2.2.
PEMBENTUKAN KATA
Pembentukan kata merupakan membentuk
kata turunan dari kata dasar berdasarkan system pengimbuhan yang berlaku.Sistem
pengimbuhan itu meliputi :
2.2.1. Sistem Pengimbuhan
·
Awal.
System
awalan ini meliputi meN-peN-di-ber-nya.
Contohnya
: meN-membawa.menangis
peN-pendidik,pelukis.
di-dididik,dibungkus.
Ber-berjanji,berbaring.
Nya-jauhnya,luasnya.
·
Sisipan.
Sisipan
ini meliputi er-el-em-in.
Contohnya
: er-gerigi
El-gelantung
Em-gemuruh
In-kinerja
·
Gabungan.
Gabungan
ini meliputi ber-el-an,ke-an,se-nya
Contohnya
: ber-el-an-bergelantungan
Ke-an-kesetiaan,kebersihan.
Se-nya-seandainya.
2.2.2. Sistem Pengimbuhan awalan.
peN dan meN menjadi pe
dan me jika dirangkaikan dengan kata dasar yang di dahului fonem.
Contoh : meN + yakin jadi meyakini
peN dan
meN menjadi pem dan mem jika dirangkaikan dengan kata dasar yang di dahului
fonem.
Contoh : peN/meN+pantau menjadi pemantau dan memantau.
peN dan
meN menjadi pen dan men jika dirangkaikan dengan kata dasar yang didahului
fonem.
Contoh : peN/meN+tadah menjadi penadah danmenadah.
2.2.3. Pemilihan Kata
Pemilihan kata adalah memilih kata
yang paling tepat untuk di gunakan dalam kalimat sesuai dengan maksud dan
situasinya.Ada sejumlah persyaratan yang harus diperhatikan dalam memilih
kata.Persyaratan tersebut ialah :
·
Ketepatan.
Ketepatan
disini merupakan menentukan kata yang tepat dalam mewakili suatu maksud.
Contoh
: Rumah saya jelas lebih besar dari
rumah ayah mu.
Para karyawan disini belum
mengerti tugasnya.
·
Kecermatan.
Kecermatan
maksudnya disini yaitu menentukan kata yang benar-benar diperlukan untuk
menyampaikan maksud.
Cirri-ciri
nya antara lain :
-
Menggunakan kata yang bermakna jamak secara berganda.
Contoh
: semua poho-pohon
-
Menggunakan kata yang mirip fungsi/makna secara berganda.
Contoh
: demi untuk.
-
Menggunakan kata bermakna saling secara ganda.
Contoh
: saling bermusuhan.
-
Menggunakan kata yang tidak diperlukan.
Contoh
: maksud daripada kedatangan saya
adalah…
·
Keserasian.
Yaitu memilih kata yang sesuai dengan konteks atau situasi
pemakaian,konteks,situasi.
Contoh : kelompok,rombongan,kawanan,gerombolan.
Mati,meninggal,wafat,tewas,gugur,mampus.
2.2.4. Kata Baku dan Tidak Baku.
Kata baku adalah salah satu ragam
bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah diterima dan difungsikan atau di
pakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.Adapun cirri-ciri
dari kata baku yaitu :komunikasi resmi,yakni dalam surat menyurat,surat
dinas,perundang-undangan,sebagai wacana resmi,seperti dalam laporan
resmi,karangan ilmiah,buku pelajaran.
Kata tidak baku adalah salah satu
ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi,tidak diterima dan tidak di
fungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas,tetapi dipakai oleh
masyarakat secara khusus atau biasa di katakana kata tidak baku ini bahasa yang
tidak memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
Contoh kata baku dan tidak baku :
Kata
Baku Kata
tidak Baku.
Harus sekali harum bangat
Uang duit
Cantik cakap[1].
2.3. DIKSI.
Diksi dapat diartikan sebagai
pilihan kata,gaya bahasa yang digunakan oleh penulis dalam mendeskripsikan
suatu cerita agar menghasilkan cerita yang menarik.Bukan hanya itu saja diksi
juga merupakan kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
2.3.1. Syarat-syarat diksi.
·
Makna Denotatif dan Konotatif.
-
Makna Denotatif adalah makna dalam alam wajar secara
eksplisit.Maksudnya adalah suatu pengertian yang terkandung dalam sebuah kata
secara objektif.
-
Makna Konotatif adalah makna asosiatif,yaitu makna yang timbul
sebagai akibat dari sikap social,makna konotatif selalu berubah-rubah dari
zaman ke zaman,contohnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban,sedangkan
makna denotatifnya adalah kamar kecil.
·
Makna umum dan khusus
Yaitu,dari makna yang luas sampai
makna yang sempit
·
Kata kongkrit dan kata abstrak
Kata kongkrit adalah kata yang dapat
di serap oleh panca indera,sedangkan kata abstrak adalah kata yang tidak dapat
di serap oleh panca indera[2]
·
Kata ilmiah dan kata popular
Yaitu,kata yang di ambil dari bahasa
asing seperti:
-
national =nasional
-
organication=organisasi
-
psicology =psikologi
-
music =music
v
adapun syarat-syarat seorang penulis dalam pemilihan kataaa
yaitu:
ü
pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin di sampaikan
ü
ketepatan dalam pemilihan kata dan menyampaikan gagasan.
ü
Menguasai berbagaimacam kosa kata.
v
Contoh dalam pemilihan kata
Liburan ini aku pulang ke kampong halaman ku,aku sudah rindu
sekali sama keluarga ku yang ada di bima,aku ingin segera bertemu sama mereka.
Liburan semester ini,aku berencana untuk pulang kampong dan
melepas rindu yang sudah lama menemani diri ini
saat ku jauh dari mereka.
Dari kedua paragraph di atas memiliki
makna yang sama,tetapi dalam [pemilihan kata pada paragraf kedua lebih menarik
bagi pembaca karena menggunakan kata yang tidak membuat pembaca merasa bosan
v
Diksi terdiri dari 8 elemen,yaitu:
1.
Fonem
2.
Silabel
3.
Konjungsi
4.
Hubungan
5.
Kata benda
6.
Kata kerja
7.
Infleksi
8.
Uterans
v
Fungsi diksi
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
Menciptakan komunikasi yang baik dan benar
Menciptakan suasana yang tepat
Mencegah perbedaan penafsiran
Mencegah salah pemahaman
Menefektifkan pencapaian target komunikasi
v
Cirri-ciri diksi
Adapun cirri-ciri diksi yang dapat
kita ketahui yaitu:
·
Diksi menggunakan lafal
·
Diksi mennggunakan tekanan
·
Diksi menggunakan intonasi yang sesuai
·
Menentukan pilihan kata
·
Meggunakan bentuk kata dan ungkapan yang tepat dalam kalimat[3]
2.5 KALIMAT
EFEKTIF
Membuat sebuah kalimat dikatakan
efektif tidak mudah. Satu kalimat harus mampu di pahami atau di mengerti oleh
pembaca maupun pendengar. Tidak hanya di mengerti,namun perlu di memperhatikan
kaidah-kaidah atau tata bahasa yang belaku. Kalimat efektif harus menjamin bagi
pembaca mengerti maupun memaknai kandungan kalimat yang ada,tanpa membingungkan,menimbulkan
tafsiran ganda mauun informasi yang kurang tepat. Intinya kalimat efektif
adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar
atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.[4]
Keefektifan suatu kalimat dapat di
tentukan oleh beberapa hal,yaitu: kontaminasi,pleonasme,ambiguitas,tidak jelas
unsu subjeknya,kemubajiran kata dan preposisi dan kesalahan logika (logis).
Artinya kalimat di katakana efektif jika,katanya termasuk cara penulisan dan
pemilihan kata efesien dalam penggunaan kata,tidak imbigu,serta logis.
Persoalan penting yang tidak boleh
di lupakan,selain apa yang telah di uraikan diatas adalah bagaimana membuat
kalimat yang efetif. Dalam pembuatan kalimat efektif,ada beberapa hal yang
harus di perhatikan,yaitu :
§
Kalimat harus jelas,tidak perlu panjang kalau memang ide hanya
cukup di ungkapkan dengan kalimat pendek.
§
Usahakan kalimat yang di
hasilkan tidak membingungkan (ambigu)
§
Pilihan kata harus tepat sesuai dengan acuannya. Misalnya kita
tau sifat ular merayap,maka kita harus mengatakan ular merayap di
semak-semak,bukan ular berlari ke semak-semak. Jadi,kata-kata yang di gunakan
harus sesuai dengan sifat,pelaku,atau keadaan acuan.
§
Pilihan kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi.
§
Hindarilah penggunaan kata-kata yang berlebihan.
§
Kalimat yang kita hasilkan harus masuk akal.
§
Perhatikan penggunaan EYD.
v
Perbedaan kalimat efektif dan kalimat tidak efektif.
Ø
Kalimat efektif
-
Mereka melebarkan jalan.
-
Mereka memperlebar jalan.
-
Banyak buku yang terbakkar
-
Buku-buku terbakar.
-
Pencuri berhasil melarikan diri.
-
Ardi lebih rajin dari pada ali.
-
Rapat iitu memutuskan beberapa hal.
Ø
Kalimat tidak efektif
-
Mereka sedang memperlebarkan jalan.
-
Banyak buku-buku terbakar.
-
Pencuri berhasil di tangkap polisi.
-
Ardi lebuh rajin dari Ali.
-
Dalam rapat itu memutuskan beberapa hal.[5]
Kalimat
efektif dapat di artikan sebagai kalimat yang benar atau baku,yakni kalimat
yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran,dan perasaan dengan tepat di tinjau
dari segi stuktur,diksi dan logika. Dengan kata lain,kalimat efektif selalu di
terima secara tata bahasa maupun makna.
[1]Ernawaty
Warida,Kata Baku dan Tidak Baku(Jakarta:Kawanpustaka,2008),h.1-5.
[2]
Keraf goris,diksi dan gaya bahasa(Jakarta:gramedia,1985),h.1-3
[3]
Meliono Anton M,diksi atau pilihan kata(Jakarta:bharata,1987),h.7
[4]Susilo
mansurudin, Bahasa Indonesia (malang : UIN-Maliki press,2010),h.111
[5]
Syaiful Musaddad, Aplikasi Bahasa
Indonesia (Yogyakarta:mataram university press,2006),h.25-26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar