BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang melakukan praktikum kimia dasar ini
adalah supaya bisa mengetahui secara langsung dan melihat sendiri atas apa yang
selama ini kita pelajari dan kita temukan dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya produksi gas, Larutan Dan Kelarutan, Pemurnian Dan Pemisahan, Asam
Dan Basa, Perubahan Energi Reaksi, Reaksi Kesetimbangan, Kinetika
Kesetimbangan,Reaksi Oksidasi Reduksi, Elektrokimia, Reaksi Polimer, Samphoo
Modil Wet Look, Car Samphoo, Sabun Transparan Ekonomis, dan Sabun Transparant
Anti Jerawat dan tidak hanya membahas tentang teorinya saja, karena kita tidak
akan bias mudah mengerti dan memahaminya dengan hanya melalui teorinya saja.
Selain itu, latar
belakang melakukan praktikum kimia dasar ini adalah karena penulis
menganggap banyak diantara kita yang
beranggapan bahwa praktikum itu tidak terlalu penting sehingga banyak dari kita
yang jarang melakukan praktikum padahal sebaliknya praktikum itu sangatlah
penting karena dengan praktikum kita akan lebih mudah mengerti karena dengan
praktikum kita bias mengetahui secara langsung dari materi-materi yang
mengharuskan kita untuk membuktikan atas apa yang dijelaskan dalam teori
tersebut. Selain itu juga, kita semua mengetahui bahwa dalam ilmu kimia banyak
di antara materi-materinya yang tidak hanya membutuhkan teori saja bahkan
banyak di antara materi-materi kimia dasar yang sangat membutuhkan penelitian
dan pengamatan supaya para mahasiswa akan lebih mudah mengerti dan memahami
atas apa yang dipelajari.
Jika kita berbicara
tentang ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan ilmu pasti salah satu
diantaranya adalah kimia. hampir sebagian besar dikalangan pelajar mulai dari
tingkat SMA/MA sampai kalangan mahasiswa menganggap bahwa mempelajari kimia itu
adalah tidak penting. Disamping matematika,fisika,dan biologi.Bisa
dikatakan,dari pelajaran-pelajaran yang ada tersebut mungkin ilmu kimia bias
dikatakan manfaat yang bisa temukan dalam keseharian sangatlah sedikit bahkan
tidak ada secara kasat mata dan pemikiran awam semata.Terkait dalam pendidikan
kimia bisa dikatakan tidak terlalu sulit untuk dipelajari dan difahami
dibandingkan dengan ilmu fisika.seperti halnya dengan fisika,kimia tidak bisa
berdiri sendiri tanpa lebih dahulu menguasai dasar-dasar awalnya yakni
matematika.Sebagai pemisalan saja pada urutan angka 1, 2, 3, 4, 5, …. Tidak
akan mungkin kita mengerti atau tahu tanpa kita mengenal angka-angka
sebelumnya. Maksudnya disini, tidak mungkin angka lima ada tanpa ada angka
sebelumnya.
Selanjutnya yang
menjadi pembicaraan adalah apa kimia itu? Dan apa manfaatnya bagin manusia? Seperti yang telah
disinggung tadi bahwa kimia memang secara tidak sadar dianggap peranannya sedikit bahkan nihil dalam
kehiodupan nyata manusia. Berbeda halnya dengan ilmu-ilmu pasti lainnya sebagai
contoh matematika bisa digunakan sebagai alat untuk menghitung,fisika
peranannya dalam hal ukur-mengukur,dan biologi dalam mengenal mahluk hidup di
alam ini.Terkait dengan pertanyaan kedua mengenai apa sebenarnya manfaat dari
mempelajari ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari? Sebenarnya kehidupan
manusia tidak akan terlepas dari ilmu kimia bahkan berdampingan.Karna
ruang-ruang yang terlihat kosong di alam dihuni oleh berbagai macam
reaksi-reaksi kimia yang terjadi di alam yang tentunya menunjang, mendukung dan
memberikan manfaat yang secara tidak langsung telah kita rasakan
manfaatnya.manusia bernafas dengan menghirup oksigen yang dikeluarkan oleh
tumbuhan yang mana proses untuk menghasilkan oksigen tersebut melalui
reaksi-reksi secara kimia.proses pencernaan juga secara kimiawi yang melibatkan
partikel-partikel kecil atau atom dalam pergerakan di lintasannya mulai dari
pemecahan,penguraian,dan produksinya melibatkan reaksi kimia.
Di alam ini
terjadi pertukaran-pertukaran antara gas yang satu dengan lainnya,perubahan gas
dalam wujud satu ke wujud lainnya seperti di bawah ini:
1.
Padat ke cair
2.
Cair ke padat
3.
Gas ke padat
4.
Padat ke gas
Mungkin masih banyak lagi
selain yang diatas dan macam-macam reaksi baik antara unsur dengan unsur,unsure
dengan senyawa,dan senyawa dengan senyawa sehingga diantara banyaknya reaksi
yang diketahui diantaranya reaksi oksidasi,reaksi reduksi dan
lain-lainnya.Mengenai manfaat yang bisa dirasakan dalam bentuk produk-produk
seperti shampoo,sabun dan masih banyak lagi.Berdasarka banyaknya tanggapan
tersebut masih termasuk kedalam orang-orang yang masih sempit dan belum
mengerti tentang pentingnya ilmu kimia dalam berlangsungnya kehidupan lain
halnya dengan orang-orang yang berpikir secara mendalam tentang segala hal
karna allah menciptakan mahluk hidup baik yang ada dilangit maupun dibumi tidak
ada yang sia-sia baik dari tingkat terendah/terkecil sekalipun.
B.
Rumusan
Masalah.
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam laporan ini yaitu :
- Seperti apa produk gas asetilen pada kehidupan ?
- Bagaimana pengaruh ekstrak tumbuh-tumbuhan terhadap asam-basa ?
- Apa yang terjadi jika CaCl2 (kalsium klorida) bereaksi dengan air ?
- Apakah reaksi traffic light termasuk Kinetika ?
- Bagaimana proses kerja dari redoks (Oksidasi-reduksi), dan seperti apa redoks pada the mercury beating heart ?
- Apakah maksud dari dekantasi,filtrasi,dan kristalisasi serta destilasi sederhana dan uap ?
- Apa saja yang menyebabkan terjadinya letupan meriam pada botol ?
- Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada titrasi asam basa ?
- Bagaimana menentukan laju reaksi pada difusi gas ?
- Bagaimana menentukan nama unsur dalam suatu senyawa kimia ?
C.
Tujuan.
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah.
1.
Untuk mengetahui Seperti apa produk gas asetilen pada
kehidupan.
2.
Memerikan pengetahuan terhadap pengaruh ekstrak tumbuh-tumbuhan
terhadap asam-basa.
3.
Untuk mengetahui
yang terjadi ketika CaCl2 (kalsium klorida) bereaksi dengan
air.
4. Untuk
mengetahui apakah reaksi traffic light termasuk Kinetika ?
5. Memberikan
pengetahuan tentang proses kerja dari redoks (Oksidasi-reduksi), dan seperti
apa redoks pada the mercury beating heart.
6.
Untuk memberikan
pemahaman maksud dari dekantasi,filtrasi,dan kristalisasi serta destilasi
sederhana dan uap.
7.
Untuk mengetahui
apa saja yang menyebabkan terjadinya letupan meriam pada botol.
8.
Untuk mengetahui
pnyebab terjadinya perubahan warna pada titrasi asam basa.
9.
Untuk mengetahui bagaimana cara dalam menentukan laju
reaksi pada difusi gas.
10. Untuk mengetahui
bagaimana cara menentukan nama unsur dalam suatu senyawa kimia.
BAB
II
PEMBAHASAN
ACARA
I
GAS
A.
PRODUKSI
GAS ASETILEN ( Acetylene )
1.
Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Ahad,14 April 2013
b. Waktu : pukul 08.30-08.48
WITA
c. Tempat : Belakang Gedung A Jurusan
pend.Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Mataram.
d. Tujuan :
Untuk mengetahui Reaksi terbentuknya Gas
Asetilen
2.
Landasan
Teori
Las Gas, yang dilapangan lebih dikenal dengan istilah las
karbit, sebenarnya adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2
jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses
las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2)
dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang
paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas
Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia C2H2
). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain.
Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature
nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan
udara ataupun Oksigen[1].
Asetilen
adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna dengan rumus C2H2.Asetilen
merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom
karbon dan dua atom hidrogen .Pada asetilen ,kedua karbon berikat melalui
ikatan rangkap 3 , dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital
sp untuk ikatan sigma .Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilen terletak
pada satu garis lurus,dengan sudut C-C-H sebesar 180 derajat.
Bahan utama pembuatan asetilen adalah
kalsium karbonat dan batu bara .Kalsium karbonat diubah terlebih dahulu menjadi
kalsium oksida dan batu bara diubah menjadi arang dan keduanya direaksikan
menjadi kalsium karbida dan karbon monoksida .Kalsium karbida kemudian direaksikan
dengan air dengan berbagai metode ,menghasilkan asetilena dan kalsium
hidroksida.Reaksi ini ditemukan oleh Friedrich Wohler pada tahun 1962.
Suatu cara untuk membuat asitelena
adalah dengan mereaksikan kalsium karbida (CaC2) dan air.
CaC2 + 2H2O
C2H2 + Ca(OH)2
Dalam sekala kecil,reaksi ini akan
memberikan nyala Asitelina untuk lampu berbeda.Banyaknya gas
yang dihasilkan diaturkan dengan mengendalikan laju air kedalam tromor reaksi[2].
Asetilen pada umumnya diperoleh dari proses pembakaran metana dalam
proses pemurniannya, hasil perengakalian tadi dialirkan kedalam kolam untuk
diekstrak pelarut organik, seperti dimetil formanida (DMF) demi
mendapatkan asetilen yang terpisah dari
fraksi lain, tetapi proses ini akan bermasalah, sebab pelarut organik yang
dipakai bersidat beracun dan mudah lepas kelingkungan karena keseimbangan
tekanan upaya relatif tinggi.
Pemisahangas asetilen sebab memiliki titik didih serupa ilmiah yang
akan meracuni katalis dan bisa bereaksi dengan material dari tembaga yang
membentuk senyawa tembaga asetilida sehinga menyumbat reactor dan mudah
meledak. Oleh sebab itu, asetilen perlu sisingkirkan dari aliran gas asetilen
dengan cara reaksi hidrogenesi selektif[3].
Volume dari molekul-molekul gas sangat
kecil bila dibandingkan dengan volume yang ditempati oleh gas tersebut.
Sehingga sebenarnya banyak ruang yang lebih kecil dari pada cairan atau zat
padat. Hal ini juga yang menyebabkan gas bersifat kompersibel atau mudah
ditekan. Karena mol-mol gas selalu bergerak kesegala arah maka gas yang satu
mudah bercampur dengan gas yang lain (difufsi) asal keduanya tidak bereaksi
misalnya N2 dan O2,CO2 dan sebagainya[4].
3.
Alat
dan Bahan
a. Alat-alat
1) Gelas
kimia ukuran 600 ml 2 buah.
2) Pipe
tetes.
3) Balon
karet.
4) Karet
Gelang.
5) Korek
api.
b. Bahan-bahan
1) Kalsium
karbida ( CaC2 ).
2) Air.
3) Minyak
tanah.
4.
Langkah
Kerja.
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
b. Mengambil
air di gelas kimia dengan menggunakan pipe tetes.
c. Memasukkan
air kedalam balaon sebanyak 5 kali dengan menggunakan pipe tetes.
d. Memasukkan
karbida kedalam balon yang telah terisi air.
e. Mengikat
mulut balon dengan menggunakan karet gelang.
f. Mengikat
balon dengan tali rafia.
g. Memanaskan
balon yang terikat dengan tali rafia itu di atas api akantetapi tidak mengenai
api.
h. Mengamati
perubahan reaksi yang terjadi pada balon.
i.
Mencatat hasil
pengamatan.
5. Hasil
Pengamatan.
a. Data.
1) Gambar.
Gambar 1.1 : Gas Asetilen
|
b. Deskripsi.
Pada percobaan yang kami lakukan di
atas,pada awal percobaan ini,air di masukkan ke dalam balon sebanyak 5 kali
dengan menggunakan pipe tetes dan memasukan karbida kedalam balon,setelah
memasukkan karbida dalam balon yang berisi air tersebut dengan cepat-cepat kita
mengikatnya agar tidak ada rongga udara yang menyebabkan udara masuk.Ketika
balon itu di ikat edengan tali raffia dan di panaskan di atas api,lama-kelamaan
balon itu akan mengembang dan membesar dan akhirnya meledak.Sehingga timbul
pertanyaan mengapa semakin lama balon itu semakin membesar ketika di panaskan
di atas api,,,,,,,? Itu di karenakan ketika kita mencampurkan karbida dengan
air maka akan menghasilkan gas asetilen yang dimana jika gas ini di panaskan
maka dia akan meledak.
Reaksi
: CaC2
+ 2H2 O
Ca(OH)2 + C2 H2
6. Pembahasan.
Asetilen adalah suatu hidrokarbon yang tergolong
kepada alkuna dengan rumus C2H2.Asetilen merupakan alkuna
yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom
hidrogen .Pada asetilen ,kedua karbon berikat melalui ikatan rangkap 3 , dan
masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma
.Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilen terletak pada satu garis
lurus,dengan sudut C-C-H sebesar 180 derajat.
Setelah
memasukkan air kedalam balon,selanjutnya kami memasukkanCaC2
hingga melewati leher balon dan setelah leher balon ditutup dengan cara
menekankan bagian atas balon dengan tangan sehingga memungkinkan udara dalam
balon tidak keluar.Maksudnya supaya makin besar atau banyak udara yang ada di
dalam balon yang kemudian bereaksi dengan kalsium karbida tersebut yang
menyebabkan terjadinya pemuaian.Disamping itu selain pemuaian yang terjadi juga
pengembangan balon besar atau kecilnya tergantung pada jumlah air,jumlah
kalsium karbida terkait dengan bahannya.Sampai pemuaian berhenti atau mencapai
titik muai maximal karna H2O dan CaC2 yang ada
di dalam balon habis bereaksi yang membentuk gas asetilen dengan reaksi sebagai
berikut :
Produksi gas Asetilen
CaC2(s)
+ 2H2O(l) Ca(OH)2(s) + C2H2(g)
Adapun
fungsi dari gas asetilen ini sendiri yaitu membantu dalam proses pengelasan
atau digunakan untuk mengelas dan mempercepat proses pematangan pada buah serta
masih banyak lagi.
Apabila
gas ini terkena dengan api maka akan terjadi ledakan.Ledakan tersebut terjadi
disebabkan adanya tekanan gas (The pressure of gases) yang besar dan merupakan
sifat dari gas asetilen tersebut yakni mudah terbakar. Udara dengan volume yang
ada didalam balon di bawah tekanan yang mana jika gas ini terkena walaupun
sedikit gas asetilen lainnya akan terpicu untuk terbakar dan hal seperti adalah
cirri dari semua gas.Sama halnya dengan balon yang didalamnya terdapat O2
dari tiupan apabila ditusuk pada satu titik kecil maka akan terjadi ledakan
karna celah keluar udara yang sedikit tersebut memicu udara yang ada didalamnya
untuk memaksa keluar dengan tekanan yang besar tergantung dinding benda apakah
elastis atau keras.Dengan reaksi sebagai berikut:
Letusan (pembakaran) gas
Asetilen
2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) +
2H2O(g) + Panas
Adapun fungsi atau kegunaan dari asetilen (CaCO2)
ini dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak diantaranya adalah digunakan
sebagai bahan pengelasan besi,logam dan lain-lain selain itu juga bisa
digunakan dalam pematangan buah sehingga bisa kita katakana bahwa asetilen
mempunyai kegunaan yang dapat membantu kelangsungan hidup manusia dalam hal
menimgkatkan ekonomi masyarakat berbangsa dan bernegara, dengan begitu pada
percobaan yang kami lakukan di dapatkan hasil yang sesuai dengan hasilnya.
7. Simpulan.
Dari hasil percobaan dan pengamatan yang di lakukan
dapat di simpulkan bahwa semakin banyaknya air dan kalsium karbida yang di
campurkan maka balon tersebut akan semakin membesar dan mengembang dengan
sendirinya.Hal ini menunjukkan dan membuktikan bahwa adanya hasil produksi gas
Asetile.
B. DIFUSI GAS
1.
Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Ahad,14 April 2013
b. Waktu : pukul 10.35-10.50
WITA
c. Tempat : R.B.II 4.Jurusan
pend.Matematika Fakultas
Tarbiyah IAIN Mataram.
d. Tujuan :
-
Untuk mengetahui
hokum difusi Graham’s
-
Untuk menentukan
laju reaksi
2.
Landasan
Teori
Hukum Difusi
(Efusi) Graham yaitu Suatu gas dengan rapatan tinggi akan berdifusi lebih
lambat daripada gas yang berapatan rendah.bunyi hukumnya adalah “ Laju reaksi
dua gas berbanding terbalik dengan akar (kuadrat) rapatan mereka “.
R1dan R2 = Laju difusi 2 gas
d1 dan d2 = Rapatan
masing-masing.
Difusi adalah suatu
penyamaan keadaan-keadaan fisika secara sertamerta. Bila difusi menyangkut
zat-zat yang berbeda, difusi merujuk ke percampuran partikel ketika mereka
bergerak untuk menjadi terdistribusi secara seragam satu di antara yang lain.
Pengujian eksperimen asli Graham menunjukkan bahwa Graham sebenarnya lebih
mengukur laju efusi daripada laju difusi[5].
Jika dua zat yang berbeda
dibuat bersentuhan (misalnya, setetes tinta merah dimasukkan ke dalam piala
berisi air) mereka mulai bercampur; molekul dari zat pertama bergerak, atau
berdifusi ke zat lainnya. Molekul gas pada kondisi kamar berdifusi dengan laju
beberapa sentimeter per detik. Molekul cairan dan padatan berdifusi jauh lebih
lambat. Tetapan difusi suatu zat mengukur laju difusi pencampuran. Pada suhu
dan tekanan kamar, tetapan difusi untuk difusi cairan ke dalam cairan adalah
sekitar empat kali lebih kecil daripada gas ke dalam gas; tetapan difusi
padatan ke dalam padatan jauh lebih kecil lagi. Difusi dlaam padatan
benar-benar sangat lambat. Dalam cairan, molekul berggerak bebas dalam sampel,
bertukar tetangga terus menerus bergerak dalam gerak difusinya. Viskositas
sesar yang rendah dari cairan menyiratkan bahwa molekul-molekulnya dapat cepat
berganti tetangga, menemukan interaksi baru seraya bergerak sebagai tanggapan
terhadap tegangan dari luar. Sebaliknya, kekakuan padatan menunjukkan susunan
yang awet dari satu molekul terhadap tetangganya. Susunan molekul yang awet ini
dalam padatan yang bertentangan dengan kebebasan molekul berdifusi pada cairan
pada rapatan kemasan yang setara, merupakan perbedaan penting antara keadaan
padat dan cair[6].
a.
Beberapa contoh difusi:
1) Apabila kita teteskan
minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak wangi tersebut akan
tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka, maka bau minyak
wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan
kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol minyak wangi
(konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah).
2) Apabila kita meneteskan
tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan menyebar dari tempat
tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas (konsentrasi
rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi pergerakan
tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari
konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah). Laju difusi antara lain
tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat
dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat
dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat
pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara
melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi
proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat.
Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara
luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun
(karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk
melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan
contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih
cepat dibanding dengan proses difusi[7].
b. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu :
1) Ukuran
Partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin
cepat partikel itu akan bergerak, patan difusi semakin tinggi.
2) Luas
suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat
kecepatan difusinya.
3) Jarak.
Semakin besar jarak antara dua
konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
4) Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel
mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula
kecepatan difusinya.
5) Perbedaan
tekanan dan konsentrasi gas
6) Waktu
difusi
3.
Alat
dan Bahan
a. Alat
1) Tisu
2) Kapas
3) Tabung
Reaksi 2 buah
4) Kertas
lakmus
5) Batang
pengaduk
6) Sumpit
7) Cutter
8) Plastik
Wrap
9) Mistar
b. Bahan
1) Larutan
NH3
2) Larutan
HCl
4.
Langkah
kerja
a. Larutan
NH3
1) Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan dalam larutan NH3
2) Membersihkan
dua ujung silinder.
3) Mengukur
tabung reaksi dengan menggunakan mistar
4) Memotong
kertas lakmus yang berwarna merah
5) Memasukkan
kertas lakmus berwarna merah kedalam tabung reaksi NH3.
6) Mencelupkan
kapas kedalam cairan NH3.
7) Memasukkan
kapas tersebut kedalam tabung reaksi
8) Menutup
tabung reaksi dengan kertas wrap.
9) Menunggu
kertas lakmus berubah warna
10) Mencatat
waktu yang di butuhkan dalam proses perubahan tersebut.
11) Mencatat
hasil pengamatan.
b. Larutan
Hcl
1) Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan dalam larutan Hcl
2) Membersihkan
dua ujung silinder.
3) Mengukur
tabung reaksi dengan menggunakan mistar
4) Memotong
kertas lakmus yang berwarna merah
5) Memasukkan
kertas lakmus berwarna merah kedalam tabung reaksi Hcl.
6) Mencelupkan
kapas kedalam cairan Hcl.
7) Memasukkan
kapas tersebut kedalam tabung reaksi
8) Menutup
tabung reaksi dengan kertas wrap.
9) Menunggu
kertas lakmus berubah warna
10) Mencatat
waktu yang di butuhkan dalam proses perubahan tersebut.
11) Mencatat
hasil pengamatan
5.
Hasil
Pengamatan.
a. Data
1) Gambar
Gambar 1.2. : NH3
|
Gambar 1.3 : HCl
|
2) Table
No
|
Larutan
|
Waktu
( s )
|
Panjang
( M )
|
Rasio
|
1.
|
NH3
|
5 sekon
|
15
0.15 M
|
33,3
|
2.
|
Hcl
|
162 sekon
|
15
0.15 M
|
b. Analisis
Data
Diketahui : tNH3 = 5
sekon
tHcl = 162
sekon
sNH3 = 15 cm
meter
sHcl = 15 cm
meter
Ditanya : R…?
Penyelesaian :
v
Hcl =
0,0009 m/s
v
NH3 =
= 0,03
m/s
R
=
=
= 33,3
c.
Deskripsi
Dari percobaan
yang telah dilakukan dapat dideskipsikan bahwa yang menyebabkan terjadinya
perubahan warna pada kertas lakmus yang semulanya berwarna merah menjadi biru
dan warna biru menjadi merah itu di karenakan adanya suhu dan kesetimbangan
larutan. Dan adanya perbedaan waktu yang terjadi pada percobaan NH3 dan Hcl yaitu
karna semakin tinggi suhu dan semakin seimbang larutan maka akan mempercepat
perubahan warna pada kertas lakmus dan selain itu tergantung juga dari bersih
atau tidaknya tabung reaksi.Dan khusus nya pada Hcl tergantung pada konsentasi
larutan itu sendiri.
6. Pembahasan.
Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan
molekul gas lainnya yang terjadi secara sedikit demi sedikit berdasarkan sifat kinetiknya. Difusi
gas selalu terjadi secara berangsur-angsur dan tidak secara seketika seperti
kecepatan molekul yang diperkirakan. Karena kecepatan akar kuadrat
rata-rata dari gas ringan lebih besar dari pada gas yang lebih berat, maka gas
yang lebih ringan akan berdifusi melalui ruang tertentu, lebih cepat daripada
gas yang lebih berat.
Difusi gas menurut pembuktian hukum
Graham’s yaitu laju difusi suatu gas adalah berbanding terbalik dengan akar
kuadrat dari mas molekul. Menentukan laju yaitu dengan membagi jarak tempuh gas
(panjang silinder dalam sentimeter) dengan waktu sekon. Kemudian untuk
menentukan rasio dari laju difusi eksperimen yaitu membagi laju difusi suatu
gas HCL dengan laju difusi gas ammonina. Pada praktikum ini kami dapat
menghitug ataupun mengetahui jumlah rasio yang dihasilkan melalui difusi penyebaran gas HCL dan gas NH3,
karena pada saat itu kita bisa melihat kecepatannya dan menentukan waktu
kecepatanya menyebarnya gas, sehingga dari sana kita bisa membuktikan hukum
Graham dan menentukan rasionya,akan tetapi pada percobaan yang di lakukan Rasio
yang kami dapatkan sangat jauh berbeda dengan hasil dari ketetapan rasio itu
sendiri, nilai ketetapan Rasio adalah 1,46 sedangkan hasil rasio yang kami
dapatkan adalah 33,3.Terjadinya perbedaan rasio ini karna reaksi perubahan
warna pada HCl cukup lama dan itu terjadi karna tergantung dari kesetimbangan
suhu dari konsentrasi itu sendiri,dan dapat kita ketahui bahwa percobaan yang
di lakukan tidak sesuai dengan hasilnya.
7. Simpulan.
Pada percobaan yang di lakukan di atas dapat di
simpulakan bahwa hokum Graham’s tentang Difusi gas adalah laju reaksi gas
berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa molekul.Dan dari percobaan
ini juga kita dapat mengetahui atau dapat menentukkan laju reaksi.
ACARA II
PEMURNIAN DAN PEMISAHAN
A.
DEKANTASI,FILTRASI
DAN KRISTALISASI
1.
Pelaksanaan.
a. Hari/tanggal : Ahad,14 April 2013.
b. Waktu : pukul 09.35-10.00 WITA
c. Tempat : Ruang II 1,lantai 2 Gedung
B jurusan
Pend.Matematika fak.Ilmu tarbiyah dan
keguruan IAIN Mataram.
d. Tujuan : Untuk mengetahui
pemurnian dan pemisahan
dengan
cara Dekantasi,filtrasi dan kristalisasi.
2.
Landasan
Teori.
Dasar penting
dalam destilasi adalah tekanan uap yaitu suatu sifat yang tergantung pada suhu.
Kenaikan suhu selalu menyebabkan tekanan uap bertambah besar. Titik didih
adalah suhu dimana tekanan uap sama dengan tekanan luar / atmosfer. Pada suhu
ini molekul zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berubah menjadi fase uap
tidak hanya pada permukaan zat cair tetapi di seluruh bagian zat cair sehingga
terjadi gelembung dan keadaaan ini diebut mendidih. Suhu pada saat tekanan uap zat cair sama dengan
atmosfer disebut titik normaL.
Di bidang
tekhnik, kimia seringkali kita temukan bahan padat harus dipisahkan dari
larutan/ lelehan tanpa mengikat kotoran – kotoran yang terkandung pada
fase cair tersebut. Sering juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan atau harus dihasilkan dalam
bentuk–bentuk kristal tertentu,
yang dinamakan dengan proses
kristalisasi. Kristal adalah
bahan padat dengan susunan atom / molekul Yang teratur. Yang dimaksud
kristalisasi adalah pemisahan bahan
padat yang menghasilkan Kristal dari suatu larutan atau lelehan. Hasil
kristalisasi dari lelehan harus didinginkan lagi/ dikecilkan ukurannya[8].
Garam dapur (NaCl) zat
padat berwarna putih
yang dapat diperolaeh dengan menguapkan dan memurnikan air laut, dapat didapatkan menetralisasi HCl dengan NaOH berair NaCl nyaris tak dapat larut dalam alkohol tapi larut dalam air sambil menyedot panas,perubahan
kelarutannya sangat kecil dengan suhu garam tersebut normal .suatu garam yang
mengandung hidroksida yang dapat digusar.larutan – larutan berair dari garam
normal tidak sselalu netral terhadap indikator semisal lakmus. Garam rangkap adalah garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran
sejumlah ekivalen zat – zat garam tertentu[9].
Kita dapat
mengidentifikasi komponen yang berbeda dari beberapa campuran dengan mata
telanjang dan juga dengan mikrroskop. Cara untuk teknik pemisahan campuran
bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang tergantung didalamnya.
Beberapa campuran yang berbeda dari penyusunannya disebut campuran heterogen
misalnya campuran air dan pasir. Campuran ini dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan. Saringan ada beberapa macam, misalnya kertas saring dan selaput
semipermeable. Kertas sraing dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari
larutan sedangkan selaput semipermeable digunakan untuk memisahkan suatu koloid
dari pelarutnya. Sebaliknyadalam beberapa campuran bila kita dapat membedakan
campuran karena molekul-molekul atom dan penyusunnya bercampur dengan baik maka
larutan ini disebut larutan homogen (misalnya larutan alcohol dalam air).
Larutan ini tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring ataupun selaput
semipermeabel karena partikelnya yang sangat kecil dan lolos dari pori-pori
kertas saring dan selaput semipermeabel. Campuran seperti ini hanya dapat
dipisahkan dengan cara fisika, yaitu dengan cara destilasi, ekstrasi pelarut,
dan kromatografi[10].
Komponen-komponen dalam campuran dapat
dipisahkan dengan cara:
a.
Dekantasi
yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran
dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan
campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling
campur (suspense).
Contoh: Pemisahan campuran air dan pasir.
b.
Filtrasi.
yaitu pemisahan
komponen-komponen dalam campuran dengan mneggunakan filter (penyaring). Hasil
filtrasi disebut filtrat sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas.
Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang
tidak saling larut. Atau Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu
fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang
di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai
dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah
padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam
industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya
sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi
melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan
pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring
seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang
harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda, banyak jenis penyaring
telah dikembangkan, beberapa jenis akan dijelaskan di bawah ini.
Contoh:
Pemisahan campuran air dan kopi[11].
c.
Kristalisasi
yaitu pemisahan
komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komponen tercampur
dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Kristalisai dapat dilakukan untuk
memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut.
Kristal itu
sendiri merupakan susunan atom yang beraturan dan berulang, yang bentuknya
dapat berupa kubik, tetragonal, orthorombik, heksagonal, monoklin, triklin dan
trigonal. Bentuk itu nantinya, tergantung dari proses downstream (pemurnian)
yang dilakukan dan juga spesifikasi produk yang diharapkan pasar[12].
Syarat utama
terbentuknya kristal dari suatu larutan adalah larutan induk harus dibuat dalam
kondisi lewat jenuh (supersaturated). Yang dimaksud dengan kondisi lewat jenuh
adalah kondisi dimana pelarut (solven) mengandung zat terlarut (solute)
melebihi kemampuan pelarut tersebut untuk melarutkan solute pada suhu tetap.
Atau kalau diilustrasikan dengan sebuah kelas, jika kapasitas suatu kelas
adalah 80 mahasiswa, karena hanya ada 80 kursi. Maka mahasiswa ke-81 yang masuk
ke kelas adalah mahasiswa yang membuat kondisi kelas lewat jenuh
Contoh :
Pemisahan campuran air dan garam.
3.
Alat
dan Bahan
a. Alat.
1) Corong.
2) Gelas
kimia ukuran 600 ml.
3) Gelas
kimia ukuran 1000 ml.
4) Gelas
kimia ukuran 250 ml 2 buah
5) Gelas
kimia ukuran 100 ml 2 buah.
6) Tabung
reaksi 2 buah.
7) Pengaduk.
8) Kawat
kasa.
9) Bunsen.
10) Kaki
tiga.
11) Kertas
saring.
12) Sendok.
13) Korek
api.
b. Bahan.
1)
Bubuk kapur
2)
Garam.
3)
Air.
4.
Langkah
kerja.
a. Dekantasi.
1) Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
2) Menuangkan
air kedalam gelas kimia yang ukuran 100 ml sebanyak 30 ml air.
3) Memasukkan
bubuk kapur sebanyak 1 sendok kedalam air.
4) Mengaduk
campuran tersebut dengan menggunakan pengaduk sampai lcampuran itu larut.
5) Menunggu
sampai kapurnya mengendap.
6) Menuangkan
larutan kedalam tabung reaksi.
7) Mencatat
hasil pengamatan.
b. Filtrasi.
1) Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
2) Menuangkan
air kedalam gelas kimia yang ukuran 100 ml sebanyak 30 ml air.
3) Memasukkan
bubuk kapur sebanyak 1 sendok kedalam air.
4) Mengaduk
campuran tersebut dengan menggunakan pengaduk sampai campuran itu larut.
5) Melapisi
bagian dalam corong dengan kertas saring.
6) Menyaring
larutan tersebut tanpa menunggu larutan sampai mengendap.
7) Mencatat hasil pengamatan.
c. Kristalisasi.
1) Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
2) Menuangkan
air kedalam gelas kimia 100 ml sebanyak 20 ml air.
3) Memasukan
1 sendok garam kedalam gelas kimia yang berisi 20 ml air.
4) Mengaduk
campuran tersebut.
5) Melapisi
bagian dalam corong dengan kertas saring.
6) Menyaring
campuran tersebut kedalam gelas kimia yang ukurannya 250 ml.
7) Menyalakan
Bunsen.
8) Memasang
Bunsen dengan kawat kasa.
9) Memanaskan
larutan garam yang sudah di saring di atas Bunsen.
10)
Menunggu larutan garam agar menguap,selama ± 3
menit sampai terbentuknya endapan garam murni.
11)
Mencatat hasil
pengamatan.
5.
Hasil
pengamatan.
a. Data.
1) Gambar.
Gambar 2.1 : Dekantasi
|
Gambar 2.2 : Filtrasi
|
Gambar 2.3 :
kristalisasi
|
b. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
kami lakukan, kami dapat membedakan hasil larutan kapur dan larutan garam yang
telah dihasilkan setelah melakukan uji coba melalui proses dekantasi, filtrasi,
dan kristalisasi. Dengan larutan kapur yang didiamkan sebentar, kemudian di
sana akan terjadi pemisahan antara hasil (filtrat) berupa air dan sisanya
(sentrat) berupa endapan kapur. Hasilnya (filtrat) dituangkan ke dalam tabung
reaksi dan hasilnya sedikit keruh. Proses ini disebut dengan proses dekantasi.
Kemudian sisanya (sentrat) dituangkan ke dalam gelas kimia melalui penyaringan menggunakan
kertas saring, dan hasil larutannya lebih bening dibandingkan dengan hasil
larutan pada proses dekantasi, proses ini disebut dengan proses filtrasi.
Kemudian melalui uji coba larutan garam, kami dapat mengamati hasil dari
larutan melalui pemanasan, pada saat mendidih dan menguap, larutan garam
mengkristal / kembali menjadi garam yang lebih bersih dan murni. Proses ini
disebut dengan proses kristalisasi.
6.
Pembahasan.
Kita dapat
mengidentifikasi komponen yang berbeda dari beberapa campuran dengan mata
telanjang dan juga dengan mikrroskop. Cara untuk teknik pemisahan campuran
bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang tergantung didalamnya.
Beberapa campuran yang berbeda dari penyusunannya disebut campuran heterogen
misalnya campuran air dan pasir. Campuran ini dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan. Saringan ada beberapa macam, misalnya kertas saring dan selaput
semipermeable. Kertas sraing dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari
larutan sedangkan selaput semipermeable digunakan untuk memisahkan suatu koloid
dari pelarutnya. Sebaliknyadalam beberapa campuran bila kita dapat membedakan
campuran karena molekul-molekul atom dan penyusunnya bercampur dengan baik maka
larutan ini disebut larutan homogen (misalnya larutan alcohol dalam air).
Larutan ini tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring ataupun selaput
semipermeabel karena partikelnya yang sangat kecil dan lolos dari pori-pori
kertas saring dan selaput semipermeabel. Campuran seperti ini hanya dapat
dipisahkan dengan cara fisika, yaitu dengan cara destilasi, ekstrasi pelarut,
dan kromatografi
Beberapa macam proses yang digunakan
untuk memisahkan berbagai campuran menjadi zat-zat murni. Seperti yang kita
lakukan pada praktikum ini, yaitu dengan cara dekantasi, filtrasi dan kristalisasi.
Sebagaimana pengertianya dari ketiga proses ini, melalui dekantasi yaitu
pemisahan komponen dari suatu larutan dengan cara penuangan, sebagaimana pada
percobaan yang kita lakukan itu pada proses ini dapat memisahkan suatu larutan
dengan cara penuangan. Filtrasi yaitu proses pemisahan komponen dari suatu
larutan dengan cara penyaringan, pada proses ini dilakukan dengan menyaring
hasil dari dekantasi (endapan) kemudian menghasilkan suatu larutan yang lebih
murni kembali. Kristalisasi yaitu pemurnian yang dilakukan dengan cara
pemanasan. Dilakukan melalui larutan NaCl yang dipanaskan maka akan mengalami
pemurnian kembali.
7.
Simpulan.
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa proses dekantasi menghasilkan larutan kapur yang sedikit
keruh dan proses filtrasi menghasilkan larutan kapur yang lebih bening dari
larutan hasil dekantasi, karena melalui penyaringan. Sedangkan pada proses
kristalisasi, larutan garam yang telah dipanaskan akan menyebabkan terjadinya
proses kristalisasi pada larutan garam tersebut sehingga menghasilkan garam
lebih murni dan bersih dari garam sebelumnya. Berdasarkan pengertiannya, dekantasi
yaitu pemisahan komponen dari suatu larutan dengan cara penuangan. Filtrasi
yaitu pemisahan komponen dari suatu larutan dengan cara penyaringan.
Kristalisasi yaitu pemurnian larutan dengan cara pemanasan. Jadi proses
dekantasi, filtrasi, dan kristalisasi merupakan proses yang dapat memisahkan
dan memurnikan suatu larutan.
B.
DESTILASI
SEDERHANA.
1.
Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Ahad,28 April 2013
b. Waktu : pukul
12.13-12.23 WITA
c. Tempat : Ruang II 4 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.
d. Tujuan : Untuk
mengetahui proses pemurnian
atau
pemisahan dengan cara destilasi
sederhana.
2.
Landasan
Teori
Destilasi
merupakan perubahan cair menjadi fase uap atau gas dengan pendidihan, kemudian
gas tersebut mengembun akibat pendinginan. Dasar penting di dalam destilasi
adalah tekanan uap yaitu sifat fisika dari suatu zat cair yang bergantung ada
suhu kenaikan suhu selalu menyebabkan tekanan uap tambahan besar, titik didih
adalah suhu dimana tekakan uap sama dengan tekanan luar/atmosfer. Pada suhu ini
zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berubah menjadi fase uap tidak hanya
pada permukaan dan zat cair, tapi diseluruh permukaan zat cair sehingga
terbentuk gelembung-gelembung dan keadaan ini disebut mendidih[13].
Prinsip dasar destilasi sederhana adalah
pemisahan suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alcohol[14].
Dasar pemisahan
dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika
campuran dipanaskan masa komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan kemudian
mengembunkan komponen secara bertahap, pengembunan terjadi dengan mengalirkan
uap ke tabung pendingin contohnya memisahkan air dengan alkohol, titik didih
air masing-masing 1000 C dan 780C. Ketika campuran
dipanaskan dan suhu diatur sekitar 780 C, maka alkohol akn menguap
sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendinginan dan akhirnya di
dapatkan cairan alkohol murni.
Pendidihan
merupakan hal yang khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan
dari tempat terbuka ke fasa uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik
didihnya (Td). Bila suhu di mana tekanan uap cairan sama dengan tekanan
atmosfer sekitar. Pada titik didih ,tekanan cairan cukup besar sehingga
atmosfer dapat diatasi hingga gelembung–gelembung uap dapat terbentuk di
permukaan cairan di ikuti penguapan yang terjadi disetiap titik dalan cairan.
Pada umumnya molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi yaitu molekul harus mempunyai cukup tenaga
kinetik dan harus cukup dekat dengan batas denga cairan uap.
Kesetimbangan
yang terjadi bila larutan jenuh garam yang sedikit larut bersentuhan dengan
garam yang belum larut.misalnya, beberapa gra garam yang sedikit larut dibenamkan dalam
segelas air. Karena zat padat ion itu hanya dapat sedikit larutan dalam air,
hanya sekuantitas kecil akan larut dan menghasilkan ion–ion dalam laruatan[15].
Bila suatu
campuran dua cairan yang dapat didihkan, uap yang lepas dari dalam cairan
biasanya mempunyai susunan yang lain daripada susunan cairan yang mendidih.
Perilaku yang lazim adalah bahwa uap lebih kaya akan komponen yang lebih
atsiri. Dengan mendidihkan sebagian dari cairan itu dan mengembunkan uapnya,
campuran itu dapat dipisahkan menjadi dua bagian. Uap yang terembunkan disebut
destilat dan lebih kaya akan komponen yang lebih atsiri dibandingkan cairan
aslinya. Cairan yang tertinggal disebut residu dan lebih kaya akan komponen
yang sukar menguap[16].
Bila dua macam
campuran yang tidak bercampur ditempatkan dalam suatu bejana, maka
masing-masing cairan akan menguap seperti cairan murni. Tekanan uap campuran
demikian adalah jumlah tekanan uap murninya. Untuk campuran air dan
Bromobenzena pada 1000C. Bila uap dialirkan kepada cairan
Bromobenzena, zat ini akan mendidih dibawah 1000C, pengaturan uap
demikian disebut destilasi uap, gunanya untuk memurnikan zat-zat organic yang
pada titik didihnya mudah mengurai. Bila kita melakukan destilasi uap, maka
kita dapat menentukan perbandingan berat air dan zat yang didestilasi.
3.
Alat
dan Bahan.
a. Alat
1) Kondesor.
2) Statif
2 buah.
3) Thermometer.
4) Labu
destilat.
5) Gelas
kimia 600 ml 2 buah
6) Gelas
kimia 100 ml 2 buah.
7) Ember.
8) Kompor.
9) Korek
api.
b. Bahan.
1) Aquaders
80 ml.
2) Alkohol
80 ml
4.
Langkah
Kerja.
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
b. Memasukan
alkohol 80 ml kedalam labu destilat.
c. Memasukkan
air 80 ml kedalam labu distilat.
d. Menyalakan
kompor.
e. Memanaskan
labu destilat yang sudah terisi dengan alcohol dan air.
f. Menyedot
ujung selang.
g. Mengamati
proses yang terjadi pada saat di panaskan.
h. Mencatat
hasil pengamatan.
5.
Hasil
pengamatan.
a.
Data
1)
Gambar.
Gambar
2.4 : destilasi sederhana.
|
b. Deskripsi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami
lakukan, kami dapat mengetahui proses terjadinya destilasi sederhana melalui
pemurnian dan pemisahan antara alcohol dengan air, dimana pada percobaan kami
ini, air dan alcohol dicampurkan sehingga menjadi larutan, kemudian dipanaskan
di atas kompor dan mengukur suhunya menggunakan thermometer dan suhu harus
diukur sampai kurang dari 80oC pada saat pemanasan, kemudian dari
larutan tadi, akan menghasilkan uap dan uapnya menjadi cair, cairan itu adalah
hasilnya yaitu alcohol yang akan menuju kepenampungan melalui kondensor
leibig/pendingin, dan air sebagai residunya (sisanya) akan tetap diam ditempat
semula, pada proses ini, suhu sangat berpengaruh terhadap proses penguapan dan
pendinginan (hasil pemurnian zat), apabila suhunya lebih dari 80oC
maka hsilnya tidak akan murni, melainkan residunya akan ikut bersama hasinya.
Jadi dari proses di atas kami dapat mengetahui proses pemurnian zat cair dengan
zat cair.
6.
Pembahasan.
Dasar penting
dalam destilasi adalah tekanan uap yaitu suatu sifat yang tergantung pada suhu.
Kenaikan suhu selalu menyebabkan tekanan uap bertambah besar. Titik didih
adalah suhu dimana tekanan uap sama dengan tekanan luar / atmosfer. Pada suhu
ini molekul zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berubah menjadi fase uap
tidak hanya pada permukaan zat cair tetapi di seluruh bagian zat cair sehingga
terjadi gelembung dan keadaaan ini diebut mendidih. Suhu pada saat tekanan uap zat cair sama dengan
atmosfer disebut titik normal.
Pada praktikum ini bertujuan agar dapat
mengetahui proses terjadinya destilasi sederhana, dimana destilasi sederhana
ini merupakan salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat cair
lainnya dengan memperhatika titik didih sehingga zat pencemar/pengotornya akan
tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran
zat cair dengan zat cair, misalnya seperti air dan alcohol. Seperti pada
praktikum yang kami lakukan menggunakan alcohol dengan air, merupakan pemurnian
dan pemisahan antara alcohol dengan air, dimana pada percobaan kami ini, air
dan alcohol dicampurkan sehingga menjadi larutan, kemudian dilakukan pemanasan
dan mengukur suhunya menggunakan thermometer dan suhu harus diukur sampai
kurang dari 80oC pada saat pemanasan, kemudian dari larutan tadi,
akan menghasilkan uap dan uapnya menjadi cair, cairan itu adalah hasilnya yaitu
alcohol yang akan menuju kepenampungan melalui kondensor leibig/pendingin, dan
air sebagai residunya (sisanya) akan tetap diam ditempat semula, pada proses
ini, suhu sangat berpengaruh terhadap proses penguapan dan pendinginan (hasil
pemurnian zat), apabila suhunya lebih dari 80oC maka hsilnya tidak
akan murni, melainkan residunya akan ikut bersama hasinya.
7.
Simpulan.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa pemisahan antara air dan alcohol dapat dilakukan melalui
proses pemanasan dengan suhu kurang dari 80oC, dimana uap alcohol
yang mendingin akan berubah menjadi cair sebagai hasil dari hasil dari
pemurnian zat, dari zat cair dan zat cair. Sehingga dari percobaan di atas,
kami dapat mengetahui proses terjadinya destilasi sederhana yakni proses
pemurnian yang memperhatikan titik didih.
C.
DESTILASI
UAP
1.
Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Ahad,28 April 2013
b. Waktu : pukul 11.55-12.09
WITA
c. Tempat : Ruang II 4 lantai 2
gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Mataram.
d. Tujuan : Untuk mengetahui
proses pemurnian atau
pemisahan dengan cara destilasi uap
2.
Landasan
Teori.
Distilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton[17].
Pemisahan suatu zat dalam kimia
dibedakan dalam beberapa cara:
Destilasi adalah proses pemisahan zat cair melalui penguapan dan pengembunan.
Destilasi juga merupakan proses pemisahan campuran yang didasarkan pada
perbedaan titik didih komponen-komponen campurannya. Contoh destilasi adalah
pemisahan uap daun minyak kayu putih dari air. Destilasi terdiri dari dua tahap
yaitu tahap penguapan dan tahap pengembunan
a. Tahap
penguapan atau pendidihan
Pada proses destilasi, larutan
dipanaskan sehingga pelarut yang biasanya
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap (menjadi gas). Uap
tersebut kemudian dialirkan melalui suatu celah yang berinteraksi langsung
dengan udara luar.
b. Tahap
pengembunan
Pengembunan adalah peristiwa berubahnya zat yang
berbentuk gas menjadi zat yang berbentuk cair. Peristiwa tersebut terjadi
akibat suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan suhu penguapan pada zat
tertentu. Pada proses destilasi pengembunan terjadi pada corong yang suhunya
lebih dingin dari pada suhu zat saat menguap, akibatnya gas dari proses
penguapan tersebut mencair dan diproleh zat murni[18].
Daya larut zat padat
dalalm cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperature, dan
sedikit tekanan. Batas daya larutnya ialah konsentrasi larutan jenuh.
Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda,
tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat anorganik dalam air lebih besar
dairpada dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperature karena kebanyakan
zat mempunyai panas pelarutan positif. Na2SO4, 10H2O
mempunyai panas pelarutan negative hingga daya larutnya dengan naiknya
temperatur[19].
Tekanan uap komponen murni
suatu larutan ideal biasanya berbeda, dan karena
alasan ini larutan akan memiliki komposisi berbeda dengan fasa uapnya yang
berkesetimbangan dengannya[20].
Kita andaikan sebagian
dari uap ini dipindahkan dan diembunkan menjadi
cairan. Uap dalam kesetimbangan dengan larutan baru ini masih akan lebih kaya
dengan komponen yang lebih atsiri, dan prosesnya dapat dilanjutkan lagi.
Kerangka pikir ini melandasi teknik pemisahan campuran ke dalam
komponen-komponen murninya lewat destilasi bertingkat, yakni proses yang komponen-komponennya
secara bertingkat diuapkan dan diembunkan[21].
Destilasi
uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi
uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C
dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih.Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing
senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari
tumbuhan. Pada proses destilasi ini yaitu zat padat dengan zat
cair hasilnya adalah minyak dan cairan dari zat padat tersebut, namun setelah
dipisahkan dengan corong pisah , hasilnya adalah minyak kayu putih murni[22].
Bila dua macam
campuran yang tidak bercampur ditempatkan dalam suatu bejana, maka
masing-masing cairan akan menguap seperti cairan murni. Tekanan uap campuran
demikian adalah jumlah tekanan uap murninya. Untuk campuran air dan
Bromobenzena pada 1000C. Bila uap dialirkan kepada cairan
Bromobenzena, zat ini akan mendidih dibawah 1000C, pengaturan uap
demikian disebut destilasi uap, gunanya untuk memurnikan zat-zat organic yang
pada titik didihnya mudah mengurai. Bila kita melakukan destilasi uap, maka
kita dapat menentukan perbandingan berat air dan zat yang didestilasi.
3.
Alat
dan Bahan.
a. Alat.
1)
Kondesor.
2)
Statif 2 buah.
3)
Thermometer.
4)
Labu destilat.
5)
Gelas kimia 600
ml 2 buah.
6)
Gelas kimia 100
ml 2 buah.
7)
Ember.
8)
Kompor.
9)
Kore api.
b. Bahan.
1) Daun
kayu putih.
2) Aquader
200 ml
4.
Langkah
kerja.
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
b. Memasukkan
200 ml air kedalam labu destilat.
c. Memasukkan
daun kayu putih secukupnya atau sampai dia tenggelam di dalam labu destilat.
d. Menyalakan
kompor.
e. Memanaskan
labu destilat yang sudah terisi daun kayu putih sampai mendidih dan
mengeluarkan uap.
f. Menyedot
ujung selang.
g. Mengamati
proses yang terjadi saat di panaskan.
h. Mencatat
hasil pengamatan.
5.
Hasil
pengamatan.
a) Data.
1) Gambar.
Gambar 2.5 : destilasi uap
|
b) Deskripsi
Dari percobaan ini kami dapat mengetahui
proses terjadinya destilasi uap melalui pemurnian antara zat padat dengan zat
cair, dimana pada percobaan kami, kami dapat mengujinya melalui daun kayu putih
dicampur dalam labu destilat bersama air kemudian dilakukan pemanasan, dan pada
labu destilat disambungkan bersama kondensor leibig, dan pada saat pemanasan,
suhunya/titik didihnya tidak ditentukan atau tidak diperhatikan, dan uap yang
dihasilkan oleh proses pemanasan ini akan mendingin dan berubah menjadi cair,
dan cairan tersebut sebagai hasil dari pemurnian/pemisahan antara zat padat
dengan zat cair, hasilnya akan menuju ke penampungan melalui kondensor dan zat
padatnya akan tersisa/sebagai residunya, daun minyak kayu putih sebagai sisanya
akan diam ditempat semula yaitu pada destlilat.
6.
Pembahasan.
Distilasi
atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode
ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Dari
praktikum yang dilakukan ini bertujuan agar kami dapat mengetahui proses
terjadinya destilasi uap, dimana destilasi uap ini merupakan salah satu cara
pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat lainnya dengan tidak
memperhatikan titik didih sehingga zat pencemar/pengotornya akan tertinggal
sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran zat cair
dengan zat padat, misalnya seperti air dan daun minyak kayu putih. Seperti pada
praktikum yang kami lakukan menggunakan daun minyak kayu putih dengan air,
merupakan pemurnian dan pemisahan antara daun minyak kayu putih dengan air,
dimana pada percobaan kami ini, air dan daun minyak kayu putih dicampurkan,
kemudian dilakukan pemanasan dan tidak mengukur suhunya/titik didihnya
menggunakan apapun, kemudian dari campuran tadi, akan menghasilkan uap dan
uapnya menjadi cair, cairan itu adalah hasilnya yaitu air yang mengandung
minyak kayu putih yang akan menuju kepenampungan melalui kondensor
leibig/pendingin, dan daun minyak kayu putih sebagai residunya (sisanya) dan
akan diam ditempat semula, pada proses ini, suhu tidak berpengaruh terhadap
proses penguapan dan pendinginan (hasil pemurnian zat).
7.
Simpulan.
Dari
hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa pemisahan
antara zat padat (daun minyak kayu putih) dan zat cair (air) dapat dilakukan
melalui pemanasan dengan tidak memperhatikan suhunya, dimana uap yang
dihasilkan dari proseS pemanasan
yang mendingin akan berubah menjadi cair sebagai hasilnya dari proses pemurnian
antara zat padat dan zat cair, sehingga dari percobaan ini kami dapat
mengetahui proses terjadinya destilasi uap yakni pemurnian yang tidak
memperhatikan titik didihnya.
ACARA III
ASAM BASA
1. Pelaksanaan.
a. Hari/Tanggal : Ahad,21 April 2013
b. Waktu : pukul 08.16-08.35
WITA
c. Tempat : Ruang II 6 lantai 2
gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.
d. Tujuan : Untuk mengetahui
ekstra tumbuh-
tumbuhan yang digunakan sebagai
indicator asam basa.
2. Landasan Teori.
Suatu asam adalah senyawa yang bila dalam air akan
meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di atas nilainya dalam
air murni. Suatu basa meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH+).
Definisi-definisi ini diperkenalkan pada abad ke-19, telah umum dianggap untuk
mengakomodasi lebih banyak bagi kelas senyawa yang secara kimia mirip dengan
asam dan basa yang sudah dikenal.
Menurut definisi Arrhenius, HCl adalah asam dan NaOH
adalah basa. Menurut definisi Bronsted-Lowry, H3O+ adalah
asam dan OH+ adalah basa. Menurut Lewis, H+ adalah asam
dan OH+ adalah basa. Karena proton menerima sepasang electron bebas
yang diberikan oleh OH- dalam reaksi.
Indicator adalah zat warna larut yang perubahan
warnanya tampak jelas dalam rentang PH yang sempit. Jenis indicator yang khas
adalah asam organic yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa konjugatnya.
Konsentrasi molekul indicator yang sangat rendah hampir tidak berpengaruh
terhadap pH larutan. Perubahan warna indicator mencerminkan pengaruh asam dan
basa lainnya yang terdapat dalam larutan.
Indicator yang berbeda mempunyai nilai Ka
yang berbeda sehingga menunjukkan perubahan warna pada nilai pH yang berbeda
pula. Semakin lemah suatu indicator sebagai asam, semakin tinggi pH di tempat
trejadinya perubahan warna. Banyak zat pewarna alami yang ditemukan pada
buah-buahan, sayur-sayura, dan bunga bertindak sebagai indicator pH dengan
mengalami perubahan warna seiring terjadinya perubahan keasaman[23].
Salah satunya adalah indicator asam basa bromofenol
biru digunakan untuk menggambarkan kerja buffer. Warna indicator adalah
biru-ungu di atas pH 4,6 dan kuning di bawah pH 3,0. a) larutan buffer yang
dibuat dari 50 ml CH3COOH 0,1 M. larutan ini memiliki pH 4,7 dan
mengubah indicator menjadi biru-ungu. b) sesudah penambahan 40 mL larutan HCl
0,1 M ke dalam larutan (a), warna tetap biru-ungu. c) 100 mL larutan CH3COOH
yang pH-nya 4,7. d) sesudah penambahan 6 tetes larutan HCl 0,1 M, warna berubah
menjadi kuning. Tanpa kerja buffer, PH larutan menurun dengan cepat di bawha
3,0 jika ditambahkan HCl 0,1 M[24].
Netralisasi ialah reaksi antara asam dan basa.
Netralisasi sempurna hanya terjadi pada reaksi antara asam kuat dan basa kuat,
sebab garam yang terjadi bersifat netral:
HCl + KOH KCl
+ H2O
Reaksi basa lemah dan asam lemah atau sebaliknya,
tidak menghasilkan larutan netral, sebab garam yang terjadi dapat bereaksi
dengan air membentuk asam dan basa kembali. Reaksi ini disebut hidrolisis[25].
a.
Asam dan Basa Kuat
Asam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di
dalam larutan air. Bila asam kuat HCl (asam klorida) dilarutkan dalam air,
reaksi yang terjadi adalah
HCl (aq) +
H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)
Sedangankan basa kuat adalah sebagai basa yang
bereaksi sempurna menghasilkan ion OH-(aq) bila dilarutkan dalam air. Ion amida (NH2-)
dan ion hidrida (H+) keduanya merupakan basa kuat. Untuk setiap mol
perliter masing-masing ion tersebut yang ditambahkan ke dalam air dihasilkan 1
mol perliter OH+(aq).
Produk lainnya masing-masing adalah NH3 dan H2
H2O(l) + NH-2(aq) NH3(aq) + OH-(aq)
b.
Asam dan basa lemah
Asam lemah mempunyai nilai Ka lebih kecil
dari 1. Nilai pKa mulai pada nol untuk asam lemah yang paling kuat
dan terus bergerak naik. (jika pKa lebih besar daripada 14, senyawa
tidak efektif sebagai asam dalam larutan air). Bila asam lemah dilarutkan dalam
air, konsentrasi awalnya hampir selalu diketahui, setiap reaksi sebagiannya
dengan air menghabiskan sejumlah HA dan menghasilkan A- dan H2O.
c.
Fungsi PH
Konsentrasi H3O+ umumnya
kurang dari 1 M, sehingga fungsi pH ditentukan dengan tanda negative untuk
menghasilkan sebuah bilangan yang bertanda positif. Nilai pH tinggi menandakan
konsentrasi H3O+ yang rendah begitu pula sebaliknya pada
suhu 250C.
pH
< 7 = larutan asam
pH=
7 = larutan netral
pH > 7 = larutan basa[26].
3.
Alat
dan Bahan.
a. Alat.
1) Gelas
kimia 250 ml 2 buah.
2) Plat
tetes.
3) Pipe
tetes.
4) Gelas
arloji.
5) Timbangan
analitik.
6) Skala
PH.
7) Silet.
8) Batang
pengaduk.
9) Gelas
plastik.
b. Bahan.
1) Kunyit.
2) Mahkota
bunga.
3) Alcohol.
4) HCl
5) NaCl
6) Na2Co3.
7) CH3COOH.
8) NaHCO3.
4.
Langkah
Kerja.
a. Bunga.
1) Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
2) Memisahkan
mahkota dari bunga.
3) Menimbang
gelas arloji dengan timbangan analitik.
4) Menimbang
mahkota bunga dengan berat 2 gram.
5) Memasukkan
mahkota bunga kedalam gelas plastik.
6) Menetesi
alkohol kedalam mahkota bunga sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipe tetes.
7) Menumbuk
mahkota bunga sampai halus.
8) Meneteskan
larutan HaCl,Na2CO3,CH3COOH,NaHCO3
sebanyak 2 tetes di plat tetes.
9) Meneteskan
sari bunga kembang sepatu sebanyak 2 tetes di plat tetes yang berisi
macam-macam larutan.
10) Mencatat
perubahan warna pada larutan.
11) Mencelupkan
skala PH di masing-masing larutan mahkota.
12) Mengukur
indicator PH.
13) Mencatat
hasil pengamatan.
b. Kunyit.
1) Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
2) Mengupas
dan memotong kecil-kecil kunyit
3) Menimbang
gelas arloji dengan timbangan analitik.
4) Menimbang
kunyit dengan berat 2 gram.
5) Memasukkan
kunyit kedalam gelas plastik.
6) Menetesi
alkohol kedalam kunyit sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipe tetes.
7) Menumbuk
kunyit sampai halus.
8) Meneteskan
larutan HaCl,Na2CO3,CH3COOH,NaHCO3
sebanyak 2 tetes di plat tetes.
9) Meneteskan
sari kunyit sebanyak 2 tetes di plat tetes yang berisi macam-macam larutan.
10) Mencatat
perubahan warna pada larutan.
11) Mencelupkan
skala PH di masing-masing larutan kunyit.
12) Mengukur
indicator PH.
13) Mencatat
hasil pengamatan
5. Hasil
Pengamatan.
a). Data.
1)
Gambar.
Gambar 3.1 :
larutan mahkota bunga
|
Gambar
3.2 : larutan kunyit
|
2)
Tabel
No
|
Nama larutan
|
Nilai PH awal
|
Perubahan warna
|
Perubahahan PH
setelah di ekstraksi
|
||
Kunyit
|
Bunga
|
Kunyit
|
Bunga
|
|||
1.
|
NaCl
|
7
|
Kuning telur
|
Merah muda
|
4
|
4
|
2.
|
HCl
|
1
|
Coklat
|
Merah
|
1
|
0
|
3.
|
NaCO3
|
10.6
|
Merah
|
Biru kehitaman
|
13
|
10
|
4.
|
CH3COOH
|
3
|
Kuning
|
Merah
|
3
|
1
|
5.
|
NaHCO3
|
8.3
|
Kuning keoranges
|
Biru kehitaman
|
4
|
9
|
c)
Deskrisi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami
lakukan, kami dapat mengetahui bahwa ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti kunyit dan
bunga sepatu dapat dijadikan sebagai indicator asam basa, yang kami buktikan
dengan percobaan ekstrak tumbuh-tumbuhan yang dicamurkan dengan beberapa
tetesan larutan baku lainnya, sehingga terjadi perubahan warna pada larutan.
Kemudian melalui trayek perubahan warna kami dapat mengetahui keasaman dan
kebasaan suatu larutan. Dan untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi dapat
dibuktikan melalui campuran dari ekstrak tumbuh-tumbuhan yaitu kunyit dan bunga
sepatu tadi bersama dengan asam (HCL) dan basa (NaHCO3), ekstrak
kunyit akan berwarna kuning dan bunga akan berwarna merah muda jika ditambahkan
dengan asam (HCL) kemudian ekstrak kunyit akan berubah menjadi berwarna coklat
dan ekstrak bunga akan berubah menjadi warna biru kehitaman jika ditambahkan
basa (NaHCO3).
6.
Pembahasan.
Suatu asam
adalah senyawa yang bila dalam air akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen
(H+) di atas nilainya dalam air murni. Suatu basa meningkatkan
konsentrasi ion hidroksida (OH+). Definisi-definisi ini
diperkenalkan pada abad ke-19, telah umum dianggap untuk mengakomodasi lebih
banyak bagi kelas senyawa yang secara kimia mirip dengan asam dan basa yang
sudah dikenal.
Menurut definisi Arrhenius, HCl adalah asam dan NaOH
adalah basa. Menurut definisi Bronsted-Lowry, H3O+ adalah
asam dan OH+ adalah basa. Menurut Lewis, H+ adalah asam
dan OH+ adalah basa. Karena proton menerima sepasang electron bebas
yang diberikan oleh OH- dalam reaksi.
Dari
hasil pengamatan di dapatkan bahwa ekstrak bunga mawar dan kunyit dapat di
jadikan sebagai indicator untuk menentukan asam dan basa suatu larutan dari
semua larutan menjadi skala PH. Warna awal bunga mawar adalah bening emas,
warna awal ekstrak bunga mawar adalah merah. Sementara warna awal kunyit kuning
kemerah-merahan dan warna ekstrak kunyit adalah kuning kembali seperti warna
awal .
Dari
campuran masing-masing skala PH dengan indicator membuktikan bahwa ekstrak
bunga mawar dan kunyit dapat di jadikan indicator untuk mengetahui apakah
masing-masing larutan asam atau basa, di mana yang di maksud dengan asam adalah sebagai zat yang larutannya dalam air
menghasilkan ion H+
karena dapat memberikan zat proton sedangkan basa
itu sendiri adalah zat yang larutannya dalam air menghasilkan H- karena dapat
menerima proton, sehingga makin mudah asam melepaskan proton maka makin kuat
asamnya dan semakin mudah basa menerima suatu proton maka makin kuat pula basa
yang bersangkutan.
7. Simpulan
Dari hasil pengamatan yang kami
lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa proses terjadinya perubahan warna dapat
terjadi karena adanya pengaruh asam dan basa yang terjadi pada indicator
ekstrak kunyit dan bunga setelah dicampurkan dengan larutan asam (HCL) dan basa
(NaHCO3). Kami juga dapat membuktikan bahwa ekstrak tumbuh-tumbuhan
dapat dijadikan sebagai indicator asam dan basa, hal ini terbukti ketika kami
menguji ekstrak kunyit dan bunga pada saat dicampurkan dengan beberapa larutan,
dari proses ini kami dapat membedakan PHnya dan dapat ditentukan larutan itu
apakah termasuk asam ataupun basa. Jadi ekstrak tumbuh-tumbuhan dapat dijadikan
sebagai indicator asam atau basa, terbukti krena ekstrak tumbuh-tumbuhan mampu
mengubah warna larutan baku.
ACARA IV
PERUBAHAN ENERGI REAKSI.
A.
REAKSI
ENDOTERMIK.
1.
Pelaksanaan.
a. Hari/Tanggal : Ahad,28 April 2013
b. Waktu : pukul 10.05-10.14
WITA
c. Tempat : Ruang II 1
lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.
d. Tujuan : Untuk mengetahui reaksi
yang terjadi pada
endotermik.
2.
Landasan
Teori.
Definisi
oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan kini tidak
banyak digunakan. Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti
mendapat hidrogen. Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi
pada transfer oksigen. Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:
Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan zat
pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan kalium
dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Etanal juga dapat
direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan hidrogen. Reduktor yang
bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4.
Bila perubahan
terjadi pada sebuah sistem maka dikatakan bahwa sistem bergerak dari keadaan
satu ke keadaan yang lain. Bila sistem diisolasi dari lingkungan sehingga tak
ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang terjadi di dalam sistem
adalah perubahan adiabatik, maka suhu dari sistem akan menggeser, bila
reaksinya eksotermik akan naik sedangkan reaksinya endotermik akan turun. Bila
sistem tak diisolasi dari lingkungannya, maka bila terjadi reaksi, suhu dari
sistem dapat dibuat tetap. Perubahan yang terjadi pada temperature tetap
dinamakan perubahan isotermik. Telah dikatakan, bila terjadi reaksi eksotermik
atau endotermik maka pada zat-zat kimia yang terlibat akan terjadi perubahan
energi potensial.
Hampir setiap hari kita memanfaatkan
perubahan energi. Hampir setiap reaksi kimia selalu melibatkan energi, baik
melepaskan maupun menyerap energi misalnya anda melakukan perubahan kimia dalam
suatu wadah tersekat sehingga kalor tidak dapat keluar masuk dari sistem.
Energi potensial produk lebih dari pada energi potensial rekatan sehinga ketika
tejadi reaksi, terjadi penururn energi potensial. Energi tidak dapat hilang
begitu saja[27].
Karena energi total(energi kinetic+
energi otensial) harus selalu konstan. Oleh karean itu, jika energi potensial
turun, energi kinetic naik. Dengan kata lain, energi potensial diubah menjadi
energi kinetic. Penambahan energi kinetic itu dapat diamati sebagai kenaikan
sushu campuran reaksi. Campuran reaksi menjadi panas.hal ini sesuai dengan
hokum kekekalan energi[28].
Bila perubahan terjadi pada sebuah
system maka dikatakan system bergerak dari kedaan satu ke keadaan yang lain.
Bila system di isolasi dari lingkungan sihenggan tidak ada panas yang dapat
mengalir maka perubahan yang terjadi didlam system adalah perubahan adiabatic.
Selama ada perubahan adiabatic maka suhu dari system akan menggeser, bila
reaksinya eksotermik akan naik sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun.
Bila system tidak di isolasi dari
lingkungan maka panas akan mengalir antara keduanya. Maka bila terjadi reaksi
suhu dari system dapat dibuat tetap, perubahn yang tejadi pada temperature
tetap dinamakan perubahan isotermik, telah dikatakan bila tejadi raeaksi
eksotermik atau endotemik maka pada zat-zat kimia yang telibat akan terjadi
perubahan energi potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama dengan
perubahan energi potensial ini[29].
Pelajaran mengenai panas reaksi dinamakan termokimia
yang merupakan bagian dari cabang ilmu pengetahuan yang lebih besar yaitu
termodinamika. Sebelum pembicaraan mengenai prisip termokimia ini kita
lanjutkan, akan dibuat dulu definisi dari beberapa istilah. Salah satu dari
istilah yang akan dipakai adalah sistim. Sistim adalah sebagian dari alam
semesta yang sedang kita pelajari. Mungkin saja misalnya suatu reaksi kimia
yang terjadi dalam suatu gelas kimia. Di luar sistim adalah
lingkungan. Dalam menerangkan suatu sistim, kita harus memperinci
sifat-sifatnya secara tepat. Diberikan suhunya, tekanan, jumlah mol dari tiap
zat dan berupa cairan, padat atau gas. Setelah semua variabel ini ditentukan
berarti semua sifat-sifat sistim sudah pasti, berarti kita telah menggambarkan
keadaan dari sistim[30].
Reaksi kimia
yang melepaskan atau mengelurakan kalor menyerap kalor disebut reaksi endoterm.
Pada reaksi endoterm, sistme menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem
akan bertambah. Artinya entalpi porduk lebih besar dairpada entalpi pereaksi.
Akibatnya, perubahan entalpi merupakan selisih antara entalpi produk dengan
entalpi pereaksi bertanda positif.
Endotermik
(pemanasan) dalam kaidah pembahasan termodinamika menggambarkan suatu proses
atau reaksi yang menyerap panas. Asal kata eksotermik adalah dari awalan kata
bahasa yunani endo” yang berarti di dalam dan “thermein” yang berarti panas[31].
3.
Alat
dan Bahan.
a. Alat.
1) Gelas
kimia 600 ml
2) Gelas
kimia 250 ml.
3) Timbangan
analitik.
4) Batang
pengaduk.
5) Gelas
arloji.
6) Thermometer.
b. Bahan.
1) Aquaders.
2) Urea.
4.
Langkah
Kerja.
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
b. Memasukkan
aquaders sebanyak 100 ml kedalam gelas kimia ukuran 250 ml.
c. Mengukur
suhu awal dari aquaders.
d. Menimbang
gelas arloji.
e. Menimbang
pupuk urea sebanyak 10 gram.
f. Memasukkan
pupuk urea kedalam gelas kimia yang sudah terisi aquaders.
g. Mengaduk
campuran sampai larut.
h. Mengukur
suhu akhir dari larutan.
i.
Mencatat hasil
pengamatan.
5
Hasil
pengamatan.
a. Data.
1) Gambar.
Gambar 4.1 : Endotermik
|
2) Tabel.
Reaksi
|
Suhu
awal ( T1 )
|
Suhu
akhir ( T2)
|
|
ENDOTERMIK
|
28
|
24
|
|
b. Analisis
Data.
Diketahui : Suhu
awal ( T1 ) = 28
Suhu Akhir ( T2 ) = 24
Ditanya :
…?
Penyelesaian :
= T2
T1
=
24
=
c.
Deskripsi
Pada
percobaan yang kami lakukan di atas kita dapat mengetahui bahwa ketika pupuk
urea di campurkan dengan air maka suhu akhirnya akan menurun, ini di karenakan bahwa
pupuk urea memiliki temperatur yang lebih rendah dari pada aquades, sehingga
dengan begitu pupuk urea menyerap kalor dari aquades yang menyebabkan suhu
aquades menurun. Dan suhu awal dari endotermik ini lebih besar dari suhu akhir
sedangkan
nya bernilai
negatif.
Panas + NH4NO3( s ) + H2O( l )
NH4+ + NO3-(
aq )
6. Pembahasan.
Bila perubahan terjadi pada sebuah system maka
dikatakan system bergerak dari kedaan satu ke keadaan yang lain. Bila system di
isolasi dari lingkungan sihenggan tidak ada panas yang dapat mengalir maka
perubahan yang terjadi didlam system adalah perubahan adiabatic. Selama ada
perubahan adiabatic maka suhu dari system akan menggeser, bila reaksinya
eksotermik akan naik sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun.
Reaksi endotermik adalah proses perubahan suhu dari
suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah, karena proses ini disebabkan oleh
adanya penyerapan kalor dari lingkungan ke system. Melalui praktikum ini kami dapat membedakan
temperature/suhu pada thermometer melalui air sebelum dicampurkan dengan pupuk
urea dan setelah dicampurkan dengan pupuk urea. Suhu awal yang diuji melalui
air saja adalah 28oC dan suhu akhir yang diuji melalui larutan pupuk
adalah 24oC, ini menunjukkan bahwa suhu berubah dari suhu yang
tinggi ke suhu yang lebih rendah, sehingga dapat disebut dengan reaksi
endotermik.
7. Simpulan.
Dari hasil pratikum yang di lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa pada saat terjadi
reaksi endotermik, akan terjadi perubahan suhu dari suhu tinggi ke suhu yang
lebih rendah,
Proses yang demikian
disebabkan karena adanya penyerapan kalor dari lingkungan ke system yang
disebut dengan reaksi endotermik.
B.
REAKSI
ESOTERMIK.
1.
Pelaksanaan.
a. Hari/Tanggal : Ahad,28 April 2013
b. Waktu : pukul
10.14-10.19 WITA
c. Tempat : Ruang II 1
lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.
d. Tujuan : Untuk mengetahui reaksi
yang terjadi pada
eksotermik.
2.
Landasan
Teori.
Hampir
setiap hari kita memanfaatkan perubahan energi. Hampir setiap reaksi kimia
selalu melibatkan energi, baik melepaskan maupun menyerap energi misalnya anda
melakukan perubahan kimia dalam suatu wadah tersekat sehingga kalor tidak dapat
keluar masuk dari sistem. Energi potensial produk lebih dari pada energi
potensial rekatan sehinga ketika tejadi reaksi, terjadi penururn energi
potensial. Energi tidak dapat hilang begitu saja.
Karena
energi total(energi kinetic+ energi otensial) harus selalu konstan. Oleh karean
itu, jika energi potensial turun, energi kinetic naik. Dengan kata lain, energi
potensial diubah menjadi energi kinetic. Penambahan energi kinetic itu dapat
diamati sebagai kenaikan sushu campuran reaksi. Campuran reaksi menjadi
panas.hal ini sesuai dengan hokum kekekalan energi.
Bila
perubahan terjadi pada sebuah system maka dikatakan system bergerak dari kedaan
satu ke keadaan yang lain. Bila system di isolasi dari lingkungan sihenggan
tidak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang terjadi didlam system
adalah perubahan adiabatic. Selama ada perubahan adiabatic maka suhu dari
system akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik sedangkan bila
reaksinya endotermik akan turun.
Bila
system tidak di isolasi dari lingkungan maka panas akan mengalir antara
keduanya. Maka bila terjadi reaksi suhu dari system dapat dibuat tetap,
perubahn yang tejadi pada temperature tetap dinamakan perubahan isotermik,
telah dikatakan bila tejadi raeaksi eksotermik atau endotemik maka pada zat-zat
kimia yang telibat akan terjadi perubahan energi potensial. Panas reaksi yang
kita ukur akan sama dengan perubahan energi potensial ini.
Proses eksotermik memindahkan kalor dari sistem ke
lingkungan dan menghasilkan peningkatan entropi lingkungan, sedangkan proses
endotermik menyerap kalor dari lingkungan dan dengan demikian menurunkan
entropi lingkungan[32].
3.
Alat
dan Bahan.
a. Alat.
5. Gelas
kimia 600 ml
6. Gelas
kimia 250 ml.
7. Timbangan
analitik.
8. Batang
pengaduk.
9. Gelas
arloji.
10. Thermometer.
b. Bahan.
1) Aquaders.
2) Urea.
4.
Langkah
Kerja.
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
b. Memasukkan
aquaders sebanyak 100 ml kedalam gelas kimia ukuran 250 ml.
c. Mengukur
suhu awal dari aquaders.
d. Menimbang
gelas arloji.
e. Menimbang
CaCl2 sebanyak 10 gram.
f. Memasukkan
CaCl2 kedalam gelas kimia
yang sudah terisi aquaders.
g. Mengaduk
campuran sampai larut.
h. Mengukur
suhu akhir dari larutan.
i.
Mencatat hasil
pengamatan.
5.
Hasil
pengamatan.
a. Data.
1) Gambar.
Gambar 4.2 : Eksotermik
|
2) Tabel.
Reaksi
|
Suhu
awal
( T1 )
|
Suhu
akhir
( T2)
|
|
ENDOTERMIK
|
28
|
31
|
|
b. Analisis
Data.
Diketahui : Suhu
awal ( T1 ) = 28
Suhu Akhir ( T2 ) = 31
Ditanya :
…?
Penyelesaian :
= T2
T1
=
31
=
c.
Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami
lakukan, kami dapat membedakan temperature/suhu pada thermometer melalui air sebelum
dicampurkan dengan CaCl2. Suhu awal yang diuji melalui air saja
adalah 28oC,
dan suhu akhir yang di uji melalui CaCl2 adalah 31oC.
ini menunjukkan bahwa suhu berubah dari suhu yang rendah ke suhu yang lebih
tinggi. Disebabkan karena adanya pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.
Reaksi : CaCl2 + H2O
Ca2+
+ 2 Cl- + Panas
6.
Pembahasan.
Hampir setiap hari kita memanfaatkan
perubahan energi. Hampir setiap reaksi kimia selalu melibatkan energi, baik
melepaskan maupun menyerap energi misalnya anda melakukan perubahan kimia dalam
suatu wadah tersekat sehingga kalor tidak dapat keluar masuk dari sistem.
Energi potensial produk lebih dari pada energi potensial rekatan sehinga ketika
tejadi reaksi, terjadi penururn energi potensial. Energi tidak dapat hilang
begitu saja.
Reaksi
eksotermik adalah proses perubahan suhu dari suhu yang rendah ke suhu yang
lebih tinggi, karena proses ini disebabkan oleh adanya penyerapan kalor dari
lingkungan ke system. Melalui praktikum
ini kami dapat membedakan temperature/suhu pada thermometer melalui air sebelum
dicampurkan dengan CaCl2 dan setelah dicampurkan dengan CaCl2.
Suhu awal yang diuji melalui air saja adalah 28oC dan suhu akhir
yang diuji melalui larutan pupuk adalah 31oC, ini menunjukkan bahwa
suhu berubah dari suhu yang rendah ke suhu yang lebih tinggi, sehingga dapat
disebut dengan reaksi eksotermik.
7.
Simpulan.
Dari hasil pengamatan yang kita lakukan
dapat disimpulkan bahwa pada saat terjdi reaksi eksotermik akan terjadi
perubahan suhu dari suhu rendah ke suhu tinggi. Proses ini disebabkan karena
adanya pelepasan kalor dari system ke lingkungan yang disebut dengan reaksi
eksotermik.
ACARA V
REAKSI TRAFFIC LIGHT
1.
Pelaksanaan.
a. Hari/Tanggal : Ahad,05 Mei 2013
b. Waktu : pukul 09.40-09.57 WITA
c. Tempat :
Ruang II 4 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.
d. Tujuan : Untuk mengetahui terjadinya perubahan
warna pada indigokarmine pada saat terjadinya
reaksi
redoks dimana gulanya teroksidasi pada saat di gerakkan.
2.
Landasan Teori.
Kinetika kimia
membahas tentang laju reaksi dan mekanisme terjadinya reaksi. Mekanisme adalah
serangkaian reaksi-reaksi sederhana yang menerangkan keseluruhannya. Laju
kinetika mempelajari tentang kecepatan reaksi dan mekanisme dari reaksi kimia.
Seperti kita ketahui, reaksi-reaksi kimia ada yang berjalan sangat cepat,
sehingga jalannya tidak dapat diikuti, misalnya reaksi-reaksi pengendapan,
rteaksi asam basa dan reaksi pembakaran[33].
Sebaliknya
adapula reaksi yang berjalan sangat lambat, dalam hal ini jalan reaksinya juga
tidak dapat diikuti. Reaksi antara hydrogen dan oksigen tanpa katalisator akan
berjalan sangat lama. Diantara reaksi ini terdapat banyak reaksi yang jalannya
mudah diikuti, karena kecepatannya tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu
kecil. Kinetika reaksi dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain:
konsentrasi reaksi,bila reaksi dapat balik, konsentrasi hasil juga berpengaruh;
temperature reaksi; tekanan untuk reaksi-reaksi gas; katalisator; intensitas
dan panjang gelombang cahaya untuk reaksi-reaksi fotokomia.
Reaksi kimia adalah proses berubahnya
pereaksi menjadi hasil reaksi. Prose
situ ada yang cepat dan ada yang lambat, contuhnya bensin terbakar lebih cepat
dibandingkan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti
membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat, seperti
besi yang berkarat. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut dengan
kinetika kimia. Kinetika kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme reaksi
kimia. Yang lebih mendasar daripada sekedar laju suatu reaksi adalah bagaimana
perubahan kimia itu berlangsung[34].
Laju atau
kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereakis ataupun produk dalam
suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi
suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk
reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal,
dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik, menit,
jam, hari atau bahkan tahun, bergantung apakah raksi itu cepat ataukah lambat[35]
Larutan buffer
adalah larutan yang terdiri dari asam lemah atau basa lemah dan garamnya; kedua
kompornen itu harus ada. Larutan ini mampu melawan perubahan pH ketika terjadi
penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Buffer sangat penting dalam system
kimia dan biologi. Larutan buffer harus mengandung konsentrasi asam yang cukup
tinggi untuk bereaksi dengan ion OH- yang ditambahkan kepadanya dan
harus mengandung konsentrasi basa yang sama tingginya untuk bereaksi dengan ion
OH+ yang ditambahkan. Selain itu, komposisi asam dan basa dri buffer
tidak boleh saling menghabiskan dalam suatu reaksi penetralan. Persyaratan ini
dipenuhi oleh pasangan asam basa konjugat (asam lemah dan basa konjugatnya atau
basa lemah dan asam konjugatnya).
Larutan buffer
sederhana dapat dibuat dengan menambahkan asam asetat (CH3COOH) dan
natrium asetat (CH3COOHNa) dalam jumlah yang sama ke dalam air.
Konsentrasi kesetimbangan baik asam maupun basa konjugat (dari CH3COOHNa)
diasumsikan sama dengan konsentrasi awalnya. Ini karena CH3COOH
adalah asam lemah dan hidrolisis ion CH3COO- sangat kecil
dan keberadaan ion CH3COO- menekan
ionisasi CH3COOH dan keberadaan CH3COOH menekan
hidrolisis ion CH3COO-[36]
Kinematika adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan reaksi kimia
yang mempelajari kerapatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang
terjadi.
Kecepatan reaksi
digunakan untuk menuliskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi.sedangkan
mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi
yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi.
Dalam membicarakan reaksi-reaksi kimia adalah penting untuk
membedakan antara suatu reaksi
keseluruhan dan satu langkah reaksi dala m reaksi tersebut.bila reaksi terjadi
dalam beberapa langkah reaksi
kemungkinan spesies perantara di bentuk, dan mereka mungkin tidak dapat di deteksi karen mereka segera digunakan dalam
langkah reaksi berikutnya. Meskipun demikian,dengan mengetahui beberapa beberapa
faktor yang mempengaruhinya, kadang-kadang dapat di ketahui seberapa jauh
faktor-faktor tersebut berperan dalam mekanisme reaksi. “faktor yang mempengaruhi kelajuan suatu reaksi
kimia yaitu: sifat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu dan katalisator[37].
3.
Alat
dan Bahan.
a. Alat.
1) Pipet
ukur 10 ml
2) Pipet
ukur 5 ml.
3) Bola
penghisap.
4) Gelas
kimia ukuran 600 ml.
5) Labu
ukur 500 ml.
b. Bahan.
1) Indigo
carmine
2) Larutan
A ( glukosa + aquaders + NaOH )
4.
Langkah
kerja.
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
b. Memasukkan
larutan A dengan menggunakan pipet ukur ukuran 10 ml sebanyak 50 ml.
c. Memasukkan
larutan A kedalam labu ukuran 500 ml.
d. Memasukkan
indigokarmine dengan menggunakan pipet ukur ukuran 5 ml sebanyak 3 ml.
e. Memasukkan
indigokarmine kedalam labu yang yang terisi larutan A.
f. Menutup
dan mendiamkan labu yang berisi indigokarmine dan larutan A.
g. Menggerakkan
labu secara pelan-pelan agar berubah warna menjadi merah.
h. Menggerakkan
labu secara kencang agar berubah warna menjadi hijau.
i.
Mendiamkan labu
tersebut supaya berubah ke warna semula yaitu warna kuning.
j.
Mencatat hasil
pengamatan.
5.
Hasil
Pengamatan.
a. Data.
1) Gambar.
Gambar 5.1 : warna kuning
|
Gambar 5.2 : warna merah
|
Gambar 5.3 :
warna hijau
|
b. Deskripsi.
Pada percobaan yang kami lakukan di atas
,saat larutan a ( Glukosa + aquaqers + NaOH ) dan indigo dicampur dan di
diamkan maka akan tereduksi,dan saat kita menggerakkannya labu secara
pelan-pelan maka campuaran tersebut akan berubah warna menjadi merah,hal ini
terjadi karna oksigen yang ada dalam labu bertambah dan disini terjadi
oksidasi. Dan ketika kita menggoyangkan labu lebih kencang lagi maka oksigen
yang ada dalam labu akan semakin bertambah yang menyebabkan terjadinya
perubahan warna hijau dan pada perlakuan ini juga terjadi oksidasi. Apabila
kita mendiamkan labu tersebut maka larutan yang ada di dalamnya akan kembali ke
warna semuala yaitu warna kuning,dimana disini mengalami reduksi.
Reaksi
: HCl + NaOH
NaCl + H2O
6.
Pembahasan.
Kinetika kimia
membahas tentang laju reaksi dan mekanisme terjadinya reaksi. Mekanisme adalah
serangkaian reaksi-reaksi sederhana yang menerangkan keseluruhannya. Laju
kinetika mempelajari tentang kecepatan reaksi dan mekanisme dari reaksi kimia.
Seperti kita ketahui, reaksi-reaksi kimia ada yang berjalan sangat cepat,
sehingga jalannya tidak dapat diikuti, misalnya reaksi-reaksi pengendapan,
rteaksi asam basa dan reaksi pembakaran. Sebaliknya adapula reaksi yang
berjalan sangat lambat, dalam hal ini jalan reaksinya juga tidak dapat diikuti.
Reaksi antara hydrogen dan oksigen tanpa katalisator akan berjalan sangat lama.
Diantara
reaksi ini terdapat banyak reaksi yang jalannya mudah diikuti, karena
kecepatannya tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil.
Kinetika
reaksi dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain: konsentrasi
reaksi,bila reaksi dapat balik, konsentrasi hasil juga berpengaruh; temperature
reaksi; tekanan untuk reaksi-reaksi gas; katalisator; intensitas dan panjang
gelombang cahaya untuk reaksi-reaksi fotokomia.
Reaksi traffic
light merupakan reaksi perubahan warna larutan NaOH + glukosa ditambahkan
dengan indigo carmine indikator 1% dari warna kuning kecoklatan seperti teh
kemudian digerakan pada labu sebagai wadah dari larutan tersebut secara
perlahan dan warna larutan akan berubah menjadi merah, selanjutnya digetarkan
lagi dengan lebih cepat maka warna larutan berubah menjadi hijau, dan apabila
labu berhenti digerakan, maka warna larutan akan kembali warnanya seperti
semula atau kuning kecoklatan.
Indikator
indigo carmine 1% direduksi dengan glukosa sehingga menghasilkan warna kuning.
Kemudian labu digerakan maka oksigen dalam labu bertambah, kemudian indigo
carmine teroksidasi dan menghasilkan warna larutan menjadi merah, kemudian labu
di gerakan lebih cepat lagi, sehingga memberikan jumlah oksigen dalam labu
bertambah dan menyebabkan indigo carmine teroksidasi lebih lanjut untuk
menghasilkan warna hijau. Setelah itu, akan terjadi reduksi glukosa kemudian
larutan kembali berwarna kuning kecoklatan seperti teh.
Reaksi traffic
light ini termasuk reaksi reduksi oksidasi (redoks), dimana indikator indigo
charmine 1% sebagai reduktor dan larutan A yang terdiri dari glukosa + NaOH
sebagai oksodator. Saat labu digerakan secara perlahan akan menghasilkan warna
merah, dan apabila labu digerakan lebih cepat lagi, maka larutan akan berubah
menjadi warna hijau. Persamaan reaksi kimia dari reaksi tersebut adalah :
NaOH + C6H12O6 + indigo
carmine à Na(C6H3O2) +5H2O
+ merah + hiaju + kuning.
Sehingga
dengan melihat perubahan warna di atas, maka percobaan yang telah kami lakukan
dapat di katakan berhasil karena telah sesuai dengan landasan teori yang
dikemukakan oleh Dr. Soekarjo.
7.
Simpulan.
Pada
percobaan yang kami lakukan dapat di simpulkan atau di ketahui bahwa terjadinya
perubahan warna indigokarmine pada saat terjadinya reaksi redoks diman gulanya
teroksidasi pada saat di gerakkan dan tereduksi pada saat di diamkan.
ACARA
VI
OKSIDASI
REDUKSI
A.
THE
MERCURY BEATING HEART
1.
Pelaksanaan.
a. Hari
/ tanggal : Ahad,28 April
2013.
b. Waktu : pukul
08.17-08.29 WITA
c. Tempat : Ruang II 6
lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Mataram.
d. Tujuan
:
Untuk membuktikan terjadinya reaksi oksidasi
dan reduksi.
2.
Landasan
Teori
Jantung
berdetak mercury merupakan reaksi elektrolit. Reaksi observeable menunjukkan
efek dari lapisan non-homogen ganda listrik. Hal ini sering digunakan sebagai
demontrasi kelas.
Jantung
berdetak mercury pertama kali diamati oleh Carl Adolf Paalzow pada tahun 1858.
Johs Jakob Berzelius dialporkan telah menggunakan elektroda. Sebuah bentuk
lapisan listrik ganda antara permukaan tetesan mercury dan larutan elektrolit.
Ketika ujung besi adalah memperkenalkan dimulai reaksi redoks dimana besi
teroksidasi menjadi ion besi[38]
Reaksi-reaksi
oksidasi merupakan salah satu reaksi
kimia yang penting. Reaksi redoks biasanya disebut demikian adalah reaksi yang
menghasilkan energy dalam industri maupun di dalam tubuh, inti reaksi redoks
adalah perpindahan satu atau lebih
electron dari satu spesies ke spesies lainnya. Spesies yang kehilangan electron
dikatakan mengalami oksidasi dan spesies
yang menangkap electron disebut mengalami reduksi.istilah ini merupakan istilah
lama tetapi tetap digunakan sampai sekarang. Oksidasi dan reduksi terjadi secara berurutan . bilangan
oksidasi dituliskan untuk setiap unsur dalam
reaksi kimia untuk membantu kita mempelajari unsur mana yang mengalami
oksidasi dan mana yang mengalami
reduksi. Jika dalam suatu reaksi,
bilangan ksidasi suatu unsur meningkat (menjadi lebih positif) maka unsur
tersebut mengalami oksidasi, sebaliknya jika bilangan suatu unsur menurun unsur
tersebut menglami reduksi.perubahan diambil. Oksidasi jug digunakan untuk
menyeimbangkan persamaan redoks. Tujuannya dalah untuk menjaga jumlah total
electron yang dilepaskan dalam oksidasi
sama dengan jumlah total electron yang diperoleh dalam reduksi[39].
Oksidasi
reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling mengkonpensasi satu sama
lain, istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa tidak kepada
atomnya saja jika sutu reagen berperan baik sebagai reduktor dan oksidator,
maka dikataka zat tersebut mengalami
autooksidasi/ dirprosionasi.
Reaksi redoks
ialah reaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bilangan oksidasi pada
otom-otom yang bersangkutan. Mekanisme reaksi redoks ada dua
macam, yaitu:
a. Mekanisme
transfer electron, disini terjadi pemindahan electron dari atom satu ke atom
lain.
b. Mekanisme transfer
atom, disini reduktor dan oksidator terikat satu dengan yang lain, dengan
jembatan atom, molekul, atau ion. Melamui jembatan ini electron bertpindah dari
atom satu ke atom yang lain[40].
Dalam suatu
reaksi, bilangan oksidasi suatu unsure meningkat (menjadi lebih positif), maka
unsur tersebut mengalami oksidasi.Sebaliknya, jika bilangan oksidasi suatu
unsur menurun, unsure tersebut mengalami reduksi. Perubahan dalam bilangan
oksidasi juga digunakan untuk menyeimbangkan persamaan redoks. Tujuannya adalah
untuk menjaga jumlah total elektron yang dilepaskan dalam oksidasi sama dengan
jumlah total elektron yang diperoleh dalam reduksi[41].
3.
Alat
dan Bahan.
a. Alat.
1) Pipet
tetes 2 buah.
2) Gelas
arloji.
3) Gelas
kimia 100 ml 2 buah
b. Bahan.
1) H2SO4
2) K2Cr2O7.
3) Mercury.
4) Aquades.
4.
Langkah
kerja.
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
b. Menaruh
gelas arloji di atas meja.
c. Mengembil
mercury dan memasukkan kedalam gelas arloji sebanyak 3-4 inci dari diameter
gelas arloji.
d. Menambahkan
H2SO4 sampai permukaan genangan mercury tertutup.
e. Melihat
reaksi yang terjadi ketika di tambahkan H2SO4 pada
mercury.
f. Meneteskan
1 tetes K2Cr2O7 pada puncak mercury
g. Membersihkan
jarum di dalam gelas arloji.
h. Menyentuhkan
ujung jarum dengan mercury.
i.
Menambahkan
larutan H2SO4 setetes demi setetes agar memperoleh
denyutan yang lebih kuat.
j.
Mencatat hasil
pengamatan.
5.
Hasil
pengamatan
a. Data.
1) Gambar.
Gambar 6.1 :
Mercury
|
b. Deskripsi.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami dapat membedakan pengaruh dari C2O7
pada mercury murni, maka mercury akan mengempis, karena merupakan akibat
dari proses oksidasi yang terjadi pada mercury Hg dan proses reduksi pada
potassium dikromat. Dan meneteskan sedikit demi sedikit pada merkury tersebut
secara perlahan H2SO4 pekat, maka mercury akan kembali
lebih besar (mendempul). Apabila jarum diletakkan/didekatkan dengan ujung
mercury akan mendekati jarum. Jika jarum dijauhkan dari merkury maka merkury
akan mencari jarum/arah jarum didekatnya ketika pada posisi mendempul karena
electron yang ada pada jarum tersebut diambil oleh merkury.
Reaksi : Cr2O7
( aq ) 14H+( aq ) + 6e
2Cr3+(
aq ) + 7H2O( l )
6.
Pembahasan.
Jantung
berdetak mercury merupakan reaksi elektrolit. Reaksi observeable menunjukkan
efek dari lapisan non-homogen ganda listrik. Hal ini sering digunakan sebagai
demontrasi kelas.Jantung berdetak mercury pertama kali diamati oleh Carl Adolf
Paalzow pada tahun 1858. Johs Jakob Berzelius dialporkan telah menggunakan
elektroda. Sebuah bentuk lapisan listrik ganda antara permukaan tetesan mercury
dan larutan elektrolit. Ketika ujung besi adalah memperkenalkan dimulai reaksi
redoks dimana besi teroksidasi menjadi ion besi.
Dalam praktikum yang kami lakukan yaitu
untuk melihat atau mengetahui adanya
getaran (denyutan pada merkuri murni) kami menggunakan bahan – bahan seperti
merkuri murni, larutan H2SO4 . berdasarkan hasil
pengamatan kami pada saat merkuri murni ditambahkan dengan larutan H2SO4 terjadi genangan
Hg yang mana genangan tersebut membentuk bulatan yyang disebabkan adanya muatan
(elektron) listrik besar pada permukaannya, setelah terjadi genangan Hg, kami
meneteskan 1ml larutan potassium Dikromat dimana Cr2O72- pada
potassium tersebut berperan sebagai agent pengoksidasi sehingga electron
berpindah dari Hg dan tetesan Hg tersebut menjadi rata atau turun, ketika
tetesan Hg tersebut sudah rata atau turun. Kami mendekatkan larutan tersebut dengan jarum tersebut
yang mana jarum tersebut berfungsi agar larutan tersebut mendapatkan electron.
Karena dengan adanya electron tersebut maka merkuri murni akan bergetar /atau
berdenyut halus. Agar getaran atau denyutan merkuri murni semakin kuat, maka
kami menambahkan H2SO4 pekat sedikit demi sedikit
sehingga jumlah electron pada tetesan Hg
semakin meningkat dan menyebabkan merkuri murni bergetar/ berdenyut dan membentuk
larutan bulatan kembali.
Adapun reaksi
yang terbentuk pada proses mercury beating heart sebagai berikut :
CrO72- +
14H+ + 6e 2Cr3+ + 7H2O
Fe Fe3+ + 3e
7.
Simpulan.
Dari hasil pengamatan yang
kami lakukan, dapat disimpukan bahwa setelah mercury ditambahkan dengan
potassium dikromat maka merkury akan mengempis, karena merupakan akibat dari
proses oksidasi yang terjadi pada merkury Hg dan proses reduksi pada potassium
dikromat, dan akan mendempul apabila diteteskan H2SO4
pekat, maka merkury akan mengatur/mencari jarum pada posisi mendempul ketika
didekatkan dengan jarum tersebut karena electron yang ada pada jarum tersebut
diambil oleh merkury. Jadi pada proses terjadinya oksidasi reduksi ini
dipengaruhi oleh merkury murni dan electron
B. A CHEMICAL POP GUN ( Letupan Meriam )
1.
Pelaksanaan.
a Hari/Tanggal : Ahad,21 April 2013
b Waktu :
pukul 09.55-10.30 WITA
c Tempat :
Ruang II 1 lantai 2 gedung B Jurusan
pend.Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.
d
Tujuan :
Untuk mengetahui hubungan tekanan
gas dan volume.
2.
Landasan
teori.
Reaksi
oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa kemasa sesuai dengan
konsep yang dijelaskan. Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi
ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen.
Reaksi
oksidasi di definisikan sebagai reaksi penggabungan / pengikatan suatu zat
dengan oksigen. Sebaliknya reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat disebut
reaksi reduksi.
Oksidasi
digunakan untuk menyeimbangkan persamaan redoks, tujuannya adalah untuk menjaga
jumlah total electron yang dilepaskan dalam oksidasi. Jumlah total electron
yang dilepaskan dalam oksidasi sama dengan jumlah electron yang ditrima dalam
reduksi.
Reaksi redoks ialah reaksi yang menyebabkan terjadinya
perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom yang bersangkutan[42].
Meriam atau
kanon ( atau lela ) dalam bahasa melayu adalah sejenis artileri yang umumnya
berukuran besar dan berbentuk tabung yang menggunakan bubuk mesiu atau bahan
pendorong lainnya untuk menebakkan proyektil. Meriam memiliki bermacam-macam
ukuran caliber, jangkauan, sudut tembak dan daya tembak lebih dari satu jenis
meriam umumnya digunakan dalam medan pertempuran. Meriam pertama kali digunakan
di tiongkok sebagai artileri mesiu paling tua, yang menggantikan persenjataan
seperti mesin serbu. Meriam pertama kali dibuat oleh ctesibius dari Alexandria
pada abad ke-3 masehi. Hanya sedikit informasi yanf diketahui mengenai temua
primitive ini dikarenakan sebagian besar karyanya hilang. Namun tercata oleh
philo dari bizantion bahwa meriamnya menembak menggunakan tekanan udara.
letupan meriam adalah suatu proses yang
terjadi jika campuran CH3COOH dan Na2CO3 dicampurkan.
pada tahun 1786 letusan pernah terjadi di Swedia sehingga banyak korban jiwa.
asam asetat (vinegar) dan karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida.
ketika ditahan dalam ruangan tertutup .
gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk menekan
sumbat botol tersebut. namun jika pemakaian botol dan bahannya dipakai dengan
benar maka kemungkinan terjadi letupan sangat besar[43].
Dimana asam asetat (vinegar) dan
karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida. ketika ditahan dalam ruangan
tertutup, gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk menekan
sumbatan botol tersebut[44].
Natrium asetat atau natrium etanoat
(jarang digunakan) adalah garam natrium dari asam asetat. Senyawa ini merupakan
zat kimia berharga terjangkau yang diproduksi dalam jumlah industri untuk berbagai
keperluan. Natrium asetat memiliki harga terjangkau, dan biasanya dibeli dari
pedagang zat-zat kimia, bukan disintesis di laboratorium. Senyawa ini juga
kadang dihasilkan dalam eksperimen laboratorium, misalnya reaksi asam asetat
dengan natrium karbonat, natrium bikarbonat, atau natrium hidroksida,
menghasilkan beberapa basa yang mengandung natrium.
CH3–COOH + Na+[HCO3]– → CH3–COO– Na+ +
H2O + CO2
Reaksi diatas sama dengan reaksi soda kue dan cuka yang terkenal. Secara teoritis 84 gram natrium bikarbonat bereaksi dengan 750 g cuka 8% menghasilkan 82 g natrium asetat, terlarut dalam air. Dengan mendidihkan air tersebut, didapatkan larutan pekat natrium asetat, atau kristal natrium asetat[45].
Reaksi diatas sama dengan reaksi soda kue dan cuka yang terkenal. Secara teoritis 84 gram natrium bikarbonat bereaksi dengan 750 g cuka 8% menghasilkan 82 g natrium asetat, terlarut dalam air. Dengan mendidihkan air tersebut, didapatkan larutan pekat natrium asetat, atau kristal natrium asetat[45].
Natrium asetat atau sodium asetat
merupakan garam natrium dari asam asetat. Natrium asetat ini dapat digunakan
sebagai bahan pengawet pada industri
tekstil digunakan untuk menetralkan asam sulfat dari limbah dan digunakan juga
sebagai buffer dengan asam klorida.
Senyawa ini bisa dihasilkan melalui
eksperimen di laboratorium, reaksi antara asam asetat dengan natrium karbonat
menghasilkan natrium asetat[46]
3. Alat dan bahan.
a.
Alat.
1)
Sendok.
2)
Pipet tetes
3)
Tisu.
4)
Sunbat.
5)
Tongkat.
6)
Tali rafia
7)
Botol kecil dan botol besar.
b.
Bahan.
1)
Asam cuka.
2)
Sodium karbonat ( NaCO2 )
4. Langkah kerja.
a.
Botol kecil.
1)
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2)
Mengikat botol dengan tali rafia pada tongkat.
3)
Memasukkan 1 sendok sodium karbonat pada tisu.
4)
Membungkus dan menggulung tisu yang sudah terisi sodium
karbonat.
5)
Memasukkan asam cuka dengan menggunakan pipet tetes
kedalam botol yang ukuran kecil sebanyak 15 tetes.
6)
Memasukkan sodium karbonat yang sudah di bungkus di dalam
botol yang berisi asam cuka.
7)
Menutup botol dengan menggunakan sunbat.
8)
Mengamtai reaksi yang terjadi.
9)
Mencatat hasil pengamatan.
b.
Botol besar.
1)
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2)
Mengikat botol dengan tali rafia pada tongkat.
3)
Memasukkan 1 sendok sodium karbonat pada tisu.
4)
Membungkus dan menggulung tisu yang sudah terisi sodium
karbonat.
5)
Memasukkan asam cuka dengan menggunakan pipet tetes
kedalam botol yang ukuran besar sebanyak 15 tetes.
6)
Memasukkan sodium karbonat yang sudah di bungkus di dalam
botol yang berisi asam cuka.
7)
Menutup botol dengan menggunakan sunbat.
8)
Mengamtai reaksi yang terjadi.
9)
Mencatat hasil pengamatan.
5. Hasil pengamatan.
a.
Data.
1)
Gambar
Gambar 6.2
: Botol kecil
|
Gambar 6.3 : Botol besar
|
b.
Deskripsi.
Berdasarkan
percobaan yang kami lakukan di atas,pada letupan meriam dengan menggunakan
botol yang kecil sodium karbonat lebih cepat bereaksi dengan asam cuka,sehingga
botol yang di tutupi dengan sumbat lebih cepat terpental keluar di bandingkan
dengan letupan meriam dengan menggunakan botol besar. Hal ini terjadi karna
volume yang ada dalam botol kecil lebih sedikit sedangkan tekanan yang ada di
dalamnya sangat besar sehingga memungkinkan sumbat itu terpental keluar dengan
cepat. Sedangkan pada botol besar volume yang ada di dalamnya lebih besar dan
tekanan yang di hasilkan sangat sedikit sehingga menyebabkan lama nya sumbat
terpental.
Reaksi
: Na2CO3 ( s )
+ 2CH3COOH( aq )
2NaCH3COO( aq ) + H2CO3
( aq )
6.
Pembahasan.
letupan meriam adalah suatu proses yang
terjadi jika campuran CH3COOH dan Na2CO3 dicampurkan.
pada tahun 1786 letusan pernah terjadi di Swedia sehingga banyak korban jiwa.
asam asetat (vinegar) dan karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida.
ketika ditahan dalam ruangan tertutup .
gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk menekan
sumbat botol tersebut. namun jika pemakaian botol dan bahannya dipakai dengan
benar maka kemungkinan terjadi letupan sangat besar.
Dimana asam asetat (vinegar) dan
karbonat bereaksi membentuk gas karbondioksida. ketika ditahan dalam ruangan
tertutup, gas tersebut mendesak dengan tekanan yang cukup besar untuk menekan
sumbatan botol tersebut.
Dari praktikum
ini, larutan asam vinegar dan natrium karbonat bereaksi membentuk gas
karbondioksida. Ketika di tahan dalam ruang tertup, gas tersebut mendesak
dengan tekanan yang cukup besar untuk mendorong sumbat pada botol. Reaksi dari
peristiwa letupan tersebut adalah :
Na2CO3 +
2CH3COOH 2NaCH3COOH
+ H2CO3
H2CO3
H2O +
CO2
Volume dan tekanan memiliki
hunungan dimana dengan melakukan percobaan Suatu padatan dan cairan dimasukkan
ke dalam tabung/viva uji, kemudian viva atau tabung tersebut dengan seketika
ditutup dan dijauhkan dari kelas. Sebuah letupan keras akan dihasilkan dan
sumbat/tutupnya akan terpental melewawai ruangan. Maka dapat terliahat dengan
jelas bahwa volume dengan tekanan itu sangat tidak bisa terpisahkan pada proses
ini, karena pengaruh cuka kuat dan sodium karbonat bereaksi membentuk gas
karbondioksida (CO2). Gas CO2 jika ditahan di dalam ruang
tertutup akan menesak dengan tekanan yang cukup besar/kuat untuk menekan sumbat
dari botol tersebut sehingga sumbatnya terpental, dan keras atau tidaknya
letupan sumbat pada botol tersebut tergantung pada sempurna atau tidaknya
sodium karbonat yang terkena/tersentuh oleh cuka kuat. Dan pada percobaan yang
di lakukan baik pada botol besar maupun botol kecil sunbat terpental keluar
meskipun ada perbedaan dari kedua botol tersebut yaitu cepat dan lambatnya
botol itu tersumbat.
7. Simpulan.
Pada percobaan yang kami lakukan di atas
dapat kita ketahui bahwa cepat atau lambatnya sumbat terpental itu di karenakan
atau di pengaruhi oleh besar atau kecilnya volume serta banyak atau sedikitnya
tekanan yang ada di dalam botol,jadi volume dan tekanan saling berhubungan
ACARA
VII
TITRASI
ASAM BASA
1. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal :
Ahad,05 Mei 2013
b.Waktu :
Pukul,12.00-12.30 WITA.
c. Temapat :
Ruang II 3,lantai 2 gedung B jurusan
pend.matematika fak.ilmu tarbiyah dan keguruan IAIN Mataram.
d.
Tujuan :
Untuk menentukkan kandungan CaCO3 (
cangkang telur )dengan titrasi
asam basa.
2.
Landasan
Teori.
Titrasi
adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam
titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang
konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indikator .
larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan
tandar. Sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada
saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi[47].
Berdasarkan
pengertian titrasi,maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar
larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentu kadar
larutan basa dengan peniter (titrant) suatu larutan asam , dengan reaksi umum
yang terjadi :
Asam + basa garam +
air
Reaksi
penetralan ini terjadi pada proses titrasi . titik akhir titrasi adalah kondisi
pada saat terjadi perubahan warna dari indikator .titik akhir titrasi
diharapkan mendekati ekuivalen titrasi , yaitu kondisi pada saat larutan asam
tepat bereaksi dengan larutan basa . dengan demikian pada keadaan tersebut
(titik ekuivalen) berlaku hubungan :
Va.Ma.a
= Vb.Mb.b
Va =volume asam (L)
Ma = molaritas asam
Vb = Volume basa (L)
Mb = molaritas basa
a = valensi asam b=valensi basa
Ma = molaritas asam
Vb = Volume basa (L)
Mb = molaritas basa
a = valensi asam b=valensi basa
Reaksi
asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau
larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang
telah diketahui konsentrasiya ke dalam sejumlah larutan asam yang belum
diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga asam dan
basa tepat habis bereaksi. Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis
disebut titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat
ditentukan jika salah satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi
tersebut disebut titrasi asam-basa.
Titrasi
merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat
lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh
bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi
redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya[48].
Zat yang
akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di
dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun
titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan
mengenai titrasi asam-basa.
a. Prinsip
Titrasi Asam-Basa
Titrasi asam basa melibatkan asam
maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit
demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri
titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik
ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka
proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan
untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume
dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant[49].
b. Rumus Umum
Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama
dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen
basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil
perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis
sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas
diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada
asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
Keterangan
:
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)[50]
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)[50]
3.
Alat
dan Bahan.
a. Alat.
1) Statif.
2) Gelas
kimia 200 ml.
3) Corong.
4) Pengaduk.
5) Gelas
erlemeyer.
6) Tisu.
7) Saringan.
8) Cobek.
9) Buret.
10) Sendok.
11)
b. Bahan.
1) NaOH
2) HCl
3) CaCO3
4) Indicator
penoptal.
4.
Langkah
Kerja.
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
b. Menghaluskan
kulit telur dengan menggunakan cobek.
c. Menimbang
gelas arloji sebesar 12,20 gram dengan menggunakan timbangan analitik.
d. Mengayah
hasil ayakan telur dengan menggunakan saringan.
e. Memasukkan
hasil ayakan telur pada gelas kimia sebesar 0,2 gram.
f. Memasukkan
50 ml HCl kedalam gelas kimia.
g. Mengaduk
selama 5 menit.
h. Menambahkan
2 tetes indicator penoptalin ( PP ) kedalam gelas kimia berisi HCl.
i.
Memasukkan 50 ml
NaOH kedalam buret.
j.
Menuangkan HCl
kedalam gelas erlemeyer.
k. Menitrasikan
larutan dengan menggunakan laruatan NaOH sambil menggoyangkan gelas erlemeyer.
l.
Menunggu sampai
larutan tersebut mencapai titik ekuvalennya berubah warna.
m. Mencatat
hasil pengamatan.
5.
Hasil
pengamatan.
a. Data.
1) Gambar.
Gambar 7.1 : Titrasi
Asam Basa
|
b. Analisis
Data.
Diketahui : M NaOH = 0,1 M
M
HCl = 0,1 M
V
HCl = 50 ml
V
NaOH = 34 ml
Ditanya : CaCO3 ( n CaCO3 )…?
Penyelesaian :
Reaksi :
CaCO3 + 2 HCl
CaCl2 + H2O + CO2
Mol mula-mula = M HCl x VHCl
=
0,1 M x 50 ml
=
5 mml
Reaksi :
HCl + NaOH
NaCl + H2O
Mol mula-mula = M NaOH x V NaOH
=
0,1 M x 34 ml
=
3,4 mml
n CaCO3 =
=
=
0,8 mml
c. Deskripsi.
Dari
percobaan yang kami lakukan tentang menentukan CaCO3 pada cangkang
telur secara titrasi asam basa bahwa untuk mengetahui kekuatan kulit telur
dapat di lihat dari kandungan kalsium karbonat CaCO3 yaitu di
tentukan dengan metode asam basa, dan pada saat kita mencampurkan CaCO3 yang
sudah halus dengan HCl sebanyak 50 ml,lalu kita aduk dan kita masukkan kedalam
erlemeyer dan pada saat di alirkan NaOH sebanyak 16 ml ternyata warna HCl yang
di campur dengan CaCO3 dan indicator PP sebanyak 2 tetes yang warna
semulanya kuning berubah menjadi bening,perubahan warna ini tidak sesuai dengan
hasil yang sebenarnya yang dimana hasil sebenarnya adalah warna pink,akan
tetapi pada hasil percobaan yang kami lakukan yang kami dapati adalah hasil
yang bening,hal ini terjadi karna jumlah mol NaOH yang di gunakan adalah 0,1 M
dan jumlah mol HCl 0,1 M juga sehingga menyebabkan kami memperoleh hasil
seperti itu.
6.
Pembahasan.
Asam adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan
ion hydrogen (H+). Sedangkan basa adalah zat ion jika dilarutkan ke
dalam air akan menghasilkan ion hydrogen (OH-) dalam asam basa
terdapat titrasi dimana titrasi merupakan penetesan dengan tujuan untuk
mengetahui sekunder dan larutan baku. Perbedaan antara larutan baku dan
sekunder, larutan baku merupakan larutan yang telah diketahui kosentrasi dan
biasanya berupa larutan asam atau basa yang mantap. Sedangkan larutan sekunder
merupak kebalikan dari larutan baku yang belum diketahui kosentrasinya.
Pada saat pencampuran terdapat titik ekuivalen dan
titik akhir titrasi. Jika suatu larutan dicampur dengan suatu larutan basa maka
ion H+ yang beasal dari asam akan bereaksi dengan ion OH- yang beasal dari basa
sehingga terbentuk air H+(aq) + OH- (1q) H2(e) .
larutan tersebut tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa, sehingga disebut
larutan netral. Reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetralan yang
terbentuk dari reaksi asam dan basa disebut garam. Reaksi penetralan dapat di
tulis dengan:
HCl(aq) + NaOH (aq) NaCl
(aq) + H2O (L)
7.
Simpulan.
Pada percobaan yang kami lakukan dapat di simpulkan atau dapat
kita ketahui bahwa perubahan warna tersebut tergantung pada banyak atau
sedikitnya jumlah mol yang di gunakan,sehingga dengan begitu kita dapat
mengetahui atau menentukan kandungan CaCO3 dengan titrasi asam basa.
ACARA
VIII
CHEMISTRY OFFICE
1. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal :
Ahad 05 Mei 2013
b. Waktu : 11.15-11.39 WITA
c. Tempat :
Lab komputer Gedung B Lantai 2 Kampus 2
IAIN Mataram
d. Tujuan :
1) Untuk menyelesaikan masalah kimia
2)
Untuk menggambar unsur-unsur kimia
3)
Untuk menggambar suatu set alat praktikum
4)
Untuk mengetahui identitas suatu senyawa
5)
Untuk menggambar suatu senyawa kimia
2. Hasil praktikum
a. Nama
dan gambar struktur
1) Nama
|
Gambar : chemistry office
|
2) Gambar
Gambar 8.1 : chemistry office
|
b. Deskripsi
Chemistry
office adalah suatu cara untuk
menyelesaikan masalah-masalah kimia, dimana dalam praktikum ini kita kita
mengoperasikan menu-menu yang ada dalam program tersebut sehingga hal ini akan
memudahkan kita dalam mengetahui bagaimana gambar struktur dari bahan –bahan
atau unsur-unsur kimia yang tidak dapat kita ketahui dengan kasat mata. Selain
itu juga dengan menggunakan program ini kita akan mudah mendesign atau menyusun unsur-unsur senyawanya serta
bagaiman struktur organik yang bisa di bentuk berdasarkan unsur yang kita ingin
susun.
Dengan
program ini segala masalah-masalah dalam kimia akan menjadi lebih gampang untuk kita selesaikan sehingga ini dapat kita
gunakan dalam menyelesaikan semua hal tentang kimia. Dalam praktikum yang telah
kami lakukan serta bagaimana gambar yang
menunjukkan proses dalamunsur tersebut dengan menggunakan proses destilasi.
3.
Simpulan
Dari hasil praktikum
yang telah kami lakukan bahwa chemistry office merupakan sebuah program
computer yang dapat membantu ataupun memudahkan dalam hal menggambar suatu
senyawa kimia, menyelesaikan masalah-masalah kimia, menggambarkan unsure kimia,
mengetahui identitas suatu senyawa kimia dapat diselesaikan dengan sebuah
program chemistry office.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari
Hasil Praktikum yang telah kami lakukan, adapun kesimpulan kami yaitu sebagai
berikut:
1. Gas
Asetilen itu dapat digunakan untuk melihat hasil reaksi antara H2O dengan CaC2 dan
sebagai bahan peledak yang sempurna. Kalcium karbida yang direaksikan dengan
akuades dan dimasukkan ke dalam balon akan terjadi pemuaian sehingga balon
menjadi besar.
2. Difusi
gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan molekul gas
lainnya yang terjadi secara sedikit demi sedikit berdasarkan sifat
kinetiknya. Difusi
gas selalu terjadi secara berangsur-angsur dan tidak secara seketika seperti
kecepatan molekul yang diperkirakan. Adapun persamaan dengan Rasio secara hukum Graham’s
adaalah
3.
Proses pemurnian
yaitu suatu proses untuk menghasilkan filtrate yang bersih. Disini kami mencoba
untuk mengenal tentang dekantaasi, filtrasi dan kristalisasi.
a.prosese dekantasi
dilakukan untuk pemisahan secara dituangkan langsung, dan pada proses filtrasi
pemisahan/pemurnian dilakukan secara penyaringan. Prosees kristalisasi sendiri
dignakan untuk pemurnian dan pemisahan antra garam kotor dan air seccara
pemanasan (penguapan) sehingga diporoleh garam yang lebih bersih dan halus.
b. proses pemisahan
larutan dengan destilasi uap itu tergantung dari sejak kapan kita mendapatkan
minyak, sebab pada proses ini temperaturnya tidak di perhatikan. Sedangkan
untuk destilasi sederhana dapat dijadikan alat alrternatif dalam percobaan
pemisahan campuran, kekurangan tetapan hasil dikarenakan kemungkinan adanya
sebagian uap alkohol yang keluar dari sumbernyadan kondenor dimana air yang
digunakan tidak mengalir sehingga kondensasi kurang maksimal.
4. Ekstrak
tumbuh-tumbuhan seperti bunga sepatu dan kunyit ternyata dapat dijadikan
indikator dalam menentukan sifat asam dan basa suatu larutan. Dalam hal ini
diperoleh bahwa suatu larutan bila ditambah asam akan turun PHnya karena
membesar konsentrasi
. Sebaliknya,
ditambah basa akan menaikkan PHnya. Basa bila ditambah air mengubah PH, begitu
pula dengan asam. Indicator merupakan suatu penentu suatu larutan bersifat asam
dan basa.
5.
Reaksi endotermik mengalami penurunan suhu karena energi
panas dari pupuk urea berpindah dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi
endotermik semakin banyak padatan yang ditambahkan, maka temperaturnya semakin
menurun. Pada proses perubahan energy reaksi eksotermik terjadi peningkatan
suhu pada aquades setelah ditambahkan padatan CaCl2. Temperature
meningkat dikerenakan karena adanya panas eksotermik dari larutan kalsium
klorida (CaCl2) sebanyak 117 kalori per 100ml. panas larutan
disebabkan karena adanya reaksi antara kalsium klorida dengan air yang mnghasilkan panas larutan.
6.
Pada proses the
mercury beating heart terjadi reaksi redoks yaitu mengalirkan electron sehingga
terjadi denyutan. Adapun reaksi yang terbentuk pada proses tersebut adalah
CrO72- +
14H+ + 6e 2Cr3+
+ 7H2O
Fe Fe3+
+ 3e
7.
Proses letupan terjadi karena asaam asetat dan karbon
bereaksi membentuk gas karbon dioksida. Sehingga ketika botol disumbat, gas
karbon dioksida mendessak dengan tekanan besar yang mengakibatkan sebuah
letupan keras dan mengakibatkan sumbat pada botol terpental.
8.
Pada percobaan yang
kami lakukan dapat di simpulkan atau dapat kita ketahui bahwa perubahan warna
tersebut tergantung pada banyak atau sedikitnya jumlah mol yang di
gunakan,sehingga dengan begitu kita dapat mengetahui atau menentukan kandungan
CaCO3 dengan titrasi asam basa.
9. Pada
percobaan yang di lakukan di atas dapat di simpulakan bahwa hokum Graham’s
tentang Difusi gas adalah laju reaksi gas berbanding terbalik dengan akar
kuadrat dari massa molekul.Dan dari percobaan ini juga kita dapat mengetahui
atau dapat menentukkan laju reaksi.
10. Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan
bahwa chemistry office merupakan sebuah program computer yang dapat membantu
ataupun memudahkan dalam hal menggambar suatu senyawa kimia, menyelesaikan
masalah-masalah kimia, menggambarkan unsure kimia, mengetahui identitas suatu
senyawa kimia dapat diselesaikan dengan sebuah program chemistry office.
B. KRITIK DAN SARAN
1.
KRITIK
Pada praktikum
kimia dasar yang telah kami lakukan, kami dalam melihat dan mengamati proses
praktikum. Pertama, Disini kami melihat proses praktikum sudah terlaksana
dengan cukup baik. Namun, kami melihat masih ada kekurangan baik dari kami dan
Co.As yang membimbing maupun situasi dan kondisi. Kami melakukan praktikum
dengan waktu tidak terjadwal memang awalnya berjalan sesuai dengan jadwal, tapi setelah itu praktikum dilakukan
dilihat dari kondisi tersedia atau tidaknya alat dan bahan serta situasi
sehingga waktu praktikum berjalan cukup lama(kurang tepat waktu).
Kemudian yang
kedua, masalah alat dan bahan yang kami gunakan untuk praktik. Kami mengalami
kekurangan alat dan bahan sehingga praktikum sebagian dilakuka oleh Co.As
bahkan praktikum langsung di lakukan dengan jumlah peserta lebih dari 25 orang
(perkelas)dan sehingga rekan-rekan kami
yang lain hanya bisa melihat proses praktikum itu tanpa langsung bertindak
dalam proses praktik sehingga pengetahuan yang kami peroleh dalam praktikum
tidak terlalu banyak. Dan terakhir adalah, Co-ass laki-laki sangat jarang
terlihat rapi di sepanjang praktikum (mengenakan sendal jepit) sehingga peserta
praktikum juga menjadi tidak rapi dalam baeseragam waktu menjalankan praktikum.
2. SARAN
Sebaiknya sebelum
melaksanakan praktikum hal – hal yang perlu
dilakukan adalah disiplin waktu/ waktunya terjadwal, alat dan bahan yang digunakan sudah lengkap, sehingga
kami bisa melaksanakan praktikum dengan sempurna. Dan semoga kedepannya dalam
melaksanakan praktikum ini kimia ini bisa lebih baik dan cukup sempurna.
Dan tidak lupa, terima kasih untuk semua Co.As yang telah
membimbing kami dengan semaksimal mungkin dalam proses praktikum kimia dasar
ini. Co.Asnya baik-baik semua. Dan semoga baik pula dalam menilai ke aktivan
peserta praktikum, sehingga penilaian tidak hanya di lihat dari bentuk dan
kesempurnaan laporan peserta praktikum. AMIN
YA RABBAL ALAMIN.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad
dan M.Nafsir. Kamus Kimia Arti dan
Istilah.Jakarta : PT.Rineka
Cipta,2006.
Arsyad,Kamus Kimia.Bandung:Pustaka setia,2001.
Charles W.keenan,Ilmu Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga 2010.
Dedi,Riyanti, Buku
Penuntun Kimia dasar.Bandung:ITB,2006.
Endang susilowati,Theory application of chemistry.Jakarta:Bilingual,2008.
Hardjono Sastrohamidjojo,Kimia Dasar.Yogyakarta:Gadjah Mada press,2008.
Keenan,Kimia
Untuk Universitas jilid .Jakarta:Erlangga,2007.
Khopper S.M,Konsep
Dasar kimia Analitik.jakarta : Universitas
Indonesia,2003.
Lutfi,IPA
Kimia.Jakarta:Erlangga,2007.
Michael Purba,Kimia
Untuk SMA Kelas XI Semester 1.Jakarta:Erlangga,2006.
Oxtoby Gillis Nachtrieb,Prinsip-Prinsip Kimia Modern jilid
1.Jakarta:Erlangga,2006.
Prof. Dr. Sukardjo. Kimia Fisika.Jakarta:Bina Cipta,2002.
Raymond Chang,Kimia
Dasar.Jakarta:Erlangga,2004.
Ralph H. Petrucci Suminar.kiimia fisik.Bandung :Pustaka Setia,2001.
Sutarjo,penndidikan sains.Malang. PT.Nusa indah,2001.
Syukry,Kimia
Dasar 1.Bandung:ITB,2000.
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=25247.0
tanggal 7 Mei.
Http//Warrentaperoti.blogspot.com/2011/04/Titrasi-asam-basa.html
Diposkan
oleh Mita Suryani
di 23.56.
[1]
Keenan,klein felter,wood.,Kimia Untuk
Universitas( Jakarta:Erlangga,2007),h.247.
[2] Charles W.keenan,Ilmu Kimia Untuk Universitas,(Jakarta:Erlangga
2010),h. 364.
[3]
Ralph H. Petrucci Suminar.kiimia fisik(
Bandung :Pustaka Setia,2001),h.165.
[4]
Hardjono Sastrohamidjojo,Kimia Dasar,(Yogyakarta:Gadjah
Mada press,2008),h.186.
[5]
Keenan,Kimia untuk Universitas Jilid 2( Jakarta:
Erlangga,2001),h.272-273.
[6]
Oxtoby Gillis Nachtrie, Prinsip-Prinsip
Kimia Modern jilid 1( Bandung:Gramedia,2006),h.101.
[7]
Vhok dan wheleer,Kimia Dasar (
Bandung: ITB,1988),h.11.
[8]
Syukry,Kimia Dasar
1(Bandung:ITB,2000),h.51.
[10]
Oxtoby Gillis Nachtrieb,Prinsip-Prinsip
Kimia Modern jilid 1(Jakarta:Erlangga,2006),h.344.
[11]
Readon,solid solution aqueous.h.168.
[12]
Arsyad,M.Nafsir,Kamus Kimia dan istilah(Bandung:ITB,2007),h.222.
[13]
Raymond Chang,Kimia Dasar(Jakarta:Erlangga,2004),h.232.
[14]
Lutfi,IPA Kimia(Jakarta:Erlangga,2007),h.51.
[15]
Arsyad,Kamus Kimia (Bandung:Pustaka
setia,2001),h.98.
[16]
Keenan,Kimia Untuk Universitas jilid 1(Jakarta:Erlangga,2007),h.447.
[17]
Sutarjo,pendidikan sains(Malang. PT.Nusa
indah,2001),h.55-57.
[18]
Hardjono Sastrohamidjojo,Kimia Dasar(Yogyakarta:Gadjah
Mada press,2008),h.186
[19]
Prof. Dr. Sukardjo. Kimia Fisika(Jakarta:Bina
Cipta,2002),h.146.
[20] Ibid.h.30.
[21]
Oxtoby Gillis Nachtrieb,Prinsip-Prinsip
Kimia Modern jilid 1(Jakarta:Erlangga,2006),h. 176.
[22] http//kimiamagic.blokspot.com/pukul
: 15 33/tanggal 23-05-2013.
[23] Ibid,h.5.
[24]
Ibid,h.11.
[25]
Prof. Dr. Sukardjo,Kimia Dasar
(Jakarta:Bina Cipta,2002), h. 307-308.
[26]
Ibid.h.18.
[27]
Shehla,kimia dasar untuk perguruan tinggi(Bandung:ITB,2010),h.11.
[28]
Marjono,Dasar-dasar MIPA(akarta:Erlangga,20110,h.131.
[29]
Ibid.h.25.
[30]
Ibid.h.151.
[31] Dedi,Riyanti, Buku Penuntun Kimia dasar(Bandung:ITB,2006),h.109.
[32]
Raymond,Kimia Dasar(Jakarta:Erlangga,2004),h.44.
[33]
Sukarjo,Dasar-Dasar Kimia(Jakarta:Erlangga,2008),h.272.
[34]
Syukrin,Kimia Dasar 1(Jakarta:Erlangg,2008),h.153.
[35]
Keenan,dkk,prinsip-prinsip kimia modern
edisi ke empat(Bandung:Candi Emas,2006),h.193.
[36]
Oxtoby Gillis Nachtrieb,Prinsip-Prinsip
Kimia Modern jilid 1(Jakarta:Erlangga,2006), h.120.
[37]
Hardjono sastrohamidjojo, Kimia
Dasar,(Yogyakarta: Gadjah Mada press, 2008), h. 186.
[38]
Ibid.h.24.
[39]
Harold
Nathan.Kimia jilid 1(Jakarta:Bina
Cipta,2004),h.105.
[40] Ibid.h.29.
[41]
Ibid.h..30.
[42]
Haryanto dan Rumenten,Kimia(Jakarta:Pusat
Pembukuaan,2009),h.131.
[43]
Prof.Dr.Sukarjo,Kimia Koordinasi(Bandung:Candi
emas,2001),h.113.
[45]
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=25247.0
tanggal 7 Mei.
[47] Ibid,h.77.
[48]
Endang susilowati,Theory application of chemistry(
Jakarta:Bilingual,2008),h.217.
[49]
Michael Purba,Kimia Untuk SMA Kelas XI
Semester 1(Jakarta:Erlangga,2006),h.17.
[50]
Http//Warrentaperoti.blogspot.com/2011/04/Titrasi-asam-basa.html Diposkan oleh
Mita Suryani di 23.56.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar