasilnya yaitu alcohol yang akan menuju kepenampungan melalui kondensor leibig/pendingin, dan air sebagai residunya (sisanya) akan tetap diam ditempat semula, pada proses ini, suhu sangat berpengaruh terhadap proses penguapan dan pendinginan (hasil pemurnian zat), apabila suhunya lebih dari 80oC maka hsilnya tidak akan murni, melainkan residunya akan ikut bersama hasinya.
7.      Simpulan.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa pemisahan antara air dan alcohol dapat dilakukan melalui proses pemanasan dengan suhu kurang dari 80oC, dimana uap alcohol yang mendingin akan berubah menjadi cair sebagai hasil dari hasil dari pemurnian zat, dari zat cair dan zat cair. Sehingga dari percobaan di atas, kami dapat mengetahui proses terjadinya destilasi sederhana yakni proses pemurnian yang memperhatikan titik didih.

C.   DESTILASI UAP
1.      Pelaksanaan
a.       Hari/Tanggal                  : Ahad,28 April 2013
b.      Waktu                            : pukul 11.55-12.09 WITA
c.       Tempat                           : Ruang II 4 lantai 2 gedung B Jurusan
   pend.Matematika Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan 
                                                               Keguruan IAIN     Mataram.
d.      Tujuan                            : Untuk mengetahui proses pemurnian atau
  pemisahan dengan cara destilasi uap
2.      Landasan Teori.
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan  kembali ke dalam  bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan  pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan  menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton[17].
Pemisahan suatu zat dalam kimia dibedakan dalam beberapa cara:
Destilasi adalah proses pemisahan  zat cair melalui penguapan dan pengembunan. Destilasi juga merupakan proses pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen campurannya. Contoh destilasi adalah pemisahan uap daun minyak kayu putih dari air. Destilasi terdiri dari dua tahap yaitu tahap penguapan dan tahap pengembunan
a.       Tahap penguapan atau pendidihan
Pada proses destilasi, larutan dipanaskan sehingga pelarut yang biasanya  memiliki titik didih lebih rendah akan menguap (menjadi gas). Uap tersebut kemudian dialirkan melalui suatu celah yang berinteraksi langsung dengan udara luar.
b.      Tahap pengembunan
Pengembunan adalah peristiwa berubahnya zat yang berbentuk gas menjadi zat yang berbentuk cair. Peristiwa tersebut terjadi akibat suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan suhu penguapan pada zat tertentu. Pada proses destilasi pengembunan terjadi pada corong yang suhunya lebih dingin dari pada suhu zat saat menguap, akibatnya gas dari proses penguapan tersebut mencair dan diproleh zat murni[18].
Daya larut zat padat dalalm cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperature, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya ialah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat anorganik dalam air lebih besar dairpada dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperature karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif. Na2SO4, 10H2O mempunyai panas pelarutan negative hingga daya larutnya dengan naiknya temperatur[19].
Tekanan uap komponen murni suatu larutan ideal biasanya berbeda, dan karena alasan ini larutan akan memiliki komposisi berbeda dengan fasa uapnya yang berkesetimbangan dengannya[20].
Kita andaikan sebagian dari uap ini dipindahkan dan diembunkan menjadi cairan. Uap dalam kesetimbangan dengan larutan baru ini masih akan lebih kaya dengan komponen yang lebih atsiri, dan prosesnya dapat dilanjutkan lagi. Kerangka pikir ini melandasi teknik pemisahan campuran ke dalam komponen-komponen murninya lewat destilasi bertingkat, yakni proses yang komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan[21].
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air.  Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Pada proses destilasi ini yaitu zat padat dengan zat cair hasilnya adalah minyak dan cairan dari zat padat tersebut, namun setelah dipisahkan dengan corong pisah , hasilnya adalah minyak kayu putih murni[22].
Bila dua macam campuran yang tidak bercampur ditempatkan dalam suatu bejana, maka masing-masing cairan akan menguap seperti cairan murni. Tekanan uap campuran demikian adalah jumlah tekanan uap murninya. Untuk campuran air dan Bromobenzena pada 1000C. Bila uap dialirkan kepada cairan Bromobenzena, zat ini akan mendidih dibawah 1000C, pengaturan uap demikian disebut destilasi uap, gunanya untuk memurnikan zat-zat organic yang pada titik didihnya mudah mengurai. Bila kita melakukan destilasi uap, maka kita dapat menentukan perbandingan berat air dan zat yang didestilasi.
                                                                                
3.      Alat dan Bahan.
a.       Alat.
1)               Kondesor.
2)               Statif 2 buah.
3)               Thermometer.
4)               Labu destilat.
5)               Gelas kimia 600 ml 2 buah.
6)               Gelas kimia 100 ml 2 buah.
7)               Ember.
8)               Kompor.
9)               Kore api.
b.      Bahan.
1)      Daun kayu putih.
2)      Aquader 200 ml
4.      Langkah kerja.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.      Memasukkan 200 ml air kedalam labu destilat.
c.       Memasukkan daun kayu putih secukupnya atau sampai dia tenggelam di dalam labu destilat.
d.      Menyalakan kompor.
e.       Memanaskan labu destilat yang sudah terisi daun kayu putih sampai mendidih dan mengeluarkan uap.
f.       Menyedot ujung selang.
g.      Mengamati proses yang terjadi saat di panaskan.
h.      Mencatat hasil pengamatan.
5.      Hasil pengamatan.
a)      Data.








1)      Gambar.
Keterangan :
1.      Thermometer.
2.      Ember.
3.      Kondensor.
4.      Labu Destilat.
5.      Statif.
6.      Daun kayu putih.
7.      Kompor.
8.      Gelas kimia.
1
 
8
7
6
5
4
3
2
 Gambar 2.5 : destilasi uap

b)      Deskripsi
Dari percobaan ini kami dapat mengetahui proses terjadinya destilasi uap melalui pemurnian antara zat padat dengan zat cair, dimana pada percobaan kami, kami dapat mengujinya melalui daun kayu putih dicampur dalam labu destilat bersama air kemudian dilakukan pemanasan, dan pada labu destilat disambungkan bersama kondensor leibig, dan pada saat pemanasan, suhunya/titik didihnya tidak ditentukan atau tidak diperhatikan, dan uap yang dihasilkan oleh proses pemanasan ini akan mendingin dan berubah menjadi cair, dan cairan tersebut sebagai hasil dari pemurnian/pemisahan antara zat padat dengan zat cair, hasilnya akan menuju ke penampungan melalui kondensor dan zat padatnya akan tersisa/sebagai residunya, daun minyak kayu putih sebagai sisanya akan diam ditempat semula yaitu pada destlilat.
6.      Pembahasan.
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan  kembali ke dalam  bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan  pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan  menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Dari  praktikum yang dilakukan ini bertujuan agar kami dapat mengetahui proses terjadinya destilasi uap, dimana destilasi uap ini merupakan salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat lainnya dengan tidak memperhatikan titik didih sehingga zat pencemar/pengotornya akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran zat cair dengan zat padat, misalnya seperti air dan daun minyak kayu putih. Seperti pada praktikum yang kami lakukan menggunakan daun minyak kayu putih dengan air, merupakan pemurnian dan pemisahan antara daun minyak kayu putih dengan air, dimana pada percobaan kami ini, air dan daun minyak kayu putih dicampurkan, kemudian dilakukan pemanasan dan tidak mengukur suhunya/titik didihnya menggunakan apapun, kemudian dari campuran tadi, akan menghasilkan uap dan uapnya menjadi cair, cairan itu adalah hasilnya yaitu air yang mengandung minyak kayu putih yang akan menuju kepenampungan melalui kondensor leibig/pendingin, dan daun minyak kayu putih sebagai residunya (sisanya) dan akan diam ditempat semula, pada proses ini, suhu tidak berpengaruh terhadap proses penguapan dan pendinginan (hasil pemurnian zat).
7.      Simpulan.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa pemisahan antara zat padat (daun minyak kayu putih) dan zat cair (air) dapat dilakukan melalui pemanasan dengan tidak memperhatikan suhunya, dimana uap yang dihasilkan dari proseS pemanasan yang mendingin akan berubah menjadi cair sebagai hasilnya dari proses pemurnian antara zat padat dan zat cair, sehingga dari percobaan ini kami dapat mengetahui proses terjadinya destilasi uap yakni pemurnian yang tidak memperhatikan titik didihnya.










ACARA III
ASAM BASA

1.      Pelaksanaan.
a.       Hari/Tanggal                  : Ahad,21 April 2013
b.      Waktu                            : pukul 08.16-08.35 WITA
c.       Tempat                           : Ruang II 6 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan   Keguruan IAIN     Mataram.
d.      Tujuan                            : Untuk mengetahui ekstra tumbuh-
  tumbuhan yang digunakan sebagai
   indicator asam basa.
2.      Landasan Teori.
Suatu asam adalah senyawa yang bila dalam air akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di atas nilainya dalam air murni. Suatu basa meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH+). Definisi-definisi ini diperkenalkan pada abad ke-19, telah umum dianggap untuk mengakomodasi lebih banyak bagi kelas senyawa yang secara kimia mirip dengan asam dan basa yang sudah dikenal.
Menurut definisi Arrhenius, HCl adalah asam dan NaOH adalah basa. Menurut definisi Bronsted-Lowry, H3O+ adalah asam dan OH+ adalah basa. Menurut Lewis, H+ adalah asam dan OH+ adalah basa. Karena proton menerima sepasang electron bebas yang diberikan oleh OH- dalam reaksi.
Indicator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang PH yang sempit. Jenis indicator yang khas adalah asam organic yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa konjugatnya. Konsentrasi molekul indicator yang sangat rendah hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan. Perubahan warna indicator mencerminkan pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan.
Indicator yang berbeda mempunyai nilai Ka yang berbeda sehingga menunjukkan perubahan warna pada nilai pH yang berbeda pula. Semakin lemah suatu indicator sebagai asam, semakin tinggi pH di tempat trejadinya perubahan warna. Banyak zat pewarna alami yang ditemukan pada buah-buahan, sayur-sayura, dan bunga bertindak sebagai indicator pH dengan mengalami perubahan warna seiring terjadinya perubahan keasaman[23].
Salah satunya adalah indicator asam basa bromofenol biru digunakan untuk menggambarkan kerja buffer. Warna indicator adalah biru-ungu di atas pH 4,6 dan kuning di bawah pH 3,0. a) larutan buffer yang dibuat dari 50 ml CH3COOH 0,1 M. larutan ini memiliki pH 4,7 dan mengubah indicator menjadi biru-ungu. b) sesudah penambahan 40 mL larutan HCl 0,1 M ke dalam larutan (a), warna tetap biru-ungu. c) 100 mL larutan CH3COOH yang pH-nya 4,7. d) sesudah penambahan 6 tetes larutan HCl 0,1 M, warna berubah menjadi kuning. Tanpa kerja buffer, PH larutan menurun dengan cepat di bawha 3,0 jika ditambahkan HCl 0,1 M[24].
Netralisasi ialah reaksi antara asam dan basa. Netralisasi sempurna hanya terjadi pada reaksi antara asam kuat dan basa kuat, sebab garam yang terjadi bersifat netral:
HCl + KOH                                        KCl + H2O
Reaksi basa lemah dan asam lemah atau sebaliknya, tidak menghasilkan larutan netral, sebab garam yang terjadi dapat bereaksi dengan air membentuk asam dan basa kembali. Reaksi ini disebut hidrolisis[25].
a.       Asam dan Basa Kuat
Asam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di dalam larutan air. Bila asam kuat HCl (asam klorida) dilarutkan dalam air, reaksi yang terjadi adalah
HCl (aq) + H2O(l)                                     H3O+(aq) + Cl-(aq)
Sedangankan basa kuat adalah sebagai basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion OH-(aq) bila dilarutkan dalam air. Ion amida (NH2-) dan ion hidrida (H+) keduanya merupakan basa kuat. Untuk setiap mol perliter masing-masing ion tersebut yang ditambahkan ke dalam air dihasilkan 1 mol perliter OH+(aq). Produk lainnya masing-masing adalah NH3 dan H2
                        H2O(l) + NH-2(aq)                   NH3(aq) + OH-(aq)
b.      Asam dan basa lemah
Asam lemah mempunyai nilai Ka lebih kecil dari 1. Nilai pKa mulai pada nol untuk asam lemah yang paling kuat dan terus bergerak naik. (jika pKa lebih besar daripada 14, senyawa tidak efektif sebagai asam dalam larutan air). Bila asam lemah dilarutkan dalam air, konsentrasi awalnya hampir selalu diketahui, setiap reaksi sebagiannya dengan air menghabiskan sejumlah HA dan menghasilkan A- dan H2O.
c.       Fungsi PH
Konsentrasi H3O+ umumnya kurang dari 1 M, sehingga fungsi pH ditentukan dengan tanda negative untuk menghasilkan sebuah bilangan yang bertanda positif. Nilai pH tinggi menandakan konsentrasi H3O+ yang rendah begitu pula sebaliknya pada suhu 250C.
            pH < 7 = larutan asam
            pH= 7  = larutan netral
pH > 7 = larutan basa[26].

3.      Alat dan Bahan.
a.       Alat.
1)      Gelas kimia 250 ml 2 buah.
2)      Plat tetes.
3)      Pipe tetes.
4)      Gelas arloji.
5)      Timbangan analitik.
6)      Skala PH.
7)      Silet.
8)      Batang pengaduk.
9)      Gelas plastik.

b.      Bahan.
1)      Kunyit.
2)      Mahkota bunga.
3)      Alcohol.
4)      HCl
5)      NaCl
6)      Na2Co3.
7)      CH3COOH.
8)      NaHCO3.
4.      Langkah Kerja.
a.       Bunga.
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
2)      Memisahkan mahkota dari bunga.
3)      Menimbang gelas arloji dengan timbangan analitik.
4)      Menimbang mahkota bunga dengan berat 2 gram.
5)      Memasukkan mahkota bunga kedalam gelas plastik.
6)      Menetesi alkohol kedalam mahkota bunga sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipe tetes.
7)      Menumbuk mahkota bunga sampai halus.
8)      Meneteskan larutan HaCl,Na2CO3,CH3COOH,NaHCO3 sebanyak 2 tetes di plat tetes.
9)      Meneteskan sari bunga kembang sepatu sebanyak 2 tetes di plat tetes yang berisi macam-macam larutan.
10)  Mencatat perubahan warna pada larutan.
11)  Mencelupkan skala PH di masing-masing larutan mahkota.
12)  Mengukur indicator PH.
13)  Mencatat hasil pengamatan.
b.      Kunyit.
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
2)      Mengupas dan memotong kecil-kecil kunyit
3)      Menimbang gelas arloji dengan timbangan analitik.
4)      Menimbang kunyit dengan berat 2 gram.
5)      Memasukkan kunyit kedalam gelas plastik.
6)      Menetesi alkohol kedalam kunyit sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipe tetes.
7)      Menumbuk kunyit sampai halus.
8)      Meneteskan larutan HaCl,Na2CO3,CH3COOH,NaHCO3 sebanyak 2 tetes di plat tetes.
9)      Meneteskan sari kunyit sebanyak 2 tetes di plat tetes yang berisi macam-macam larutan.
10)  Mencatat perubahan warna pada larutan.
11)  Mencelupkan skala PH di masing-masing larutan kunyit.
12)  Mengukur indicator PH.
13)  Mencatat hasil pengamatan
5.      Hasil Pengamatan.
a). Data.
1)         Gambar.

Keterangan :
1.      Larutan NaCl berwarna merah muda.
2.      Larutan HCl berwarna merah.
3.      Larutan NaCO3 berwarna hijau tua
4.      Plat tetes.
5.      Larutan CH3COOH berwarna merah.
6.      Larutan NaHCO3 berwarna hijau tua
6
5
4
3
2
1
 Gambar 3.1 :  larutan mahkota bunga







Keterangan :
1.      Larutan NaCl berwarna kuning telur.
2.      Larutan HCl berwarna coklat
3.      Larutan NaCO3 berwarna merah
4.      Plat tetes.
5.      Larutan CH3COOH berwarna kuning
6.      Larutan NaHCO3 berwarna kuning oranges

6
5
4
3
2
1
    Gambar  3.2 : larutan kunyit
2)         Tabel


No


Nama larutan


Nilai PH awal

           Perubahan warna
Perubahahan PH setelah di ekstraksi
Kunyit
Bunga
Kunyit
Bunga
1.
NaCl
         7
Kuning telur
Merah muda
4
4
2.
HCl
          1
Coklat
Merah
1
0

3.

NaCO3
         10.6
Merah
Biru kehitaman
13
10
4.
CH3COOH
         3
Kuning
Merah
3
1

5.

NaHCO3
      
         8.3
Kuning keoranges
Biru kehitaman
4
9

c)      Deskrisi.
      Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat mengetahui bahwa ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti kunyit dan bunga sepatu dapat dijadikan sebagai indicator asam basa, yang kami buktikan dengan percobaan ekstrak tumbuh-tumbuhan yang dicamurkan dengan beberapa tetesan larutan baku lainnya, sehingga terjadi perubahan warna pada larutan. Kemudian melalui trayek perubahan warna kami dapat mengetahui keasaman dan kebasaan suatu larutan. Dan untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi dapat dibuktikan melalui campuran dari ekstrak tumbuh-tumbuhan yaitu kunyit dan bunga sepatu tadi bersama dengan asam (HCL) dan basa (NaHCO3), ekstrak kunyit akan berwarna kuning dan bunga akan berwarna merah muda jika ditambahkan dengan asam (HCL) kemudian ekstrak kunyit akan berubah menjadi berwarna coklat dan ekstrak bunga akan berubah menjadi warna biru kehitaman jika ditambahkan basa (NaHCO3).

6.      Pembahasan.
Suatu asam adalah senyawa yang bila dalam air akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di atas nilainya dalam air murni. Suatu basa meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH+). Definisi-definisi ini diperkenalkan pada abad ke-19, telah umum dianggap untuk mengakomodasi lebih banyak bagi kelas senyawa yang secara kimia mirip dengan asam dan basa yang sudah dikenal.
Menurut definisi Arrhenius, HCl adalah asam dan NaOH adalah basa. Menurut definisi Bronsted-Lowry, H3O+ adalah asam dan OH+ adalah basa. Menurut Lewis, H+ adalah asam dan OH+ adalah basa. Karena proton menerima sepasang electron bebas yang diberikan oleh OH- dalam reaksi.
Dari hasil pengamatan di dapatkan bahwa ekstrak bunga mawar dan kunyit dapat di jadikan sebagai indicator untuk menentukan asam dan basa suatu larutan dari semua larutan menjadi skala PH. Warna awal bunga mawar adalah bening emas, warna awal ekstrak bunga mawar adalah merah. Sementara warna awal kunyit kuning kemerah-merahan dan warna ekstrak kunyit adalah kuning kembali seperti warna awal .
Dari campuran masing-masing skala PH dengan indicator membuktikan bahwa ekstrak bunga mawar dan kunyit dapat di jadikan indicator untuk mengetahui apakah masing-masing larutan asam atau basa, di mana yang di maksud dengan asam  adalah sebagai zat yang larutannya dalam air menghasilkan ion H+ karena dapat memberikan zat proton sedangkan basa itu sendiri adalah zat yang larutannya dalam air menghasilkan H- karena dapat menerima proton, sehingga makin mudah asam melepaskan proton maka makin kuat asamnya dan semakin mudah basa menerima suatu proton maka makin kuat pula basa yang bersangkutan.
7.      Simpulan
              Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa proses terjadinya perubahan warna dapat terjadi karena adanya pengaruh asam dan basa yang terjadi pada indicator ekstrak kunyit dan bunga setelah dicampurkan dengan larutan asam (HCL) dan basa (NaHCO3). Kami juga dapat membuktikan bahwa ekstrak tumbuh-tumbuhan dapat dijadikan sebagai indicator asam dan basa, hal ini terbukti ketika kami menguji ekstrak kunyit dan bunga pada saat dicampurkan dengan beberapa larutan, dari proses ini kami dapat membedakan PHnya dan dapat ditentukan larutan itu apakah termasuk asam ataupun basa. Jadi ekstrak tumbuh-tumbuhan dapat dijadikan sebagai indicator asam atau basa, terbukti krena ekstrak tumbuh-tumbuhan mampu mengubah warna larutan baku.
















ACARA IV
PERUBAHAN ENERGI REAKSI.
A.    REAKSI ENDOTERMIK.
1. Pelaksanaan.                       
a.       Hari/Tanggal                : Ahad,28 April 2013
b.      Waktu                          : pukul 10.05-10.14 WITA
c.       Tempat                                    : Ruang II 1 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan   Keguruan IAIN     Mataram.
d.      Tujuan                         : Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada
endotermik.
2.      Landasan Teori.
Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan kini tidak banyak digunakan. Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen. Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer oksigen. Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal: Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4.
Bila perubahan terjadi pada sebuah sistem maka dikatakan bahwa sistem bergerak dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Bila sistem diisolasi dari lingkungan sehingga tak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang terjadi di dalam sistem adalah perubahan adiabatik, maka suhu dari sistem akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik sedangkan reaksinya endotermik akan turun. Bila sistem tak diisolasi dari lingkungannya, maka bila terjadi reaksi, suhu dari sistem dapat dibuat tetap. Perubahan yang terjadi pada temperature tetap dinamakan perubahan isotermik. Telah dikatakan, bila terjadi reaksi eksotermik atau endotermik maka pada zat-zat kimia yang terlibat akan terjadi perubahan energi potensial.
Hampir setiap hari kita memanfaatkan perubahan energi. Hampir setiap reaksi kimia selalu melibatkan energi, baik melepaskan maupun menyerap energi misalnya anda melakukan perubahan kimia dalam suatu wadah tersekat sehingga kalor tidak dapat keluar masuk dari sistem. Energi potensial produk lebih dari pada energi potensial rekatan sehinga ketika tejadi reaksi, terjadi penururn energi potensial. Energi tidak dapat hilang begitu saja[27].
Karena energi total(energi kinetic+ energi otensial) harus selalu konstan. Oleh karean itu, jika energi potensial turun, energi kinetic naik. Dengan kata lain, energi potensial diubah menjadi energi kinetic. Penambahan energi kinetic itu dapat diamati sebagai kenaikan sushu campuran reaksi. Campuran reaksi menjadi panas.hal ini sesuai dengan hokum kekekalan energi[28].
Bila perubahan terjadi pada sebuah system maka dikatakan system bergerak dari kedaan satu ke keadaan yang lain. Bila system di isolasi dari lingkungan sihenggan tidak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang terjadi didlam system adalah perubahan adiabatic. Selama ada perubahan adiabatic maka suhu dari system akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun.
Bila system tidak di isolasi dari lingkungan maka panas akan mengalir antara keduanya. Maka bila terjadi reaksi suhu dari system dapat dibuat tetap, perubahn yang tejadi pada temperature tetap dinamakan perubahan isotermik, telah dikatakan bila tejadi raeaksi eksotermik atau endotemik maka pada zat-zat kimia yang telibat akan terjadi perubahan energi potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama dengan perubahan energi potensial ini[29].
Pelajaran mengenai panas reaksi dinamakan termokimia yang merupakan bagian dari cabang ilmu pengetahuan yang lebih besar yaitu termodinamika. Sebelum pembicaraan mengenai prisip termokimia ini kita lanjutkan, akan dibuat dulu definisi dari beberapa istilah. Salah satu dari istilah yang akan dipakai adalah sistim. Sistim adalah sebagian dari alam semesta yang sedang kita pelajari. Mungkin saja misalnya suatu reaksi kimia yang terjadi dalam suatu gelas kimia. Di luar sistim adalah lingkungan. Dalam menerangkan suatu sistim, kita harus memperinci sifat-sifatnya secara tepat. Diberikan suhunya, tekanan, jumlah mol dari tiap zat dan berupa cairan, padat atau gas. Setelah semua variabel ini ditentukan berarti semua sifat-sifat sistim sudah pasti, berarti kita telah menggambarkan keadaan dari sistim[30].
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengelurakan kalor menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Pada reaksi endoterm, sistme menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi porduk lebih besar dairpada entalpi pereaksi. Akibatnya, perubahan entalpi merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi bertanda positif.
Endotermik (pemanasan) dalam kaidah pembahasan termodinamika menggambarkan suatu proses atau reaksi yang menyerap panas. Asal kata eksotermik adalah dari awalan kata bahasa yunani endo” yang berarti di dalam dan “thermein” yang berarti panas[31].
3.      Alat dan Bahan.
a.       Alat.
1)      Gelas kimia 600 ml
2)      Gelas kimia 250 ml.
3)      Timbangan analitik.
4)      Batang pengaduk.
5)      Gelas arloji.
6)      Thermometer.

b.      Bahan.
1)      Aquaders.
2)      Urea.
4.      Langkah Kerja.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
b.      Memasukkan aquaders sebanyak 100 ml kedalam gelas kimia ukuran 250 ml.
c.       Mengukur suhu awal dari aquaders.
d.      Menimbang gelas arloji.
e.       Menimbang pupuk urea sebanyak 10 gram.
f.       Memasukkan pupuk urea kedalam gelas kimia yang sudah terisi aquaders.
g.      Mengaduk campuran sampai larut.
h.      Mengukur suhu akhir dari larutan.
i.        Mencatat hasil pengamatan.
5        Hasil pengamatan.
a.       Data.
1)      Gambar.

Keterangan :
1.      Thermometer.
2.      Gelas kimia.
3.      Larutan yang air yang sudah di campur dengan urea.
3
2
1
 Gambar 4.1 :  Endotermik

2)      Tabel.
Reaksi
Suhu awal  ( T1 )
Suhu akhir ( T2)

ENDOTERMIK

28

24


b.      Analisis Data.

Diketahui        :           Suhu awal ( T1 )   = 28
                                      Suhu Akhir ( T2 )  = 24
Ditanya           :           …?

Penyelesaian :
= T2 T1
= 24
=
c.       Deskripsi
Pada percobaan yang kami lakukan di atas kita dapat mengetahui bahwa ketika pupuk urea di campurkan dengan air maka suhu akhirnya akan menurun, ini di karenakan bahwa pupuk urea memiliki temperatur yang lebih rendah dari pada aquades, sehingga dengan begitu pupuk urea menyerap kalor dari aquades yang menyebabkan suhu aquades menurun. Dan suhu awal dari endotermik ini lebih besar dari suhu akhir sedangkan nya bernilai negatif.
Panas + NH4NO3( s ) + H2O( l )  NH4+ + NO3-( aq )
6.      Pembahasan.
Bila perubahan terjadi pada sebuah system maka dikatakan system bergerak dari kedaan satu ke keadaan yang lain. Bila system di isolasi dari lingkungan sihenggan tidak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang terjadi didlam system adalah perubahan adiabatic. Selama ada perubahan adiabatic maka suhu dari system akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun.
Reaksi endotermik adalah proses perubahan suhu dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah, karena proses ini disebabkan oleh adanya penyerapan kalor dari lingkungan ke system. Melalui  praktikum ini kami dapat membedakan temperature/suhu pada thermometer melalui air sebelum dicampurkan dengan pupuk urea dan setelah dicampurkan dengan pupuk urea. Suhu awal yang diuji melalui air saja adalah 28oC dan suhu akhir yang diuji melalui larutan pupuk adalah 24oC, ini menunjukkan bahwa suhu berubah dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah, sehingga dapat disebut dengan reaksi endotermik.
7.      Simpulan.
Dari hasil pratikum yang di lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa pada saat terjadi reaksi endotermik, akan terjadi perubahan suhu dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah, Proses yang demikian disebabkan karena adanya penyerapan kalor dari lingkungan ke system yang disebut dengan reaksi endotermik.
B.     REAKSI ESOTERMIK.
1.      Pelaksanaan.
a.       Hari/Tanggal                : Ahad,28 April 2013
b.      Waktu                          : pukul 10.14-10.19  WITA
c.       Tempat                                    : Ruang II 1 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan   Keguruan IAIN     Mataram.
d.      Tujuan                         : Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada
eksotermik.
2.      Landasan Teori.
Hampir setiap hari kita memanfaatkan perubahan energi. Hampir setiap reaksi kimia selalu melibatkan energi, baik melepaskan maupun menyerap energi misalnya anda melakukan perubahan kimia dalam suatu wadah tersekat sehingga kalor tidak dapat keluar masuk dari sistem. Energi potensial produk lebih dari pada energi potensial rekatan sehinga ketika tejadi reaksi, terjadi penururn energi potensial. Energi tidak dapat hilang begitu saja.
Karena energi total(energi kinetic+ energi otensial) harus selalu konstan. Oleh karean itu, jika energi potensial turun, energi kinetic naik. Dengan kata lain, energi potensial diubah menjadi energi kinetic. Penambahan energi kinetic itu dapat diamati sebagai kenaikan sushu campuran reaksi. Campuran reaksi menjadi panas.hal ini sesuai dengan hokum kekekalan energi.
Bila perubahan terjadi pada sebuah system maka dikatakan system bergerak dari kedaan satu ke keadaan yang lain. Bila system di isolasi dari lingkungan sihenggan tidak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang terjadi didlam system adalah perubahan adiabatic. Selama ada perubahan adiabatic maka suhu dari system akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun.
Bila system tidak di isolasi dari lingkungan maka panas akan mengalir antara keduanya. Maka bila terjadi reaksi suhu dari system dapat dibuat tetap, perubahn yang tejadi pada temperature tetap dinamakan perubahan isotermik, telah dikatakan bila tejadi raeaksi eksotermik atau endotemik maka pada zat-zat kimia yang telibat akan terjadi perubahan energi potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama dengan perubahan energi potensial ini.
Proses eksotermik memindahkan kalor dari sistem ke lingkungan dan menghasilkan peningkatan entropi lingkungan, sedangkan proses endotermik menyerap kalor dari lingkungan dan dengan demikian menurunkan entropi lingkungan[32].
3.      Alat dan Bahan.
a.       Alat.
5.      Gelas kimia 600 ml
6.      Gelas kimia 250 ml.
7.      Timbangan analitik.
8.      Batang pengaduk.
9.      Gelas arloji.
10.  Thermometer.
b.      Bahan.
1)      Aquaders.
2)      Urea.
4.           Langkah Kerja.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
b.      Memasukkan aquaders sebanyak 100 ml kedalam gelas kimia ukuran 250 ml.
c.       Mengukur suhu awal dari aquaders.
d.      Menimbang gelas arloji.
e.       Menimbang CaCl2 sebanyak 10 gram.
f.       Memasukkan CaCl2  kedalam gelas kimia yang sudah terisi aquaders.
g.      Mengaduk campuran sampai larut.
h.      Mengukur suhu akhir dari larutan.
i.        Mencatat hasil pengamatan.
5.      Hasil pengamatan.
a.       Data.
1)      Gambar.
Keterangan :
1.      Thermometer.
2.      Gelas kimia.
3.      Larutan air yang sudah di camper dengan CaCl2
 
3
2
1
Gambar 4.2 :  Eksotermik

2)      Tabel.


Reaksi

Suhu awal
    ( T1 )

Suhu akhir
    ( T2)


ENDOTERMIK

28

31


b.      Analisis Data.

Diketahui        :           Suhu awal ( T1 )   = 28
                                      Suhu Akhir ( T2 )  = 31
Ditanya           :           …?

Penyelesaian :
= T2 T1
= 31
=
c.       Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat membedakan temperature/suhu pada thermometer melalui air sebelum dicampurkan dengan CaCl2. Suhu awal yang diuji melalui air saja adalah 28oC, dan suhu akhir yang di uji melalui CaCl2 adalah 31oC. ini menunjukkan bahwa suhu berubah dari suhu yang rendah ke suhu yang lebih tinggi. Disebabkan karena adanya pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.
            Reaksi :           CaCl2 + H2O Ca2+ + 2 Cl- + Panas
6.      Pembahasan.
Hampir setiap hari kita memanfaatkan perubahan energi. Hampir setiap reaksi kimia selalu melibatkan energi, baik melepaskan maupun menyerap energi misalnya anda melakukan perubahan kimia dalam suatu wadah tersekat sehingga kalor tidak dapat keluar masuk dari sistem. Energi potensial produk lebih dari pada energi potensial rekatan sehinga ketika tejadi reaksi, terjadi penururn energi potensial. Energi tidak dapat hilang begitu saja.
Reaksi eksotermik adalah proses perubahan suhu dari suhu yang rendah ke suhu yang lebih tinggi, karena proses ini disebabkan oleh adanya penyerapan kalor dari lingkungan ke system. Melalui  praktikum ini kami dapat membedakan temperature/suhu pada thermometer melalui air sebelum dicampurkan dengan CaCl2 dan setelah dicampurkan dengan CaCl2. Suhu awal yang diuji melalui air saja adalah 28oC dan suhu akhir yang diuji melalui larutan pupuk adalah 31oC, ini menunjukkan bahwa suhu berubah dari suhu yang rendah ke suhu yang lebih tinggi, sehingga dapat disebut dengan reaksi eksotermik.
7.      Simpulan.
Dari hasil pengamatan yang kita lakukan dapat disimpulkan bahwa pada saat terjdi reaksi eksotermik akan terjadi perubahan suhu dari suhu rendah ke suhu tinggi. Proses ini disebabkan karena adanya pelepasan kalor dari system ke lingkungan yang disebut dengan reaksi eksotermik.






ACARA V
REAKSI TRAFFIC LIGHT
1.      Pelaksanaan.
a.       Hari/Tanggal           : Ahad,05 Mei 2013
b.      Waktu                     : pukul 09.40-09.57  WITA
c.       Tempat                    : Ruang II 4 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan   Keguruan IAIN     Mataram.
d.      Tujuan                     : Untuk mengetahui  terjadinya perubahan
 warna pada indigokarmine pada saat terjadinya   
  reaksi redoks dimana gulanya teroksidasi pada saat di gerakkan.   
2.       Landasan Teori.
Kinetika kimia membahas tentang laju reaksi dan mekanisme terjadinya reaksi. Mekanisme adalah serangkaian reaksi-reaksi sederhana yang menerangkan keseluruhannya. Laju kinetika mempelajari tentang kecepatan reaksi dan mekanisme dari reaksi kimia. Seperti kita ketahui, reaksi-reaksi kimia ada yang berjalan sangat cepat, sehingga jalannya tidak dapat diikuti, misalnya reaksi-reaksi pengendapan, rteaksi asam basa dan reaksi pembakaran[33].
Sebaliknya adapula reaksi yang berjalan sangat lambat, dalam hal ini jalan reaksinya juga tidak dapat diikuti. Reaksi antara hydrogen dan oksigen tanpa katalisator akan berjalan sangat lama. Diantara reaksi ini terdapat banyak reaksi yang jalannya mudah diikuti, karena kecepatannya tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil. Kinetika reaksi dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain: konsentrasi reaksi,bila reaksi dapat balik, konsentrasi hasil juga berpengaruh; temperature reaksi; tekanan untuk reaksi-reaksi gas; katalisator; intensitas dan panjang gelombang cahaya untuk reaksi-reaksi fotokomia.
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Prose situ ada yang cepat dan ada yang lambat, contuhnya bensin terbakar lebih cepat dibandingkan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat, seperti besi yang berkarat. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut dengan kinetika kimia. Kinetika kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia. Yang lebih mendasar daripada sekedar laju suatu reaksi adalah bagaimana perubahan kimia itu berlangsung[34].
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereakis ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari atau bahkan tahun, bergantung apakah raksi itu cepat ataukah lambat[35]
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah atau basa lemah dan garamnya; kedua kompornen itu harus ada. Larutan ini mampu melawan perubahan pH ketika terjadi penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Buffer sangat penting dalam system kimia dan biologi. Larutan buffer harus mengandung konsentrasi asam yang cukup tinggi untuk bereaksi dengan ion OH- yang ditambahkan kepadanya dan harus mengandung konsentrasi basa yang sama tingginya untuk bereaksi dengan ion OH+ yang ditambahkan. Selain itu, komposisi asam dan basa dri buffer tidak boleh saling menghabiskan dalam suatu reaksi penetralan. Persyaratan ini dipenuhi oleh pasangan asam basa konjugat (asam lemah dan basa konjugatnya atau basa lemah dan asam konjugatnya).
Larutan buffer sederhana dapat dibuat dengan menambahkan asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat (CH3COOHNa) dalam jumlah yang sama ke dalam air. Konsentrasi kesetimbangan baik asam maupun basa konjugat (dari CH3COOHNa) diasumsikan sama dengan konsentrasi awalnya. Ini karena CH3COOH adalah asam lemah dan hidrolisis ion CH3COO- sangat kecil dan keberadaan ion CH3COO- menekan ionisasi CH3COOH dan keberadaan CH3COOH menekan hidrolisis ion CH3COO-[36]
Kinematika  adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan reaksi kimia yang mempelajari kerapatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi.
Kecepatan reaksi digunakan untuk menuliskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi.sedangkan mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi.
Dalam membicarakan reaksi-reaksi kimia adalah penting untuk membedakan  antara suatu reaksi keseluruhan dan satu langkah reaksi dala m reaksi tersebut.bila reaksi terjadi dalam beberapa  langkah reaksi kemungkinan spesies perantara di bentuk, dan mereka mungkin tidak dapat di  deteksi karen mereka segera digunakan dalam langkah reaksi berikutnya. Meskipun demikian,dengan mengetahui beberapa beberapa faktor yang mempengaruhinya, kadang-kadang dapat di ketahui seberapa jauh faktor-faktor tersebut berperan dalam mekanisme reaksi. “faktor yang mempengaruhi kelajuan suatu reaksi kimia yaitu: sifat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu dan katalisator[37].
3.      Alat dan Bahan.
a.       Alat.
1)      Pipet ukur 10 ml
2)      Pipet ukur 5 ml.
3)      Bola penghisap.
4)      Gelas kimia ukuran 600 ml.
5)      Labu ukur 500 ml.
b.      Bahan.
1)      Indigo carmine
2)      Larutan A ( glukosa + aquaders + NaOH )
4.      Langkah kerja.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
b.      Memasukkan larutan A dengan menggunakan pipet ukur ukuran 10 ml sebanyak 50 ml.
c.       Memasukkan larutan A kedalam labu ukuran 500 ml.
d.      Memasukkan indigokarmine dengan menggunakan pipet ukur ukuran 5 ml sebanyak 3 ml.
e.       Memasukkan indigokarmine kedalam labu yang yang terisi larutan A.
f.       Menutup dan mendiamkan labu yang berisi indigokarmine dan larutan A.
g.      Menggerakkan labu secara pelan-pelan agar berubah warna menjadi merah.
h.      Menggerakkan labu secara kencang agar berubah warna menjadi hijau.
i.        Mendiamkan labu tersebut supaya berubah ke warna semula yaitu warna kuning.
j.        Mencatat hasil pengamatan.
5.      Hasil Pengamatan.
a.       Data.
1)      Gambar.

Keterangan :
1.      Labu uku.
2.      Campuran larutan A dengan indigokarmine warna kuning
2
1
   Gambar 5.1 : warna kuning







1
Keterangan :
1.      Labu ukur.
2.      Campuran larutan A dengan indigokarmine warna merah.

2
     Gambar 5.2 : warna merah


Keterangan :
1.      Labu ukur.
2.      Campuran larutan A dengan indigokarmine warna hijau.

2
1
 Gambar 5.3 :  warna hijau


b.      Deskripsi.
Pada percobaan yang kami lakukan di atas ,saat larutan a ( Glukosa + aquaqers + NaOH ) dan indigo dicampur dan di diamkan maka akan tereduksi,dan saat kita menggerakkannya labu secara pelan-pelan maka campuaran tersebut akan berubah warna menjadi merah,hal ini terjadi karna oksigen yang ada dalam labu bertambah dan disini terjadi oksidasi. Dan ketika kita menggoyangkan labu lebih kencang lagi maka oksigen yang ada dalam labu akan semakin bertambah yang menyebabkan terjadinya perubahan warna hijau dan pada perlakuan ini juga terjadi oksidasi. Apabila kita mendiamkan labu tersebut maka larutan yang ada di dalamnya akan kembali ke warna semuala yaitu warna kuning,dimana disini mengalami reduksi.
Reaksi   :      HCl + NaOH NaCl + H2O

6.      Pembahasan.
Kinetika kimia membahas tentang laju reaksi dan mekanisme terjadinya reaksi. Mekanisme adalah serangkaian reaksi-reaksi sederhana yang menerangkan keseluruhannya. Laju kinetika mempelajari tentang kecepatan reaksi dan mekanisme dari reaksi kimia. Seperti kita ketahui, reaksi-reaksi kimia ada yang berjalan sangat cepat, sehingga jalannya tidak dapat diikuti, misalnya reaksi-reaksi pengendapan, rteaksi asam basa dan reaksi pembakaran. Sebaliknya adapula reaksi yang berjalan sangat lambat, dalam hal ini jalan reaksinya juga tidak dapat diikuti. Reaksi antara hydrogen dan oksigen tanpa katalisator akan berjalan sangat lama.
Diantara reaksi ini terdapat banyak reaksi yang jalannya mudah diikuti, karena kecepatannya tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil.
Kinetika reaksi dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain: konsentrasi reaksi,bila reaksi dapat balik, konsentrasi hasil juga berpengaruh; temperature reaksi; tekanan untuk reaksi-reaksi gas; katalisator; intensitas dan panjang gelombang cahaya untuk reaksi-reaksi fotokomia.
Reaksi traffic light merupakan reaksi perubahan warna larutan NaOH + glukosa ditambahkan dengan indigo carmine indikator 1% dari warna kuning kecoklatan seperti teh kemudian digerakan pada labu sebagai wadah dari larutan tersebut secara perlahan dan warna larutan akan berubah menjadi merah, selanjutnya digetarkan lagi dengan lebih cepat maka warna larutan berubah menjadi hijau, dan apabila labu berhenti digerakan, maka warna larutan akan kembali warnanya seperti semula atau kuning kecoklatan.
Indikator indigo carmine 1% direduksi dengan glukosa sehingga menghasilkan warna kuning. Kemudian labu digerakan maka oksigen dalam labu bertambah, kemudian indigo carmine teroksidasi dan menghasilkan warna larutan menjadi merah, kemudian labu di gerakan lebih cepat lagi, sehingga memberikan jumlah oksigen dalam labu bertambah dan menyebabkan indigo carmine teroksidasi lebih lanjut untuk menghasilkan warna hijau. Setelah itu, akan terjadi reduksi glukosa kemudian larutan kembali berwarna kuning kecoklatan seperti teh. 
Reaksi traffic light ini termasuk reaksi reduksi oksidasi (redoks), dimana indikator indigo charmine 1% sebagai reduktor dan larutan A yang terdiri dari glukosa + NaOH sebagai oksodator. Saat labu digerakan secara perlahan akan menghasilkan warna merah, dan apabila labu digerakan lebih cepat lagi, maka larutan akan berubah menjadi warna hijau. Persamaan reaksi kimia dari reaksi tersebut adalah :
NaOH + C6H12O6 + indigo carmine à Na(C6H3O2) +5H2O + merah + hiaju + kuning.
Sehingga dengan melihat perubahan warna di atas, maka percobaan yang telah kami lakukan dapat di katakan berhasil karena telah sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan oleh Dr. Soekarjo.
7.      Simpulan.
Pada percobaan yang kami lakukan dapat di simpulkan atau di ketahui bahwa terjadinya perubahan warna indigokarmine pada saat terjadinya reaksi redoks diman gulanya teroksidasi pada saat di gerakkan dan tereduksi pada saat di diamkan.












ACARA VI
OKSIDASI REDUKSI
A.   THE MERCURY BEATING HEART
1.     Pelaksanaan.
a.       Hari / tanggal               : Ahad,28 April 2013.
b.      Waktu                          : pukul 08.17-08.29  WITA
c.       Tempat                                    : Ruang II 6 lantai 2 gedung B Jurusan
  pend.Matematika Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan     Keguruan IAIN Mataram.
d.      Tujuan                                     : Untuk membuktikan terjadinya reaksi oksidasi
dan reduksi.           
2.      Landasan Teori
Jantung berdetak mercury merupakan reaksi elektrolit. Reaksi observeable menunjukkan efek dari lapisan non-homogen ganda listrik. Hal ini sering digunakan sebagai demontrasi kelas.
Jantung berdetak mercury pertama kali diamati oleh Carl Adolf Paalzow pada tahun 1858. Johs Jakob Berzelius dialporkan telah menggunakan elektroda. Sebuah bentuk lapisan listrik ganda antara permukaan tetesan mercury dan larutan elektrolit. Ketika ujung besi adalah memperkenalkan dimulai reaksi redoks dimana besi teroksidasi menjadi ion besi[38]
Reaksi-reaksi oksidasi merupakan salah  satu reaksi kimia yang penting. Reaksi redoks biasanya disebut demikian adalah reaksi yang menghasilkan energy dalam industri maupun di dalam tubuh, inti reaksi redoks adalah perpindahan  satu atau lebih electron dari satu spesies ke spesies lainnya. Spesies yang kehilangan electron dikatakan  mengalami oksidasi dan spesies yang menangkap electron disebut mengalami reduksi.istilah ini merupakan istilah lama tetapi tetap digunakan sampai sekarang. Oksidasi dan  reduksi terjadi secara berurutan . bilangan oksidasi dituliskan untuk setiap unsur dalam  reaksi kimia untuk membantu kita mempelajari unsur mana yang mengalami oksidasi dan mana yang mengalami  reduksi. Jika dalam  suatu reaksi, bilangan ksidasi suatu unsur meningkat (menjadi lebih positif) maka unsur tersebut mengalami oksidasi, sebaliknya jika bilangan suatu unsur menurun unsur tersebut menglami reduksi.perubahan diambil. Oksidasi jug digunakan untuk menyeimbangkan persamaan redoks. Tujuannya dalah untuk menjaga jumlah total electron yang dilepaskan  dalam oksidasi sama dengan jumlah total electron yang diperoleh dalam reduksi[39].
Oksidasi reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling mengkonpensasi satu sama lain, istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa tidak kepada atomnya saja jika sutu reagen berperan baik sebagai reduktor dan oksidator, maka  dikataka zat tersebut mengalami autooksidasi/ dirprosionasi.
Reaksi redoks ialah reaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bilangan oksidasi pada otom-otom yang bersangkutan. Mekanisme reaksi redoks ada dua macam, yaitu:
a.       Mekanisme transfer electron, disini terjadi pemindahan electron dari atom satu ke atom lain.
b.      Mekanisme transfer atom, disini reduktor dan oksidator terikat satu dengan yang lain, dengan jembatan atom, molekul, atau ion. Melamui jembatan ini electron bertpindah dari atom satu ke atom yang lain[40].
Dalam suatu reaksi, bilangan oksidasi suatu unsure meningkat (menjadi lebih positif), maka unsur tersebut mengalami oksidasi.Sebaliknya, jika bilangan oksidasi suatu unsur menurun, unsure tersebut mengalami reduksi. Perubahan dalam bilangan oksidasi juga digunakan untuk menyeimbangkan persamaan redoks. Tujuannya adalah untuk menjaga jumlah total elektron yang dilepaskan dalam oksidasi sama dengan jumlah total elektron yang diperoleh dalam reduksi[41].
3.      Alat dan Bahan.
a.       Alat.
1)      Pipet tetes 2 buah.
2)      Gelas arloji.
3)      Gelas kimia 100 ml 2 buah
b.      Bahan.
1)      H2SO4
2)      K2Cr2O7.
3)      Mercury.
4)      Aquades.
4.      Langkah kerja.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
b.      Menaruh gelas arloji di atas meja.
c.       Mengembil mercury dan memasukkan kedalam gelas arloji sebanyak 3-4 inci dari diameter gelas arloji.
d.      Menambahkan H2SO4 sampai permukaan genangan mercury tertutup.
e.       Melihat reaksi yang terjadi ketika di tambahkan H2SO4 pada mercury.
f.       Meneteskan 1 tetes K2Cr2O7 pada puncak mercury
g.      Membersihkan jarum di dalam gelas arloji.
h.      Menyentuhkan ujung jarum dengan mercury.
i.        Menambahkan larutan H2SO4 setetes demi setetes agar memperoleh denyutan yang lebih kuat.
j.        Mencatat hasil pengamatan.
5.      Hasil pengamatan
a.       Data.
1)      Gambar.

1
Keterangan :
1.      Jarum.
2.      Mercury.
3.      Laruran H2SO4
4.      Larutan K2Cr2O7
5.      Gelas arloji.
5
4
3
2
 Gambar 6.1 :  Mercury



b.      Deskripsi.
                  Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami dapat membedakan pengaruh dari C2O7 pada mercury murni, maka mercury akan mengempis, karena merupakan akibat dari proses oksidasi yang terjadi pada mercury Hg dan proses reduksi pada potassium dikromat. Dan meneteskan sedikit demi sedikit pada merkury tersebut secara perlahan H2SO4 pekat, maka mercury akan kembali lebih besar (mendempul). Apabila jarum diletakkan/didekatkan dengan ujung mercury akan mendekati jarum. Jika jarum dijauhkan dari merkury maka merkury akan mencari jarum/arah jarum didekatnya ketika pada posisi mendempul karena electron yang ada pada jarum tersebut diambil oleh merkury.

Reaksi :      Cr2O7 ( aq ) 14H+( aq ) + 6e 2Cr3+( aq ) + 7H2O( l )

6.      Pembahasan.
Jantung berdetak mercury merupakan reaksi elektrolit. Reaksi observeable menunjukkan efek dari lapisan non-homogen ganda listrik. Hal ini sering digunakan sebagai demontrasi kelas.Jantung berdetak mercury pertama kali diamati oleh Carl Adolf Paalzow pada tahun 1858. Johs Jakob Berzelius dialporkan telah menggunakan elektroda. Sebuah bentuk lapisan listrik ganda antara permukaan tetesan mercury dan larutan elektrolit. Ketika ujung besi adalah memperkenalkan dimulai reaksi redoks dimana besi teroksidasi menjadi ion besi.
Dalam praktikum yang kami lakukan yaitu untuk melihat  atau mengetahui adanya getaran (denyutan pada merkuri murni) kami menggunakan bahan – bahan seperti merkuri murni, larutan H2SO4 . berdasarkan hasil pengamatan kami pada saat merkuri murni ditambahkan dengan larutan  H2SO4 terjadi genangan Hg yang mana genangan tersebut membentuk bulatan yyang disebabkan adanya muatan (elektron) listrik besar pada permukaannya, setelah terjadi genangan Hg, kami meneteskan 1ml larutan potassium Dikromat dimana Cr2O72- pada potassium tersebut berperan sebagai agent pengoksidasi sehingga electron berpindah dari Hg dan tetesan Hg tersebut menjadi rata atau turun, ketika tetesan Hg tersebut sudah rata atau turun. Kami mendekatkan larutan tersebut dengan jarum tersebut yang mana jarum tersebut berfungsi agar larutan tersebut mendapatkan electron. Karena dengan adanya electron tersebut maka merkuri murni akan bergetar /atau berdenyut halus. Agar getaran atau denyutan merkuri murni semakin kuat, maka kami menambahkan H2SO4 pekat sedikit demi sedikit sehingga jumlah electron pada tetesan  Hg semakin meningkat dan menyebabkan merkuri murni bergetar/ berdenyut dan membentuk larutan bulatan kembali.
Adapun reaksi yang terbentuk pada proses mercury beating heart sebagai berikut :
CrO72- + 14H+ + 6e           2Cr3+ + 7H2O                                          
Fe                    Fe3+ + 3e

7.      Simpulan.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpukan bahwa setelah mercury ditambahkan dengan potassium dikromat maka merkury akan mengempis, karena merupakan akibat dari proses oksidasi yang terjadi pada merkury Hg dan proses reduksi pada potassium dikromat, dan akan mendempul apabila diteteskan H2SO4 pekat, maka merkury akan mengatur/mencari jarum pada posisi mendempul ketika didekatkan dengan jarum tersebut karena electron yang ada pada jarum tersebut diambil oleh merkury. Jadi pada proses terjadinya oksidasi reduksi ini dipengaruhi oleh merkury murni dan electron

B.     A CHEMICAL POP GUN ( Letupan Meriam )
1.      Pelaksanaan.
a     Hari/Tanggal                      : Ahad,21 April 2013
b     Waktu                                : pukul 09.55-10.30  WITA
c     Tempat                               : Ruang II 1 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas  Ilmu Tarbiyah dan   Keguruan IAIN     Mataram.
d      Tujuan                             : Untuk mengetahui hubungan tekanan
  gas dan volume.

2.      Landasan teori.
Reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa kemasa sesuai dengan konsep yang dijelaskan. Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen.
Reaksi oksidasi di definisikan sebagai reaksi penggabungan / pengikatan suatu zat dengan oksigen. Sebaliknya reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi.
Oksidasi digunakan untuk menyeimbangkan persamaan redoks, tujuannya adalah untuk menjaga jumlah total electron yang dilepaskan dalam oksidasi. Jumlah total electron yang dilepaskan dalam oksidasi sama dengan jumlah electron yang ditrima dalam reduksi. Reaksi redoks ialah reaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom yang bersangkutan[42].
Meriam atau kanon ( atau lela ) dalam bahasa melayu adalah sejenis artileri yang umumnya berukuran besar dan berbentuk tabung yang menggunakan bubuk mesiu atau bahan pendorong lainnya untuk menebakkan proyektil. Meriam memiliki bermacam-macam ukuran caliber, jangkauan, sudut tembak dan daya tembak lebih dari satu jenis meriam umumnya digunakan dalam medan pertempuran. Meriam pertama kali digunakan di tiongkok sebagai artileri mesiu paling tua, yang menggantikan persenjataan seperti mesin serbu. Meriam pertama kali dibuat oleh ctesibius dari Alexandria pada abad ke-3 masehi. Hanya sedikit informasi yanf diketahui mengenai temua primitive ini dikarenakan sebagian besar karyanya hilang. Namun tercata oleh philo dari bizantion bahwa meriamnya menembak menggunakan tekanan udara.
letupan meriam adalah suatu proses yang terjadi jika campuran CH3COOH dan Na2CO3 dicampurkan. pada tahun 1786 letusan pernah terjadi di Swedia sehingga banyak korban jiwa. asam asetat (vinegar) dan karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida. ketika ditahan dalam ruangan tertutup .  gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk menekan sumbat botol tersebut. namun jika pemakaian botol dan bahannya dipakai dengan benar maka kemungkinan terjadi letupan sangat besar[43].
Dimana asam asetat (vinegar) dan karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida. ketika ditahan dalam ruangan tertutup, gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk menekan sumbatan botol tersebut[44].
Natrium asetat atau natrium etanoat (jarang digunakan) adalah garam natrium dari asam asetat. Senyawa ini merupakan zat kimia berharga terjangkau yang diproduksi dalam jumlah industri untuk berbagai keperluan. Natrium asetat memiliki harga terjangkau, dan biasanya dibeli dari pedagang zat-zat kimia, bukan disintesis di laboratorium. Senyawa ini juga kadang dihasilkan dalam eksperimen laboratorium, misalnya reaksi asam asetat dengan natrium karbonat, natrium bikarbonat, atau natrium hidroksida, menghasilkan beberapa basa yang mengandung natrium.
CH3–COOH + Na+[HCO3]– → CH3–COO– Na+ + H2O + CO2
Reaksi diatas sama dengan reaksi soda kue dan cuka yang terkenal. Secara teoritis 84 gram natrium bikarbonat bereaksi dengan 750 g cuka 8% menghasilkan 82 g natrium asetat, terlarut dalam air. Dengan mendidihkan air tersebut, didapatkan larutan pekat natrium asetat, atau kristal natrium asetat[45].
Natrium asetat atau sodium asetat merupakan garam natrium dari asam asetat. Natrium asetat ini dapat digunakan sebagai bahan pengawet  pada industri tekstil digunakan untuk menetralkan asam sulfat dari limbah dan digunakan juga sebagai buffer dengan asam klorida.
Senyawa ini bisa dihasilkan melalui eksperimen di laboratorium, reaksi antara asam asetat dengan natrium karbonat menghasilkan natrium asetat[46]
3.      Alat dan bahan.
a.       Alat.
1)      Sendok.
2)      Pipet tetes
3)      Tisu.
4)      Sunbat.
5)      Tongkat.
6)      Tali rafia
7)      Botol kecil dan botol besar.
b.      Bahan.
1)      Asam cuka.
2)      Sodium karbonat ( NaCO2 )
4.      Langkah kerja.
a.       Botol kecil.
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2)      Mengikat botol dengan tali rafia pada tongkat.
3)      Memasukkan 1 sendok sodium karbonat pada tisu.
4)      Membungkus dan menggulung tisu yang sudah terisi sodium karbonat.
5)      Memasukkan asam cuka dengan menggunakan pipet tetes kedalam botol yang ukuran kecil sebanyak 15 tetes.
6)      Memasukkan sodium karbonat yang sudah di bungkus di dalam botol yang berisi asam cuka.
7)      Menutup botol dengan menggunakan sunbat.
8)      Mengamtai reaksi yang terjadi.
9)      Mencatat hasil pengamatan.
b.      Botol besar.
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2)      Mengikat botol dengan tali rafia pada tongkat.
3)      Memasukkan 1 sendok sodium karbonat pada tisu.
4)      Membungkus dan menggulung tisu yang sudah terisi sodium karbonat.
5)      Memasukkan asam cuka dengan menggunakan pipet tetes kedalam botol yang ukuran besar sebanyak 15 tetes.
6)      Memasukkan sodium karbonat yang sudah di bungkus di dalam botol yang berisi asam cuka.
7)      Menutup botol dengan menggunakan sunbat.
8)      Mengamtai reaksi yang terjadi.
9)      Mencatat hasil pengamatan.
5.      Hasil pengamatan.
a.       Data.
1)      Gambar








Keterangann :
1.      Tongkat.
2.      Gulungan tisu yang berisi sodium karbonat.
3.      Botol.
4.      Asam cuka
5.      Tali rafia
4
5
3
2
1
     Gambar 6.2 :  Botol kecil

Keterangan :
1.      Gulungan tisu yang berisi sodium karbonat.
2.      Tali rafia.
3.      Botol besar.
4.      Sunbat.
5.      Asam cuka
2
1
5
4
3
     Gambar 6.3 :  Botol besar


b.      Deskripsi.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan di atas,pada letupan meriam dengan menggunakan botol yang kecil sodium karbonat lebih cepat bereaksi dengan asam cuka,sehingga botol yang di tutupi dengan sumbat lebih cepat terpental keluar di bandingkan dengan letupan meriam dengan menggunakan botol besar. Hal ini terjadi karna volume yang ada dalam botol kecil lebih sedikit sedangkan tekanan yang ada di dalamnya sangat besar sehingga memungkinkan sumbat itu terpental keluar dengan cepat. Sedangkan pada botol besar volume yang ada di dalamnya lebih besar dan tekanan yang di hasilkan sangat sedikit sehingga menyebabkan lama nya sumbat terpental.

Reaksi :           Na2CO3 ( s ) + 2CH3COOH( aq )  2NaCH3COO( aq ) + H2CO3 ( aq )
6.      Pembahasan.
letupan meriam adalah suatu proses yang terjadi jika campuran CH3COOH dan Na2CO3 dicampurkan. pada tahun 1786 letusan pernah terjadi di Swedia sehingga banyak korban jiwa. asam asetat (vinegar) dan karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida. ketika ditahan dalam ruangan tertutup .  gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk menekan sumbat botol tersebut. namun jika pemakaian botol dan bahannya dipakai dengan benar maka kemungkinan terjadi letupan sangat besar.
Dimana asam asetat (vinegar) dan karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida. ketika ditahan dalam ruangan tertutup, gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk menekan sumbatan botol tersebut.
Dari praktikum ini, larutan asam vinegar dan natrium karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida. Ketika di tahan dalam ruang tertup, gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk mendorong sumbat pada botol. Reaksi dari peristiwa letupan tersebut adalah :
Na2CO3 + 2CH3COOH                        2NaCH3COOH + H2CO3
                                                 H2CO3                         H2O + CO2
                   Volume dan tekanan memiliki hunungan dimana dengan melakukan percobaan Suatu padatan dan cairan dimasukkan ke dalam tabung/viva uji, kemudian viva atau tabung tersebut dengan seketika ditutup dan dijauhkan dari kelas. Sebuah letupan keras akan dihasilkan dan sumbat/tutupnya akan terpental melewawai ruangan. Maka dapat terliahat dengan jelas bahwa volume dengan tekanan itu sangat tidak bisa terpisahkan pada proses ini, karena pengaruh cuka kuat dan sodium karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida (CO2). Gas CO2 jika ditahan di dalam ruang tertutup akan menesak dengan tekanan yang cukup besar/kuat untuk menekan sumbat dari botol tersebut sehingga sumbatnya terpental, dan keras atau tidaknya letupan sumbat pada botol tersebut tergantung pada sempurna atau tidaknya sodium karbonat yang terkena/tersentuh oleh cuka kuat. Dan pada percobaan yang di lakukan baik pada botol besar maupun botol kecil sunbat terpental keluar meskipun ada perbedaan dari kedua botol tersebut yaitu cepat dan lambatnya botol itu tersumbat.
7.      Simpulan.
Pada percobaan yang kami lakukan di atas dapat kita ketahui bahwa cepat atau lambatnya sumbat terpental itu di karenakan atau di pengaruhi oleh besar atau kecilnya volume serta banyak atau sedikitnya tekanan yang ada di dalam botol,jadi volume dan tekanan saling berhubungan
ACARA VII
TITRASI ASAM BASA

1.      Pelaksanaan
a. Hari/tanggal                     : Ahad,05 Mei 2013
b.Waktu                              : Pukul,12.00-12.30 WITA.
c. Temapat                           : Ruang II 3,lantai 2 gedung B jurusan
pend.matematika fak.ilmu tarbiyah dan     keguruan IAIN Mataram.
d.          Tujuan                         : Untuk menentukkan kandungan CaCO3 (
 cangkang telur )dengan titrasi asam basa.
2.      Landasan Teori.
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indikator . larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan tandar. Sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi[47].
Berdasarkan pengertian titrasi,maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentu kadar larutan basa dengan peniter (titrant) suatu larutan asam , dengan reaksi umum yang terjadi :
Asam + basa   garam + air
Reaksi penetralan ini terjadi pada proses titrasi . titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator .titik akhir titrasi diharapkan mendekati ekuivalen titrasi , yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa . dengan demikian pada keadaan tersebut (titik ekuivalen) berlaku hubungan :
Va.Ma.a = Vb.Mb.b
Va      =volume asam (L)
Ma      = molaritas asam
Vb      = Volume basa (L)
Mb      = molaritas basa
a         = valensi asam b=valensi basa

Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang telah diketahui konsentrasiya ke dalam sejumlah larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga asam dan basa tepat habis bereaksi. Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis disebut titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat ditentukan jika salah satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi tersebut disebut titrasi asam-basa.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya[48].
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.
a.       Prinsip Titrasi Asam-Basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant[49].
b.      Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)[50]
3.      Alat dan Bahan.
a.       Alat.
1)      Statif.
2)      Gelas kimia 200 ml.
3)      Corong.
4)      Pengaduk.
5)      Gelas erlemeyer.
6)      Tisu.
7)      Saringan.
8)      Cobek.
9)      Buret.
10)  Sendok.

11)   
b.      Bahan.
1)      NaOH
2)      HCl
3)      CaCO3
4)      Indicator penoptal.
4.      Langkah Kerja.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.      Menghaluskan kulit telur dengan menggunakan cobek.
c.       Menimbang gelas arloji sebesar 12,20 gram dengan menggunakan timbangan analitik.
d.      Mengayah hasil ayakan telur dengan menggunakan saringan.
e.       Memasukkan hasil ayakan telur pada gelas kimia sebesar 0,2 gram.
f.       Memasukkan 50 ml HCl kedalam gelas kimia.
g.      Mengaduk selama 5 menit.
h.      Menambahkan 2 tetes indicator penoptalin ( PP ) kedalam gelas kimia berisi HCl.
i.        Memasukkan 50 ml NaOH kedalam buret.
j.        Menuangkan HCl kedalam gelas erlemeyer.
k.      Menitrasikan larutan dengan menggunakan laruatan NaOH sambil menggoyangkan gelas erlemeyer.
l.        Menunggu sampai larutan tersebut mencapai titik ekuvalennya berubah warna.
m.    Mencatat hasil pengamatan.




5.      Hasil pengamatan.
a.       Data.
1)      Gambar.

Keterangan :
1.      Corong.
2.      Buret.
3.      Larutan NaOH.
4.      Statif.
5.      Gelas erlemeyer.
6.      Larutan HCl.
6
5
4
3
2
1
Gambar 7.1 : Titrasi Asam Basa

b.      Analisis Data.
Diketahui        :           M NaOH         = 0,1 M
                                    M HCl             = 0,1 M
                                    V HCl             = 50 ml
                                    V NaOH         = 34 ml
Ditanya           :           CaCO3 ( n CaCO3 )…?

Penyelesaian    :
Reaksi             :           CaCO3 + 2 HCl  CaCl2 + H2O + CO2
Mol mula-mula            = M HCl          x          VHCl
                                    = 0,1 M           x          50 ml
                                    = 5 mml
Reaksi             : HCl + NaOH  NaCl + H2O

Mol mula-mula            = M NaOH      x          V NaOH
                                    = 0,1 M           x          34  ml
                                    = 3,4 mml
n CaCO3          =
                        =
                        = 0,8 mml
c.       Deskripsi.
Dari percobaan yang kami lakukan tentang menentukan CaCO3 pada cangkang telur secara titrasi asam basa bahwa untuk mengetahui kekuatan kulit telur dapat di lihat dari kandungan kalsium karbonat CaCO3 yaitu di tentukan dengan metode asam basa, dan pada saat kita mencampurkan CaCO3 yang sudah halus dengan HCl sebanyak 50 ml,lalu kita aduk dan kita masukkan kedalam erlemeyer dan pada saat di alirkan NaOH sebanyak 16 ml ternyata warna HCl yang di campur dengan CaCO3 dan indicator PP sebanyak 2 tetes yang warna semulanya kuning berubah menjadi bening,perubahan warna ini tidak sesuai dengan hasil yang sebenarnya yang dimana hasil sebenarnya adalah warna pink,akan tetapi pada hasil percobaan yang kami lakukan yang kami dapati adalah hasil yang bening,hal ini terjadi karna jumlah mol NaOH yang di gunakan adalah 0,1 M dan jumlah mol HCl 0,1 M juga sehingga menyebabkan kami memperoleh hasil seperti itu.


6.      Pembahasan.
Asam adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hydrogen (H+). Sedangkan basa adalah zat ion jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hydrogen (OH-) dalam asam basa terdapat titrasi dimana titrasi merupakan penetesan dengan tujuan untuk mengetahui sekunder dan larutan baku. Perbedaan antara larutan baku dan sekunder, larutan baku merupakan larutan yang telah diketahui kosentrasi dan biasanya berupa larutan asam atau basa yang mantap. Sedangkan larutan sekunder merupak kebalikan dari larutan baku yang belum diketahui kosentrasinya.
Pada saat pencampuran terdapat titik ekuivalen dan titik akhir titrasi. Jika suatu larutan dicampur dengan suatu larutan basa maka ion H+ yang beasal dari asam akan bereaksi dengan ion OH-  yang beasal dari basa sehingga terbentuk air H+(aq) + OH- (1q)                      H2(e) . larutan tersebut tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa, sehingga disebut larutan netral. Reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetralan yang terbentuk dari reaksi asam dan basa disebut garam. Reaksi penetralan dapat di tulis dengan:
HCl(aq) + NaOH (aq)                                   NaCl (aq) + H2O (L)
7.      Simpulan.
Pada percobaan yang kami lakukan dapat di simpulkan atau dapat kita ketahui bahwa perubahan warna tersebut tergantung pada banyak atau sedikitnya jumlah mol yang di gunakan,sehingga dengan begitu kita dapat mengetahui atau menentukan kandungan CaCO3 dengan titrasi asam basa.


ACARA VIII
CHEMISTRY OFFICE

1.    Pelaksanaan
a.    Hari/tanggal     : Ahad 05 Mei 2013
b.    Waktu              :  11.15-11.39 WITA
c.    Tempat            : Lab komputer  Gedung B Lantai 2 Kampus 2 IAIN Mataram
d.   Tujuan             : 1)   Untuk menyelesaikan masalah kimia
2)        Untuk menggambar unsur-unsur kimia
3)        Untuk menggambar suatu set alat praktikum
4)        Untuk mengetahui identitas suatu senyawa
5)        Untuk menggambar suatu senyawa kimia
2.      Hasil praktikum
a.    Nama  dan gambar struktur
1)  Nama








           
                                                       Gambar : chemistry office

2)      Gambar                         

             
   Gambar 8.1 : chemistry office


b.    Deskripsi
                        Chemistry office  adalah suatu cara untuk menyelesaikan masalah-masalah kimia, dimana dalam praktikum ini kita kita mengoperasikan menu-menu yang ada dalam program tersebut sehingga hal ini akan memudahkan kita dalam mengetahui bagaimana gambar struktur dari bahan –bahan atau unsur-unsur kimia yang tidak dapat kita ketahui dengan kasat mata. Selain itu juga dengan menggunakan program ini kita akan mudah mendesign  atau menyusun unsur-unsur senyawanya serta bagaiman struktur organik yang bisa di bentuk berdasarkan unsur yang kita ingin susun. 
                        Dengan program ini segala masalah-masalah dalam kimia akan menjadi lebih gampang  untuk kita selesaikan sehingga ini dapat kita gunakan dalam menyelesaikan semua hal tentang kimia. Dalam praktikum yang telah kami lakukan  serta bagaimana gambar yang menunjukkan proses dalamunsur tersebut dengan menggunakan proses destilasi.
3.      Simpulan
                        Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan bahwa chemistry office merupakan sebuah program computer yang dapat membantu ataupun memudahkan dalam hal menggambar suatu senyawa kimia, menyelesaikan masalah-masalah kimia, menggambarkan unsure kimia, mengetahui identitas suatu senyawa kimia dapat diselesaikan dengan sebuah program chemistry office.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan.
Dari Hasil Praktikum yang telah kami lakukan, adapun kesimpulan kami yaitu sebagai berikut:
1.      Gas Asetilen itu dapat digunakan untuk melihat hasil reaksi antara  H2O dengan CaC2 dan sebagai bahan peledak yang sempurna. Kalcium karbida yang direaksikan dengan akuades dan dimasukkan ke dalam balon akan terjadi pemuaian sehingga balon menjadi besar.
2.      Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan molekul gas lainnya yang terjadi secara sedikit demi sedikit berdasarkan sifat kinetiknya. Difusi gas selalu terjadi secara berangsur-angsur dan tidak secara seketika seperti kecepatan molekul yang diperkirakan. Adapun persamaan dengan Rasio secara hukum Graham’s adaalah
    
3.      Proses pemurnian yaitu suatu proses untuk menghasilkan filtrate yang bersih. Disini kami mencoba untuk mengenal tentang dekantaasi, filtrasi dan kristalisasi.
a.prosese dekantasi dilakukan untuk pemisahan secara dituangkan langsung, dan pada proses filtrasi pemisahan/pemurnian dilakukan secara penyaringan. Prosees kristalisasi sendiri dignakan untuk pemurnian dan pemisahan antra garam kotor dan air seccara pemanasan (penguapan) sehingga diporoleh garam yang lebih bersih dan halus.
b.      proses pemisahan larutan dengan destilasi uap itu tergantung dari sejak kapan kita mendapatkan minyak, sebab pada proses ini temperaturnya tidak di perhatikan. Sedangkan untuk destilasi sederhana dapat dijadikan alat alrternatif dalam percobaan pemisahan campuran, kekurangan tetapan hasil dikarenakan kemungkinan adanya sebagian uap alkohol yang keluar dari sumbernyadan kondenor dimana air yang digunakan tidak mengalir sehingga kondensasi kurang maksimal.
4.      Ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti bunga sepatu dan kunyit ternyata dapat dijadikan indikator dalam menentukan sifat asam dan basa suatu larutan. Dalam hal ini diperoleh bahwa suatu larutan bila ditambah asam akan turun PHnya karena membesar konsentrasi . Sebaliknya, ditambah basa akan menaikkan PHnya. Basa bila ditambah air mengubah PH, begitu pula dengan asam. Indicator merupakan suatu penentu suatu larutan bersifat asam dan basa.
5.      Reaksi endotermik mengalami penurunan suhu karena energi panas dari pupuk urea berpindah dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi endotermik semakin banyak padatan yang ditambahkan, maka temperaturnya semakin menurun. Pada proses perubahan energy reaksi eksotermik terjadi peningkatan suhu pada aquades setelah ditambahkan padatan CaCl2. Temperature meningkat dikerenakan karena adanya panas eksotermik dari larutan kalsium klorida (CaCl2) sebanyak 117 kalori per 100ml. panas larutan disebabkan karena adanya reaksi antara kalsium klorida  dengan air yang mnghasilkan panas larutan.
6.      Pada proses the mercury beating heart terjadi reaksi redoks yaitu mengalirkan electron sehingga terjadi denyutan. Adapun reaksi yang terbentuk pada proses tersebut adalah 
                     CrO72- + 14H+ + 6e           2Cr3+ + 7H2O
   Fe          Fe3+ + 3e
7.      Proses letupan terjadi karena asaam asetat dan karbon bereaksi membentuk gas karbon dioksida. Sehingga ketika botol disumbat, gas karbon dioksida mendessak dengan tekanan besar yang mengakibatkan sebuah letupan keras dan mengakibatkan sumbat pada botol terpental.
8.      Pada percobaan yang kami lakukan dapat di simpulkan atau dapat kita ketahui bahwa perubahan warna tersebut tergantung pada banyak atau sedikitnya jumlah mol yang di gunakan,sehingga dengan begitu kita dapat mengetahui atau menentukan kandungan CaCO3 dengan titrasi asam basa.
9.      Pada percobaan yang di lakukan di atas dapat di simpulakan bahwa hokum Graham’s tentang Difusi gas adalah laju reaksi gas berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa molekul.Dan dari percobaan ini juga kita dapat mengetahui atau dapat menentukkan laju reaksi.
10.  Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan bahwa chemistry office merupakan sebuah program computer yang dapat membantu ataupun memudahkan dalam hal menggambar suatu senyawa kimia, menyelesaikan masalah-masalah kimia, menggambarkan unsure kimia, mengetahui identitas suatu senyawa kimia dapat diselesaikan dengan sebuah program chemistry office.
B.  KRITIK DAN SARAN
1.      KRITIK
Pada praktikum kimia dasar yang telah kami lakukan, kami dalam melihat dan mengamati proses praktikum. Pertama, Disini kami melihat proses praktikum sudah terlaksana dengan cukup baik. Namun, kami melihat masih ada kekurangan baik dari kami dan Co.As yang membimbing maupun situasi dan kondisi. Kami melakukan praktikum dengan waktu tidak terjadwal memang awalnya berjalan sesuai dengan  jadwal, tapi setelah itu praktikum dilakukan dilihat dari kondisi tersedia atau tidaknya alat dan bahan serta situasi sehingga waktu praktikum berjalan cukup lama(kurang tepat waktu).
Kemudian yang kedua, masalah alat dan bahan yang kami gunakan untuk praktik. Kami mengalami kekurangan alat dan bahan sehingga praktikum sebagian dilakuka oleh Co.As bahkan praktikum langsung di lakukan dengan jumlah peserta lebih dari 25 orang (perkelas)dan  sehingga rekan-rekan kami yang lain hanya bisa melihat proses praktikum itu tanpa langsung bertindak dalam proses praktik sehingga pengetahuan yang kami peroleh dalam praktikum tidak terlalu banyak. Dan terakhir adalah, Co-ass laki-laki sangat jarang terlihat rapi di sepanjang praktikum (mengenakan sendal jepit) sehingga peserta praktikum juga menjadi tidak rapi dalam baeseragam waktu menjalankan praktikum.
2.      SARAN
                        Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum hal – hal yang perlu  dilakukan adalah disiplin waktu/ waktunya terjadwal, alat dan  bahan yang digunakan sudah lengkap, sehingga kami bisa melaksanakan praktikum dengan sempurna. Dan semoga kedepannya dalam melaksanakan praktikum ini kimia ini bisa lebih baik dan cukup sempurna.
                        Dan tidak lupa, terima kasih untuk semua Co.As yang telah membimbing kami dengan semaksimal mungkin dalam proses praktikum kimia dasar ini. Co.Asnya baik-baik semua. Dan semoga baik pula dalam menilai ke aktivan peserta praktikum, sehingga penilaian tidak hanya di lihat dari bentuk dan kesempurnaan laporan peserta praktikum. AMIN YA RABBAL ALAMIN.





DAFTAR PUSTAKA

            Arsyad dan M.Nafsir. Kamus Kimia Arti dan Istilah.Jakarta : PT.Rineka
                        Cipta,2006.    
            Arsyad,Kamus Kimia.Bandung:Pustaka setia,2001.
            Charles W.keenan,Ilmu Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga 2010.
Dedi,Riyanti, Buku Penuntun Kimia dasar.Bandung:ITB,2006.

Endang susilowati,Theory application of chemistry.Jakarta:Bilingual,2008.

Hardjono Sastrohamidjojo,Kimia Dasar.Yogyakarta:Gadjah Mada press,2008.

Keenan,Kimia Untuk Universitas jilid .Jakarta:Erlangga,2007.

Khopper S.M,Konsep Dasar kimia Analitik.jakarta : Universitas
Indonesia,2003.

Lutfi,IPA Kimia.Jakarta:Erlangga,2007.

Michael Purba,Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 1.Jakarta:Erlangga,2006.

Oxtoby Gillis Nachtrieb,Prinsip-Prinsip Kimia Modern jilid
1.Jakarta:Erlangga,2006.

Prof. Dr. Sukardjo. Kimia Fisika.Jakarta:Bina Cipta,2002.

Raymond Chang,Kimia Dasar.Jakarta:Erlangga,2004.

Ralph H. Petrucci Suminar.kiimia fisik.Bandung :Pustaka Setia,2001.

Sutarjo,penndidikan  sains.Malang. PT.Nusa indah,2001.

Syukry,Kimia Dasar 1.Bandung:ITB,2000.

Http//Warrentaperoti.blogspot.com/2011/04/Titrasi-asam-basa.html Diposkan
oleh Mita Suryani di 23.56.


[1] Keenan,klein felter,wood.,Kimia Untuk Universitas( Jakarta:Erlangga,2007),h.247.
[2] Charles W.keenan,Ilmu Kimia Untuk Universitas,(Jakarta:Erlangga 2010),h. 364.
[3] Ralph H. Petrucci Suminar.kiimia fisik( Bandung :Pustaka Setia,2001),h.165.
[4] Hardjono Sastrohamidjojo,Kimia Dasar,(Yogyakarta:Gadjah Mada press,2008),h.186.
[5] Keenan,Kimia untuk Universitas Jilid 2( Jakarta: Erlangga,2001),h.272-273.
[6] Oxtoby Gillis Nachtrie, Prinsip-Prinsip Kimia Modern jilid 1( Bandung:Gramedia,2006),h.101.
[7] Vhok dan wheleer,Kimia Dasar ( Bandung: ITB,1988),h.11.                                    
[8] Syukry,Kimia Dasar 1(Bandung:ITB,2000),h.51.
[9] Arsyad dan M.Nafsir. Kamus Kimia Arti dan Istilah(Jakarta : PT.Rineka Cipta,2006),h. 24.
[10] Oxtoby Gillis Nachtrieb,Prinsip-Prinsip Kimia Modern jilid 1(Jakarta:Erlangga,2006),h.344.
[11] Readon,solid solution aqueous.h.168.
[12] Arsyad,M.Nafsir,Kamus Kimia dan istilah(Bandung:ITB,2007),h.222.
[13] Raymond Chang,Kimia Dasar(Jakarta:Erlangga,2004),h.232.
[14] Lutfi,IPA Kimia(Jakarta:Erlangga,2007),h.51.           
[15] Arsyad,Kamus Kimia (Bandung:Pustaka setia,2001),h.98.
[16] Keenan,Kimia Untuk Universitas jilid 1(Jakarta:Erlangga,2007),h.447.
[17] Sutarjo,pendidikan  sains(Malang. PT.Nusa indah,2001),h.55-57.
[18] Hardjono Sastrohamidjojo,Kimia Dasar(Yogyakarta:Gadjah Mada press,2008),h.186
[19] Prof. Dr. Sukardjo. Kimia Fisika(Jakarta:Bina Cipta,2002),h.146.
[20] Ibid.h.30.
[21] Oxtoby Gillis Nachtrieb,Prinsip-Prinsip Kimia Modern jilid 1(Jakarta:Erlangga,2006),h. 176.
[22] http//kimiamagic.blokspot.com/pukul : 15 33/tanggal 23-05-2013.
[23] Ibid,h.5.
[24] Ibid,h.11.
[25] Prof. Dr. Sukardjo,Kimia Dasar (Jakarta:Bina Cipta,2002), h. 307-308.
[26] Ibid.h.18.
[27] Shehla,kimia dasar untuk perguruan tinggi(Bandung:ITB,2010),h.11.
[28] Marjono,Dasar-dasar MIPA(akarta:Erlangga,20110,h.131.
[29] Ibid.h.25.
[30] Ibid.h.151.
[31] Dedi,Riyanti, Buku Penuntun Kimia dasar(Bandung:ITB,2006),h.109.
[32] Raymond,Kimia Dasar(Jakarta:Erlangga,2004),h.44.                                                  
[33] Sukarjo,Dasar-Dasar Kimia(Jakarta:Erlangga,2008),h.272.
[34] Syukrin,Kimia Dasar 1(Jakarta:Erlangg,2008),h.153.
[35] Keenan,dkk,prinsip-prinsip kimia modern edisi ke empat(Bandung:Candi Emas,2006),h.193.
[36] Oxtoby Gillis Nachtrieb,Prinsip-Prinsip Kimia Modern jilid 1(Jakarta:Erlangga,2006), h.120.
[37] Hardjono sastrohamidjojo, Kimia Dasar,(Yogyakarta: Gadjah Mada press, 2008), h. 186.                         
[38] Ibid.h.24.
[39] Harold Nathan.Kimia jilid 1(Jakarta:Bina Cipta,2004),h.105.
[40] Ibid.h.29.
[41] Ibid.h..30.
[42] Haryanto dan Rumenten,Kimia(Jakarta:Pusat Pembukuaan,2009),h.131.
[43] Prof.Dr.Sukarjo,Kimia Koordinasi(Bandung:Candi emas,2001),h.113.                
[44] Khopper S.M,Konsep Dasar kimia Analitik(jakarta : Universitas Indonesia,2003),h.17.
[47] Ibid,h.77.
[48] Endang susilowati,Theory application of chemistry( Jakarta:Bilingual,2008),h.217.
[49] Michael Purba,Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 1(Jakarta:Erlangga,2006),h.17.
[50] Http//Warrentaperoti.blogspot.com/2011/04/Titrasi-asam-basa.html Diposkan oleh Mita Suryani di 23.56.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar